Langsung ke konten utama

Makananmu, Kesehatanmu

By: Eka Imbia

Beberapa bulan yang lalu, salah satu keluarga dekat saya masuk rumah sakit dengan diagnosis diabetes dan hipertensi. Keluarga saya yang lain baru saja mengeluh sakit perut yang hebat, ternyata karena usus buntu. Salah satu keluarga besar juga ada yang baru masuk rumah sakit karena tiba-tiba stroke.

Saya juga membaca data dari Hello Sehat (2023), beberapa penyakit yang menjadi penyebab kematian terbesar ialah hipertensi, diabetes, dan stroke.

Saya teringat pesan salah satu dosen saya di jurusan Biologi. Sewaktu saya menempuh mata kuliah Biologi Seluler, beliau sering menjelaskan dan menekankan bahwa salah satu penyebab penyakit pada zaman ini adalah makanan.

Munculnya Beragam Bisnis Kuliner

Bisa kita saksikan, saat ini banyak sekali bermunculan bisnis-bisnis baru di bidang Food and Beverages (FnB). Banyak kafe-kafe hits yang mulai berdiri, dengan menu makanan yang variatif. Nama-nama makanan dan minumannya juga unik-unik supaya menarik para konsumen. Sekarang sangat mudah bagi kita mencari makanan di luar, karena banyak sekali kafe yang menyediakan. Di satu sisi, hal ini memudahkan bagi kita yang mageran buat memasak, tinggal beli, lalu makan. Atau bahkan tinggal pesan lewat aplikasi, tinggal makan.

Namun sayangnya, di tengah banyaknya kuliner yang ada di sekitar kita, saya masih kesusahan untuk mencari makanan yang sehat. Dari segi rasa, tampilan, harga mungkin masih bisa diterima. Namun, dari segi kesehatan, berbagai jenis makanan yang ditawarkan masih belum bisa dijamin dapat menyehatkan tubuh.

Saya tidak berniat memojokkan sebuah kafe A, B, maupun C. Namun saya hanya mengutarakan kegelisahan saya yang kesusahan mencari makanan sehat apabila sedang berada di luar rumah. Menurut telemed.ihc.id makanan sehat ialah makanan yang memiliki gizi seimbang dari karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan lemak. Lebih diperinci lagi, makanan yang sehat tidak mengandung gula dan garam yang berlebih.

Saya menilai berbagai makanan yang ditawarkan di berbagai kafe maupun restoran masih lebih mengutamakan rasa yang disukai konsumen dibandingkan bagaimana efeknya terhadap kesehatan. Sebagai contoh, minuman manis yang dijual di kafe pastilah banyak mengandung gula tambahan. Baik itu jus buah, kopi, teh, atau apapun banyak memakai gula tambahan. Jajajan maupun makanan berat pun juga demikian, menggunakan bahan aditif tambahan. Sodium juga pasti ditambahkan sebagai penyelamat rasa. Saus buatan pabrik, kecap, dan berbagai bahan ultraposes juga masih banyak digunakan.

Beberapa penyebab di atas yang menyebabkan saya berpikir ulang jika harus membeli makan di luar. Sempat terpikir, kapan ya di sekitar saya ada kuliner yang benar-benar memperhatikan komposisinya untuk kesehatan konsumennya?

Kuliner Sehat

Saya masih berharap di sekitar saya ada kuliner yang concern untuk kesehatan konsumennya. Harapannya, ketika saya membeli makanan dari kafe tersebut, saya tidak lagi kepikiran apakah makanan yang saya makan tadi bisa menyebabkan penyakit.

Tidak perlu membongkar bisnis kuliner yang ada dari awal. Salah satu opsi yang bisa ditambahkan bagi konsumen yang menginginkan makanan yang sehat yaitu dengan meningkatkan harganya, dengan prinsip value naik, harga naik.

Sebagai contoh, untuk menu jus buah yang biasanya membutuhkan sepotong buah segar dan gula tambahan untuk satu gelasnya bisa diganti 2 potong buah namun tidak menggunakan gula tambahan. Lalu untuk stik kentang yang biasa digoreng dengan minyak kelapa sawit, bisa digoreng menggunakan VCO. Untuk mie yang biasanya diberi micin dan saos tomat pabrikan bisa diganti dengan pemberian garam saja dan saus Toman homemade tanpa micin.

Beberapa contoh di atas mungkin bisa menjadi pertimbangan untuk menjadikan bisnis kuliner yang lebih sehat. Saya kira, jika ada jaminan makanan ini sehat untuk tubuh para konsumen, mereka juga tidak keberatan jika ada tambahan pembayaran.

Akhirnya, jika semakin banyak kuliner di luar yang memperhatikan aspek kesehatan, para konsumen juga lebih tenang jika harus membeli makanan di luar. Bukan hanya mengutamakan aspek rasa, namun juga aspek kesehatan. Harapannya bisa mendukung para konsumen lebih hidup sehat dimulai dari makanan yang ia konsumsi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya Jawab Tentang Kepenulisan

1.     Bagaimana cara untuk mulai menulis ? Apabila ditanya cara untuk memulai menulis, tentunya ini bukanlah hal yang terlalu teoritis. Setiap penulis punya cara tersendiri untuk memulai menulis dan mungkin cara mereka juga berbeda-beda. Ada yang memulai dengan menuliskan idenya di kertas dan membuat kerangkanya, ada yang langsung mengetik di komputer, ada yang mencari target lomba menulis terlebih dahulu, ada pula yang mempunyai banyak ide, namun susah menuliskannya sebelum berdiskusi. Nah, saya juga punya tips sendiri untuk memulai menulis. Inilah cara yang kerap kali saya terapkan ketika memulai menulis. a. Menuliskan target Menurut pengalaman saya, inilah cara yang paling ampuh untuk memulai menulis, terutama untuk penulis pemula. Dengan menuliskan target, maka secara tidak langsung akan memaksa dan membiasakan diri kita untuk menulis. Saya biasanya menulis target menulis terdekat di buku khusus untuk beberapa bulan ke depan. Apa yang saya tulis ialah da...

Profil Singkat Eka Imbia Agus Diartika untuk FIM 21

Kolaborasi tentunya menjadi hal mutlak agar kita dapat berkembang. Menjadi bagian dari Forum Indonesia Muda (FIM) ialah mimpi saya sejak 2 tahun yang lalu, 2017. Pada tahun tersebut, saya sudah mendaftarkan diri pada FIM 19, namun sayangnya, saat itu masih terhalang jarak karena saya masih berada di Malaysia dalam program PPL Internasional. Tahun ini, saya kembali membulatkan tekad untuk bisa menjadi bagian dari keluarga FIM. Untuk menjadi bagian dari FIM, tentunya dibutuhkan persiapan yang sangat matang. Di balik kegagalan saya untuk menjadi bagian dari FIM tahun 2017, saya percaya bahwa saya masih diberikan kesempatan untuk terus menggali potensi yang saya miliki dan terus memperbaiki diri, sehingga untuk FIM 21 ini saya memilih jalur Young Expert. Terlahir di sebuah kabupaten kecil di Jawa Timur, yaitu Trenggalek, menjadikan saya terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Sejak kecil, kedua orangtua saya selalu menanamkan arti perjuangan. Ayah selalu membiasakan saya untuk bekerja ke...

KERJAKAN SESUATU YANG BERMANFAAT

Bismillah. Sahabat, marilah sejenak mengingat-ingat segala hal yang telah kita lakukan hari ini. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Kita semua tahu, waktu yang telah berlalu tak akan mungkin bisa kembali. Tak mungkin bisa berulang. Dan apapun yang telah kita lakukan, semua pasti diawasi oleh-Nya. Tiada lekang oleh penilaian-Nya, dan semuanya pasti akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Lalu, hal apakah yang telah kita perbuat hari ini? Apakah hal yang penuh kebermanfaatan ataukah sebaliknya? Apakah di sela waktu tersebut selalu terselip nama-Nya dalam dzikir kita? Apakah telah terbaca merdu kalam-Nya pada setiap waktu yang dianugerahkan-Nya? Apakah kita telah meninggalkan hal yang tak bermanfaat untuk setiap detiknya? Marilah kita bersama bermuhasabah. Atas setiap detik waktu yang diberi. Atas setiap degup jantung yang berdetak. Atas setiap nafas yang berhembus. Karena semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya. Marilah kita manfaatkan segala kesempatan yang ad...