Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Semua Perkara adalah Baik

Entah mengapa, akhir-akhir ini tubuhku tak bisa banyak berkompromi. Masih berkeinginan melakukan banyak hal, namun ternyata tubuh tidak kuat dan akhirnya sakit. Maka sangat benar hadits yang memerintahkan untuk memanfaatkan 5 perkara sebelum 5 perkara, yakni salah satunya memanfaatkan waktu sehat sebelum sakitmu. Karena sungguh, sakit di satu bagian tubuh, akan menimbulkan sakit di seluruh bagiannya. Maka, menjaga kesehatan tubuh ialah salah satu cara kita bersyukur. Bagi seorang mukmin, sakit ialah kondisi yang baik, yang Allah janjikan ampunan dosa karenanya. Bahwasanya suhu tubuh yang semakin meningkat ialah anugerah untuk mengurangi panasnya api neraka. Karenanya, seorang mukmin akan banyak bermuhasabah. Bisa jadi sakit yang dideritanya tersebab dosa yang telah diperbuatnya. Bisa jadi sakit yang ditimpakan oleh-Nya adalah pengingat untuk lebih mendekat kepada-Nya, merenungi segala salah dan nista. Bisa jadi, sakit ialah tanda bahwa kita hanyalah makhluk yang lemah dan tak berday...

Dimanapun Berada, Tetaplah Menjadi Bermanfaat Sesuai Kapasitasmu

           Ini tentang pertengkaran hati, bagaimana menemukan jati diri menjadi sebaik-baik pribadi. Dulu, dalam benak saya selalu terpikir prestasi, prestasi, dan prestasi. Setelah berprestasi, saya pun mendapat apa yang saya ingini, menjadi mahasiswa berprestasi, diundang sebagai pemateri, dsb. Senang bukan main karena disini ialah wadah untuk mengembangkan diri dan bermanfaat untuk orang lain. Namun sekali lagi, ini tentang pertengkaran hati. Hati kecil tak mudah dibohongi. Pujian karenanya yang datang bertubi-tubi, membuatku lebih sulit lagi mengondisikan hati untuk tak berbangga diri. Aku mengakuinya. Bagiku, pujian ibarat neraka, yang terkadang diri ini menjadi salah niat karenanya. Astaghfirullah. Disinilah kita harus berkali-kali memperbarui niat dan menata hati. Sekali lagi, yang salah bukan prestasinya, namun hatinya. Mengondisikan hati, meluruskan niat ialah hal tersulit. Menjadi berprestasi ialah sangat membanggakan, namun disana ada...

Jangan Salahkan Introvert

Siapa yang biasanya suka menutup pintu kamar kos dan fokus mengerjakan tugas di dalam kamar? Siapa yang biasanya suka heboh di chatting atau di story, namun waktu ketemu langsung sangat krik-krik? Siapa yang biasanya enggan sekali keluar kamar walau hanya beli makan dan akhirnya hanya bikin mie? Siapa yang biasanya suka memendam perasaan dan akhirnya hanya diam seolah tak ada apa-apa? Siapa yang biasanya tak bisa berkata tidak dan akhirnya menurut saja? Siapa yang biasanya suka nulis dengan bahasa puitis? Hayo, siapa yang merasa sering melakukan hal itu? Kalian pernah, ya? Hehe.             Yaps, yang saya sebutkan di atas ialah beberapa ciri orang introvert, seperti yang sering saya lakukan hihi. Orang introvet tiba-tiba diam, namun juga bisa sangat ramai dengan orang yang sudah dekat dengannya. Orang introvert kadang dikira marah, disebut-sebut sosok misterius karena sikapnya yang seperti itu. Orang introvert kadang disebut eg...

MUSLIM ZAMAN NOW, DAKWAH EVERY WHERE, EVERY TIME

Kids Zaman Now Belakangan ini, muncul istilah yang cukup populer di media sosial, seperti kids zaman now, generasi micin , hingga istilah muslim zaman now. Munculnya berbagai istilah tersebut tentunya tidak terlepas oleh kemajuan zaman, terutama teknologi. Sebagaimana yang ditulis oleh (Bedisa, 2017) bahwa saat ini kita telah memasuki era kemajuan teknologi yang sangat pesat atau sering dikenal dengan istilah era milenial. Perkembangan teknologi pada era milenial membawa dampak yang sangat besar untuk generasi yang hidup di dalamnya. Terdapat perubahan yang tajam pada era ini, mulai dari agama, ideologi dan partisipasi politik, nilai sosial, pendidikan, pekerjaan, kewirausahaan, teknologi, dan gaya hidup (Ali, 2017). Maka tidak heran, jika sekarang muncul istilah tersebut untuk menggambarkan generasi yang hidup di zaman ini. Kids zaman now yang hidup pada generasi milenial ini diidentikkan dengan suatu hal yang negatif, yaitu anak zaman sekarang yang punya kelakuan hingga membua...

Literasi untuk Sejuta Prestasi

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bismillahirrahmanirrahim. Puji syukur atas segala nikmat sehat dan waktu luang yang telah Dia anugerahkan, semoga terus bisa kita gunakan dalam kebermanfaatan. Alhamdulillah, pada malam ini kita dikumpulkan dalam satu grup WA, untuk sama-sama belajar, sama-sama mencari ilmu untuk mendapatkan pemahaman. Disini saya bukanlah yang paling hebat, karena saya yakin disini banyak yang lebih hebat, banyak yang lebih berpengalaman daripada saya, hanya saja kali ini saya diberikan kesempatan untuk sedikit berbagi pengetahuan dan pengalaman. Terimakasih Tim Omah Kincir yang sudah bersedia mengundang saya hehe. Langsung saja, sebentar lagi kita akan memulai OK Inspiratif Talks #1 yang bertajuk “Literasi untuk Sejuta Prestasi”. Sahabat Omah Kincir, apasih literasi itu? Literasi secara bahasa berasal dari Bahasa Latin  literatus , yang artinya sedang belajar. Berdasarkan beberapa referensi yang saya baca, literasi dapat diartikan sebag...

MEDIA SOSIAL BIKIN BAPER?

Seiring dengan kemajuan zaman, perkembangan media sosial pun semakin pesat. Fasilitas yang ditawarkan semakin beragam, mulai dari chatting, upload foto dan video, hingga dokumen. Bahkan, saat ini juga dilengkapi lagi dengan fasilitas story atau sering dikenal dengan update status, yang otomatis akan hilang dalam kurun waktu 1 x 24 jam. Tak dapat dipungkiri, semakin berkembangnya media sosial menjadikan penggunanya memiliki kebebasan untuk berekspresi, terutama melalui fasilitas story. Setiap pengguna bebas mengupload apapun yang dikehendakinya. Sedih, bahagia, haru, maupun tangis bebas diekspresikan melalui fasilitas emoticon yang disediakan. Segala aktivitas keseharian, pencapaian yang telah diraih, informasi kegiatan, kalimat tausiyah, maupun kalimat untuk mengode si dia juga bebas diekpresikan wkwk. Adanya kebebasan ini, ternyata juga bisa memunculkan permasalahan baru, yaitu kebaperan bagi orang yang melihat story tersebut. Baca kalimat di story si A, eh si B menebak-nebak dan...