1.
Bagaimana
cara untuk mulai menulis ?
Apabila
ditanya cara untuk memulai
menulis, tentunya ini bukanlah hal yang terlalu teoritis. Setiap penulis punya
cara tersendiri untuk
memulai menulis dan mungkin cara mereka juga berbeda-beda. Ada yang memulai
dengan menuliskan idenya di kertas dan membuat kerangkanya, ada yang langsung
mengetik di komputer, ada yang mencari target lomba menulis terlebih dahulu,
ada pula yang mempunyai banyak ide, namun susah menuliskannya sebelum
berdiskusi.
Nah,
saya juga punya tips sendiri untuk memulai menulis. Inilah cara yang kerap kali
saya terapkan ketika memulai menulis.
a. Menuliskan target
Menurut
pengalaman saya, inilah cara yang paling ampuh untuk memulai menulis, terutama
untuk penulis pemula. Dengan menuliskan target, maka secara tidak langsung akan
memaksa dan membiasakan diri kita untuk menulis. Saya biasanya menulis target
menulis terdekat di buku khusus untuk beberapa bulan ke depan. Apa yang saya tulis ialah daftar lomba yang benar-benar
ingin saya ikuti beserta tanggal deadlinenya, bukan hanya list lombanya saja.
Dengan demikian, saya selalu teringat jika harus menyelesaikan target tersebut
tepat waktu. Selain itu, kita juga harus selalu aktif mencari info lomba
menulis, khususnya karya tulis ilmiah. Kini kita sudah dimudahkan dengan adanya
media sosial yang mengekpose beragam info lomba. Maka, bukan menjadi alasan
lagi jika kita mengeluh dan kesusahan dalam mencari info lomba.
b. Mencari tim
Mencari
tim ialah yang seringkali kita abaikan, padahal poin ini merupakan poin penting
dalam memulai menulis. Seringkali saya sampaikan ketika mengisi pelatihan karya
tulis, bahwa kita tidak bisa bekerja sendirian, karena sendiri itu berat,
termasuk dalam hal menulis. Jangan malu
untuk mencari teman dalam menulis. Maka, inilah saatnya
kita mencari tim yang solid, yang memberikan kenyamanan ketika bekerja, yang
bisa memahami dan saling menguatkan,
bisa bekerja dengan cepat dan tanggap, serta sesuai dengan bidang lomba yang
akan kita ikuti. Tim ialah penentu keberhasilan dalam lomba karya tulis ilmiah.
Apabila kita mengerjakan karya tulis secara sendiri, sangat mungkin kita
kehabisan ide di tengah jalan, sangat mungkin kita terserang virus malas di
saat mengerjakan, dan berujung pada tidak selesainya karya tulis tersebut, kecuali jika memang lomba menulis individu.
Maka, kerja tim ialah saling melengkapi dan saling memotivasi. Apabila salah
satu anggota dari tim tersebut ahli dalam hal ide, maka yang lainnya dapat
melengkapi dalam hal penulisan, pembuatan desain, dan persiapan presentasinya.
Karena sejatinya, setiap diri kita tiada pernah sempurna, maka bekerja dalam
tim ialah salah satu cara menuju kesempurnaan.
c. Membayar biaya pendaftaran
Membayar
biaya pendaftaran terlebih dahulu bisa menjadi tips untuk memulai menulis.
Sebelum mengikuti lomba, terkadang kami membayar biaya pendaftaran terlebih
dahulu, sehingga juga dapat memaksa kita untuk menulis. Kalau sudah membayar
biaya pendaftaran, mau tidak mau kita harus mengirimkan karya kita. Dengan
demikian, kita dituntut untuk terus menulis.
d. Baca, baca, baca
Tips
yang saya sebutkan sebelumnya mungkin hanyalah teknis semata. Nah, selanjutnya
saya akan menjelaskan tips yang
penting untuk dilakukan sebelum menulis, yaitu membaca. Bahkan ada yang
mengatakan kita harus membaca 3 kali dulu, sebelum akhirnya kita bisa
menuliskan 1 karya. Jadi intinya disini, kita dianjurkan untuk lebih banyak
membaca sebelum memulai menulis, khususnya membaca segala informasi yang
berkaitan dengan tulisan kita. Nah, disinilah diperlukan sebuah kesabaran dan keistiqamahan.
Seperti kata Imam Syafi’i, “Jika kau tak
tahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan”.
Nah, jika kita ingin ahli menulis, maka kita harus sabar dalam belajar dan
terus memperbanyak ilmu kita dengan membaca, sehingga tulisan kita juga tidak
asal-asalan dan menjadi tulisan yang berkualitas.
e. Segera tulis
ide
Setelah kita banyak membaca, biasanya
kita akan segera terinspirasi, sehingga akan muncul banyak ide yang akan kita
tulis. Namun, tak jarang juga, kita juga kebingungan lagi, apakah ide tersebut
layak untuk ditulis atau tidak. Jika masalahnya seperti ini, disini juga sangat
disarankan untuk berdiskusi dengan tim, dosen, ataupun teman yang bisa dimintai
masukan tentang karya tulis kita. Dengan demikian, ide kita akan semakin
terarah. Apabila ide itu sudah mantap, langsung saja tulis ide tersebut. Seperti kata Imam Syafi’i, “Ilmu
bagaikan hewan buruan, dan tulisan/pena adalah ibarat tali pengikatnya”, maka segera tulis ide tersebut, karena bisa jadi ide yang sudah mantap
tersebut akan hilang lagi. Jadi, bisa disiapkan kertas dan pulpen ketika akan
keluar rumah, atau juga bisa ditulis
di kertas, laptop, maupun smartphone.
f. Buatlah kerangka
Setelah ide sudah mantap, maka hal
yang harus kita lakukan selanjutnya ialah membuat kerangka, yang berisi inti dari
karya tulis yang hendak kita tulis. Kerangka karya tulis bisa dirinci lagi,
yaitu untuk bagian pendahuluan, kajian pustaka, dan bagian pembahasan. Saya
biasanya menuliskan intinya secara singkat, sehingga nanti akan lebih mudah
dalam mengembangkannya dalam bentuk
tulisan.
g. Mengembangkan
tulisan
Setelah
kerangka sudah jadi, selanjutnya adalah mengembangkan tulisan. Jika memang
targetnya untuk diikutkan sebuah perlombaan, maka yang pertama kali harus kita
lakukan ialah mencari tahu pedoman penulisan yang dari penyelenggara lomba.
Pengembangan tulisan harus disesuaikan dengan pedoman tersebut. Selanjutnya,
kita juga harus mengembangkan dan
melengkapi karya tulis kita dengan berbagai referensi yang ada supaya data
dalam tulisan kita juga lebih kuat. Kita juga harus mencantumkan rujukan yang
telah kita ambil supaya tidak masuk dalam ranah plagiasi.
h. Minta
dikoreksi
Sebagai
penulis pemula, jangan sungkan dalam meminta bantuan orang yang lebih hebat dan
berpengalaman untuk mengoreksi dan mereview
tulisan kita. Dengan demikian, tulisan kita akan semakin berkualitas dan
kita akan semakin yakin dengan tulisan yang telah kita buat.
i. Submit ke lomba
Nah,
hal yang penting lagi jangan takut mencoba. Dalam hal ini jangan takut
untuk mengirimkan tulisan kita ke berbagai lomba. Dengan demikian, kita akan
mengetahui seberapa kemampuan kita jika dibandingkan dengan tim yang lain.
Apabila submit pertama gagal, wajar. Berarti Allah sedang mengajarkan kita
untuk tetap istiqamah dalam menulis. Saya pun demikian, seringkali gagal dalam
mengikuti lomba menulis. Namun, hal ini tidak menjadi masalah. Selama kita mau
belajar dan memperbaiki, pasti suatu saat Allah akan memberikan hadiah dan
balasan yang lebih baik. Namun, yang perlu diingat ialah kita menulis bukan
semata-mata untuk menang, namun menulis ialah tempat kita berproses. Dengan
menulis, kita akan berusaha untuk lebih banyak membaca dan memperkaya
pengetahuan kita. Jadi, menang dalam lomba bukanlah tolak ukur dalam keahlian menulis,
namun inilah sebuah proses untuk memperbaiki karya kita. Dan apapun yang
diberikan Allah, kita harus siap menerima dan tetap harus bertawakkal kepada
Allah.
2.
Bagaimana
cara memunculkan ide ?
Cara memunculkan ide dari setiap
orang tentunya berbeda-beda. Ada yang memang banyak ide, ada pula yang harus
banyak membaca dan berdiskusi terlebih dahulu, baru mendapatkan ide.
Nah, kalau saya bukan tipikal orang yang banyak ide. Jadi, saya lebih suka mengembangkan ide daripada
memunculkan ide dari awal. Memunculkan ide itu secara singkatnya yaitu mengajak
otak kanan kita berpikir. Sebagaimana yang kita ketahui, otak kanan dominan
dengan kreativitas, sedangkan otak kiri dominan terhadap hitung-hitungan dan
ilmu pasti. Jadi, untuk memunculkan ide, kita harus membiasakan diri untuk
mengasah otak kanan, menggunakannya untuk berpikir lebih kritis, termasuk dalam
menanggapi fenomena yang tengah ada. Dengan demikian, kreativitas kita perlahan
sedang dimunculkan. Selain itu, hal yang tak boleh dilupakan ialah membaca.
Membaca dari buku, jurnal, koran, maupun berita dapat mempermudah kita dalam
memunculkan ide. Ide itu bukan serta merta bisa turun dari langit, sehingga
kita pun harus berusaha untuk mendapatkannya, yaitu bisa dengan banyak membaca
dan terus mengasah otak kanan kita untuk berpikir. Dan disini juga tidak lepas
dari proses tafakkur, yaitu memikirkan dan merenungi segala ciptaan Allah di
muka bumi. Seperti yang disebutkan dalam QS. Ali Imran: 190, yang artinya “Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” Semakin kita sering bertafakkur, insya Allah ide juga akan muncul, karena
pada dasarnya ide itu milik Allah dan di balik indahnya ciptaan Allah terdapat
banyak tanda-tanda bagi orang yang berpikir.
3.
Bagaimana
cara membuat tiap paragraf runtut, beraturan dan saling berkesinambungan ?
Cara
yang biasa saya terapkan yaitu bisa dimulai dengan menulis kerangka karangan
terlebih dahulu, yang dimulai dari bagian pendahuluan, kajian pustaka, hingga
pembahasan. Misalnya di bagian pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah, tujuan, dan manfaat. Bagian latar belakang bisa dirinci lagi menjadi
beberapa paragraf. Buatlah kerangkanya dan kembangkan paragrafnya. Demikian
pula untuk bagian pembahasan, juga bisa dimulai dengan membuat kerangkanya
terlebih dahulu. Coba terapkan cara ini dan bandingkan hasilnya dengan tanpa
membuat kerangka. Kira-kira lebih mudah yang mana? Dan jangan lupa, bandingkan
dengan karya yang sudah berkualitas, lebih banyak membaca karya yang sudah
baik, maka karya kita pun semakin lama juga akan berkualitas. Namun lagi-lagi,
cara ini juga tergantung diri kita masing-masing. Carilah cara ternyaman dan
termudah dalam menulis.
4.
Bagaimana
cara memantapkan ide yang sudah ada ?
Cara
memantapkan ide yang saya lakukan biasanya dengan meminta masukan dengan teman satu tim dan berdiskusi bersama. Selain itu,
juga bisa dengan memperbanyak konsultasi dengan pembimbing. Semakin banyak yang
memberikan komentar mengenai ide kita, maka ide kita pun akan semakin mantap
untuk ditulis dan dikembangkan. Ide yang baik itu bukan ide yang terlalu tinggi
tingkat pemikirannya, namun ide yang sesuai dengan kondisi atau latar belakang
permasalahan yang ada dan juga bisa menyelesaikan permasalahan yang ada saat
ini. Ide yang baik ialah ide yang mudah aplikasinya dan bisa berkelanjutan.
5.
Apa
yang dilakukan ketika muncul hambatan dalam mengembangkan ide ?
Sebelumnya,
perlu kita ketahui terlebih dahulu hambatan yang muncul tersebut, apakah itu
karena munculnya kemalasan dari diri kita atau
mungkin kita belum punya partner dalam menulis, sehingga ide putus di tengah jalan. Maka,
apabila hal ini terjadi, maka cara yang pertama harus kita lakukan ialah
mencari teman ngobrol alias partner menulis
atau tim. Teman satu tim bisa memotivasi kita ketika semangat menulis tengah
menurun. Seringkali ide terputus di tengah jalan. Oleh karena itu, supaya ide
tetap muncul dan bisa dikembangkan, maka harus terus diasah, salah satunya
melalui diskusi bersama teman yang ahli di bidangnya dan juga meminta saran
pembimbing.
6.
Apakah
setiap membuat karya ilmiah wajib melakukan survey lapangan ?
Untuk karya ilmiah yang dilombakan sebenarnya tidak
wajib untuk melakukan survey lapangan,
namun sangat dianjurkan jika memungkinkan dan menyesuaikan pada kebutuhan. Survey lapangan ini
bisa kita lakukan sebagai penguat data awal. Untuk tugas akhir perkuliahan
biasanya selalu menyertakan survey lapangan sebagai kekuatan di bagian latar
belakang. Survey lapangan juga menjadi pijakan untuk mencari solusi dari
permasalahan yang ada. Oleh karena itu, jika memang kondisi memungkinkan, maka
survey lapangan ini sangat dianjurkan untuk menambah keakuratan dan
meningkatkan kualitas sebuah karya tulis.
7.
Motivasi
seperti apa yang dapat menunjang kegiatan kita dalam menulis ?
Setiap penulis akan
mati. Hanya karyanyalah yang abadi. Maka tulislah sesuatu yang membahagiakan
dirimu di akhirat nanti.
(Ali bin Abi Thalib)
Mengapa Harus
Menulis?
Pertanyaan
ini biasanya muncul sebagai pembuka kegiatan seminar kepenulisan atau mungkin
akan muncul ketika kita ingin memulai menenggelamkan diri pada dunia
kepenulisan. Sebuah alasan dalam melakukan sesuatu haruslah kuat, sehingga
nantinya akan mendorong kita untuk tetap konsisten melakukan suatu hal yang
kita yakini kebenarannya. Seperti halnya sebelum kita menulis, kita perlu
menetapkan sebuah alasan yang tepat. Alasan boleh beragam, asalkan nantinya
mampu memotivasi kita tatkala kita malas maupun jenuh. Beberapa alasan mengapa
kita harus menulis antara lain: (1) mengabadikan karya, (2) sarana berdakwah
dan beramal jariyah, (3) mendapatkan beasiswa, (4) peluang berprestasi, dan (5)
mendapatkan relasi.
Mengabadikan Karya
Sekiranya
sebuah kisah akan sirna, tatkala ia dibiarkan terbengkalai. Sekiranya deret
cerita tak mampu dinarasikan kembali tatkala ia telah tenggelam oleh zaman.
Maka, menulis adalah salah satu cara untuk mengenang berjuta kisah. Menulis
adalah cara untuk mengekspresikan rasa. Dengan menulis, maka karya kita akan
abadi dan dikenang sepanjang masa. Tulisan kita yang memberi manfaat bagi orang
lain, akhirnya akan menjadi ladang jariyah bagi kita.
Bagaimana
mungkin dunia ini bisa berkembang tanpa adanya sebuah tulisan? Tentu mustahil.
Kita bisa mengetahui sejarah para pendahulu kita melalui sebuah tulisan. Ada
yang diabadikan di pelepah kurma kering, pohon, kulit binatang, kertas, bahkan
diukir di batu. Bisa dikatakan pula, petunjuk sejarah yang paling abadi
didapatkan melalui tulisan.
Beberapa
orang giat menulis karena memiliki alasan untuk mengabadikan suatu karya, baik
berupa puisi, artikel, esai, karya tulis ilmiah, novel, hingga buku. Tulisan
tersebut akan abadi, meskipun penulisnya telah tiada. Tulisan tersebut masih
bisa dinikmati pembaca, dan menjadi tabungan yang pahalanya terus menerus
mengalir, jika tulisannya bermanfaat.
Sarana Berdakwah
Menulis ialah sarana dakwah,
begitulah pandangan para pendakwah saat ini. Banyak juga para pendakwah yang
menggunakan kekuatan tulisannya untuk menyampaikan gagasannya dalam rangka
berdakwah untuk umat. Tulisan dikemas dalam bahasa yang ringan dan disesuaikan
dengan sasaran dakwahnya. Seperti halnya Jalaludin Rumi yang berdakwah lewat
syairnya, Salim A. Fillah yang berdakwah lewat bukunya, dan Tere Liye yang
berdakwah lewat novelnya. Mereka menulis bukan hanya untuk eksistensi, namun
menegakkan agama Allah lewat karya mereka. Mahasiswa juga bisa berdakwah
melalui tulisannya, misalnya dengan membuat karya tulis maupun melalui tulisan
bebas yang bernuansa dakwah.
Beasiswa
Inilah
salah satu keuntungan jika kita mahir dalam menulis. Saat ini, banyak tawaran
beasiswa yang mewajibkan calon penerimanya bisa menulis dengan baik dan benar.
Biasanya melalui penulisan esai, karya tulis ilmiah, ataupun motivation letter. Seperti halnya yang
saya alami, saya mendapatkan salah satu beasiswa berkat menulis, yaitu
Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara (PERMATA) dan juga beasiswa International
Teaching Program di Malaysia. Menyenangkan, bukan?
Peluang Berprestasi
Salah satu langkah untuk bisa
berprestasi yaitu dengan menulis. Saat ini, banyak sekali lembaga yang
mengadakan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI), baik untuk siswa, mahasiswa, dan
masyarakat. Jika kita konsisten menulis dan selalu memperbaiki tulisan kita,
maka pada akhirnya peluang berprestasi itu akan semakin dekat.
Mendapatkan Relasi
”Jika
kau bukan anak raja atau juga bukan anak ulama besar, maka menulislah” (Imam
Al-Ghazali). Kalimat itulah yang bisa menjadi motivasi bagi kita dalam menulis.
Jika kita bukan siapa-siapa, bagaimana kita bisa dikenal? Bagaimana kita bisa
mendapatkan relasi? Bagaimana kita bisa menyuarakan aspirasi? Maka menulis,
ialah jawabannya. Jika tulisan kita berkualitas, tulisan itu akan dikenal
semesta dan karena tulisan itulah kita akan dikenal serta menjadikan kita lebih bermanfaat.
8.
Bagaimana
cara menyesuaikan membuat abstrak yang
baik dan benar?
Sebelum
kita membahasnya,
kita perlu mengetahui, apa itu abstrak? Abstrak adalah sebuah ringkasan isi atau intisari dari sebuah karya tulis ilmiah
yang ditujukan untuk
membantu seorang pembaca agar dapat dengan mudah dan cepat untuk melihat tujuan
dari penulisannya.Cara membuat abstrak yang paling
utama adalah mengikuti pedoman. Ada yang memberikan batasan abstrak hanya 75
kata, ada yang 150 kata, ada pula yang 250 kata. Abstrak biasanya berisi inti karya tulis dari bab pendahuluan hingga
kesimpulan (latar belakang, tujuan, kajian teori, metode, pembahasan,
kesimpulan, dan harapan), namun hanya ditulis secara ringkas. Dalam menulis
abstrak harus mengetahui titik poin penting yang harus ditulis, sehingga ketika
pembaca membaca abstrak karya tulis kita, mereka sudah memahami keseluruhan isi
dari karya kita. Abstrak bisa dikatakan sebagai wakil dari karya tulis kita
yang ditampilkan secara ringkas, sehingga menarik pembaca dan mudah dipahami.
9.
Bagaimana
cara menyelaraskan Ide dengan tema ?
Cara
menyelaraskan ide dengan tema bisa dilakukan dengan memahami tema karya tulis
terlebih dahulu, baru
mengembangkan ide. Misalnya, dalam sebuah perlombaan karya tulis ilmiah
memiliki tema tentang energi terbarukan, maka disini kita bisa menggali ide
yang berkaitan dengan tema tersebut, sehingga ide yang kita kembangkan akan
selaras dengan tema. Bisa juga dibalik, kita menulis ide dulu, apapun idenya
kita tulis terlebih dahulu, baru mencari info lomba yang berkaitan dengan ide
kita. Cara ini juga bisa kita lakukan.
10. Bagaimana cara
menyampaikan ide secara padat dan jelas kepada juri dan audience ketika
presentasi ?
Presentasi berbeda dengan menulis. Pada tahap ini kita dituntut
untuk menyampaikan tulisan kita melalui bahasa lisan. Kita dimintai
pertanggungjawaban atas tulisan kita. Maka, disini sangat penting untuk
memperhatikan cara penyampaian ide kita, sehingga para audience bisa memahami apa yang kita tulis dan tidak terjadi perbedaan pemahaman. Caranya supaya bisa
menyampaikan dengan baik yaitu bisa diawali dengan membuat kerangka tentang
sesuatu yang akan kita paparkan melalui presentasi. Kita tulis bagian yang
penting-penting, dimulai dari latar belakang hingga kesimpulan. Selanjutnya
kita menuliskan poin penting tersebut dan membuat slide presentasi yang disesuaikan dengan durasi waktu presentasi.
Jangan lupa, buatlah slide yang menarik, yang hanya berisi point nya saja secara jelas dan padat. Bukan powertext, karena jika powertext
akan sangat membosankan bagi audience.
11. Bagaimana cara
manajemen waktu presentasi yang baik ?
Cara manajemen waktu presentasi yang
baik bisa kita lakukan dengan banyak berlatih
dan terus membiasakan berbicara di depan umum. “Practice make perfect”, semakin kita banyak berlatih presentasi, maka kualitas presentasi kita juga akan
semakin bagus.
Dengan banyak berlatih, kita juga akan bisa memajemen waktu supaya bisa
menyampaikan keseluruhan materi sesuai dengan durasi waktu yang telah diberikan.
Pada saat presentasi biasanya juga diberi timer,
sehingga kita juga akan mudah
mengendalikan jika waktu sudah habis.
12. Bagaimana kriteria
presentasi yang menarik dewan juri ?
Kriteria presentasi yang menarik
sebenarnya berbeda-beda antara dewan juri. Namun, hal yang paling penting
sebelum masuk ke presentasi bagian materi ialah membuat first impression di saat awal presentasi. Hal ini dilakukan agar
menarik hati dewan juri, supaya mereka berkenan memperhatikan kita melakukan
presentasi dari awal sampai akhir. Biasanya tim kami menggunakan puisi atau quote untuk memulai presentasi. Ada pula
yang memulainya dengan menyanyi, drama, hingga berpantun. Intinya, cara
tersebut dilakukan untuk menarik hati dewan juri di awal presentasi.
Selanjutnya, penyampaian juga harus tegas dan ringkas, dengan bahasa yang mudah
dipahami, ekspresi wajah yang sesuai, serta pandangan mata harus tertuju ke audience dan dewan juri. Sesekali
dianjurkan untuk menatap mata dewan juri dan salah satu audience. Hal yang paling penting juga ialah pembuatan powerpoint harus menarik mata dan hanya
berisi point pentingnya saja,
sehingga tidak membosankan. Untuk bagian penutup, juga harus dikemas secara
menarik, sehingga presentasi kita dari awal sampai akhir bisa mengesankan di
hati dewan juri. Tentunya dalam hal ini membutuhkan latihan yang cukup panjang
dan kepercayaan diri yang tinggi. Itulah yang harus kita bangun mulai dari
sekarang.
Komentar
Posting Komentar