Kids Zaman Now
Belakangan ini, muncul
istilah yang cukup populer di media sosial, seperti kids zaman now, generasi micin,
hingga istilah muslim zaman now. Munculnya
berbagai istilah tersebut tentunya tidak terlepas oleh kemajuan zaman, terutama
teknologi. Sebagaimana yang ditulis oleh (Bedisa, 2017) bahwa saat ini kita
telah memasuki era kemajuan teknologi yang sangat pesat atau sering dikenal
dengan istilah era milenial. Perkembangan teknologi pada era milenial membawa
dampak yang sangat besar untuk generasi yang hidup di dalamnya. Terdapat
perubahan yang tajam pada era ini, mulai dari agama, ideologi dan partisipasi
politik, nilai sosial, pendidikan, pekerjaan, kewirausahaan, teknologi, dan
gaya hidup (Ali, 2017). Maka
tidak heran, jika sekarang muncul istilah tersebut untuk menggambarkan generasi
yang hidup di zaman ini.
Kids
zaman now yang hidup pada generasi milenial ini diidentikkan
dengan suatu hal yang negatif, yaitu anak zaman sekarang yang punya kelakuan
hingga membuat geleng-geleng kepala. Terdapat perubahan
gaya hidup kids zaman now sebagai bukti merosotnya karakter generasi milenial
antara lain sebagai berikut.
1.
Ketergantungan
pada smartphone
Pada
saat ini smartphone menjadi piranti
yang didambakan oleh setiap orang. Tak hanya orang dewasa, namun smartphone sudah tak asing lagi di
kalangan anak-anak usia sekolah. Penggunaan smartphone
juga berpengaruh pada intensitas interaksi sosial. Smartphone akan meningkatkan ruang individual manusia karena telah
memperoleh informasi melalui media komunikasi yang canggih tanpa harus bertatap
muka. Penggunaan smartphone yang
terlalu berlebihan juga akan menimbulkan kecanduan.
2. Pergeseran
nilai sosial
Kids
zaman now mulai mengalami
pergeseran nilai sosial. Hal ini dikarenakan karena kemudahan akses informasi
melalui media, sehingga wawasan dari seluruh dunia bisa didapatkan dengan
cepat. Pada akhirnya, akan menyebabkan pergeseran nilai sosial masyarakat. Ciri
masyarakat Indonesia yang terkenal santun, halus, dan menghargai orang lain
bergeser menjadi pribadi yang memiliki pola hidup bebas dan cenderung berbuat
sesukanya dan kurang sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, termasuk
kepada orang yang lebih tua.
3. Hilangnya
kesesimbangan moral
Moral kids
zaman now semakin merosot,
terbukti dengan semakin meningkatnya aksi kriminalitas, mulai dari pencurian
hingga pemerkosaan. Hal ini juga disebabkan karena kemudahan akses teknologi,
termasuk situs yang menampilkan gambar atau video yang senonoh. Hal inilah yang
menyebabkan merosotnya moral masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, yang
pada dasarnya masih labil dan dalam masa pencarian jati dirinya.
4. Sering
percaya pada berita hoax
Kids
zaman now dapat dikatakan
sebagai generasi yang mudah diadu domba, mudah percaya pada omongan orang lain,
tanpa menelusuri asal muasalnya terlebih dahulu. Bisa jadi informasi yang
didapatkan dari media sosial adalah berita hoax,
namun berita tersebut dengan mudahnya dapat segera menyebar ke seluruh
lapisan masyarakat. Selain itu, kids
zaman now juga suka membuat ulah,
membuat lelucon, dan meme yang tidak
bermanfaat untuk membuat orang lain tertawa.
5. Krisis
Karakter
Kids
zaman now juga bisa dikatakan
tengah mengalami krisis karakter. Mereka memiliki tokoh idola, namun sejatinya
hal itu merupakan bentuk pelarian karena mereka tidak menemukan sosok lain yang
pantas diidolakan. Sangat disayangkan, apabila tokoh yang diidolakannya
memiliki karakter yang buruk. Adanya fenomena ini berawal dari interaksi di
sosial media yang tanpa batas, sehingga seseorang memiliki kebebasan memilih
tokoh yang akan dijadikan idolanya.
Al-Quran dan As-Sunnah Berbicara Tentang
Dakwah
Kandungan
ajaran Al-Quran yang memerintahkan manusia untuk melakukan perubahan
menunjukkan pentingnya menumbuhkan ghirah dakwah
jika ingin mengubah suatu keadaan. Kiranya sangat banyak faedahnya apabila
ajaran tersebut mampu diaktualisasikan umat Islam untuk menciptakan perubahan
besar dalam kehidupan. Banyak ayat yang secara jelas menyinggung persoalan
tersebut dan dijadikan motivasi berdakwah, diantaranya adalah
QS. Ar-Ra’d:11.
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. Ar-Ra’d:11).
Menurut tafsir
Jalalayn, Dia tidak mencabut dari mereka nikmat-Nya (sehingga mereka mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri) dari keadaan yang baik dengan
melakukan perbuatan durhaka. Menurut tafsir Quraish Shihab, Allah tidak akan
mengubah nasib suatu bangsa dari susah menjadi bahagia, atau dari kuat menjadi
lemah, sebelum mereka sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka sesuai
dengan keadaan yang akan mereka jalani.
QS. Ali Imron: 110 juga
menjelaskan mengenai cara berdakwah, yaitu melalui amar ma’ruf nahi munkar.
Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
mungkar dan beriman kepada Tuhan” (QS. Al Imran: 110).
Pada
tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Abu Hurairah r.a. mengatakan, makna yang
dimaksud ialah sebaik-baik manusia untuk umat manusia, kalian datang membawa
mereka dalam keadaan terbelenggu pada lehernya dengan rantai, selanjutnya
mereka masuk Islam. Hal yang sama dikatakan pula oleh Ibnu Abbas, Mujahid,
Atiyyah Al-Aufi, Ikrimah, Ata, dan Ar-Rabi' ibnu Anas, yaitu umat yang terbaik
yang dilahirkan untuk umat manusia adalah manusia yang paling bermanfaat bagi
sesama manusia.
Senada
dengan ayat tersebut, terdapat hadits dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu
‘anhu dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda, ‘Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran,
hendaklah dia mengubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu maka hendaknya
dengan lisannya. Dan apabila tidak mampu lagi maka dengan hatinya, sesungguhnya
itulah selemah-lemah iman” (HR. Muslim).
Hadits
itu menunjukkan pentingnya melakukan nahi
munkar (mencegah kemungkaran). Hadits ini bermakna barangsiapa yang
mengetahui adanya kemungkaran, baik lewat mata kepala sendiri maupun cerita
dari orang lain, maka diperintahkan untuk mengubahnya. Terdapat 3 tingkatan
dalam mengubah kemungkaran, yaitu:
1. Mengubah dengan
tangan
Perintah ini merupakan perintah untuk mengubah keadaan
melalui tangan berupa kekuasaan, biasanya kekuasaan politik.
2. Mengubah dengan
lisan
Apabila
tidak mampu mengubah dengan tangan atau tidak memiliki kekuasaan, maka kita
diperintahkan untuk mengubah melalui lisan, yaitu dengan cara menasehati.
3. Mengubah dengan hati
Apabila tidak mampu mengubah dengan tangan maupun lisan,
maka kita diperintahkan mengubah melalui hati. Namun, inilah selemah-lemahnya
iman.
Kajian Al-Quran dan As-Sunnah di atas sangat penting
untuk dijadikan pondasi dalam berdakwah. Namun, menjadi seorang pendakwah bukan
hanya berbicara tentang kemauan, namun juga harus memantaskan diri, seperti
terdapat pada QS. Al-Baqarah: 44 sebagai berikut.
Artinya: “Mengapa kalian suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan
kalian melupakan diri kalian sendiri, padahal kalian membaca Al-Kitab (Taurat)?
Maka tidakkah kalian berpikir?” (QS. Al-Baqarah: 44).
Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa
untuk mengubah suatu keadaan harus dimulai dari sendiri. Ketika kita menyuruh
kepada orang lain untuk melakukan kebaikan, tentunya kita harus melakukannya
terlebih dahulu. Sebuah dosa apabila mengajari orang tentang suatu hal
padahal kita sendiri tak mengamalkanya. Bahkan,
Allah mengancam dalam QS. As-Shaf: 3.
Artinya: “Sangatlah
besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu
kerjakan” (QS As-Shaf : 3).
Dakwah Muslim Zaman Now
Muslim
zaman now hadir untuk memperbaiki kondisi umat, khususnya moral
dan akhlak kids zaman now yang masih
sangat perlu dibangun. Beragamnya media sosial pada saat ini sangat memberikan
kemudahan bagi muslim zaman now untuk
berdakwah amar ma’ruf nahi munkar. Segala
kemajuan teknologi yang ada, sebisa mungkin harus dimanfaatkan karena memang generasi
saat ini tidak dapat disamakan dengan generasi pada zaman dahulu. Beberapa cara
dakwah yang bisa dilakukan oleh muslim
zaman now adalah sebagai berikut.
1. Memanfaatkan
media sosial seperti Instagram untuk
memposting desain grafis dan video
bermuatan dakwah.
2. Memanfaatkan
WhatsApp dan Line untuk memposting tausiyah online, memfasilitasi grup latihan
membaca al-Quran, grup diskusi Islami, dan grup laporan mengaji, serta bisa
digunakan untuk menginfokan berita kajian.
3. Memanfaatkan
Blog dan Web untuk memposting tulisan berisi dakwah.
4. Membuat
desain kaos berisi dakwah dengan kalimat singkat.
Muslim
zaman now ialah generasi yang tiada lelah berdakwah dan membawa
perubahan peradaban menuju generasi Islam yang kaffah. Muslim zaman now berdakwah
dengan ramah, menumpas berita hoax, dan
berkomitmen untuk menyampaikan ayat kebaikan. Dakwah dapat dilakukan every where, every time dengan tetap
memperhatikan etika dan esensi dakwah itu sendiri. Kemudahan penggunaan media
sosial apabila dimanfaatkan dengan baik akan memberikan dampak yang begitu
besar. Itulah cara muslim zaman now memberikan
kebermanfaatan untuk umat dan memperbaiki generasi yang akan datang,
memperbaiki moral dan akhlak kids zaman
now, sehingga dampak dakwah dapat dirasakan ke seluruh lapisan umat.
DAFTAR RUJUKAN
Ali, Hasanuddin. 2017. Generasi Millenial Indonesia: Tantangan dan
Peluang Pemuda Indonesia. (Online, http://alvara-strategic.com/generasi-millennial-indonesia-tantangan-dan-peluang-pemuda-indonesia/),
diakses 17 April 2018.
Bedisa, Intan. 2017. Tantangan dan Peran Pemuda di Era Generasi
Millenials. (Online, http://serikatnews.com/tantangan-dan-peran-pemuda-di-era-generasi-millennials/),
diakses 17 April 2018.
http://www.alquranpedia.org/2018/03/tafsir-ibnu-katsir-ali-imran-ayat-110-112.html
https://tafsirq.com/13-ar-rad/ayat-11#tafsir-jalalayn
https://tafsirq.com/13-ar-rad/ayat-11#tafsir-quraish-shihab
Komentar
Posting Komentar