Langsung ke konten utama

Tanya Jawab Tentang Kepenulisan


1.    Bagaimana cara untuk mulai menulis ?
Apabila ditanya cara untuk memulai menulis, tentunya ini bukanlah hal yang terlalu teoritis. Setiap penulis punya cara tersendiri untuk memulai menulis dan mungkin cara mereka juga berbeda-beda. Ada yang memulai dengan menuliskan idenya di kertas dan membuat kerangkanya, ada yang langsung mengetik di komputer, ada yang mencari target lomba menulis terlebih dahulu, ada pula yang mempunyai banyak ide, namun susah menuliskannya sebelum berdiskusi.
Nah, saya juga punya tips sendiri untuk memulai menulis. Inilah cara yang kerap kali saya terapkan ketika memulai menulis.
a. Menuliskan target
Menurut pengalaman saya, inilah cara yang paling ampuh untuk memulai menulis, terutama untuk penulis pemula. Dengan menuliskan target, maka secara tidak langsung akan memaksa dan membiasakan diri kita untuk menulis. Saya biasanya menulis target menulis terdekat di buku khusus untuk beberapa bulan ke depan. Apa yang saya tulis ialah daftar lomba yang benar-benar ingin saya ikuti beserta tanggal deadlinenya, bukan hanya list lombanya saja. Dengan demikian, saya selalu teringat jika harus menyelesaikan target tersebut tepat waktu. Selain itu, kita juga harus selalu aktif mencari info lomba menulis, khususnya karya tulis ilmiah. Kini kita sudah dimudahkan dengan adanya media sosial yang mengekpose beragam info lomba. Maka, bukan menjadi alasan lagi jika kita mengeluh dan kesusahan dalam mencari info lomba.
b. Mencari tim
Mencari tim ialah yang seringkali kita abaikan, padahal poin ini merupakan poin penting dalam memulai menulis. Seringkali saya sampaikan ketika mengisi pelatihan karya tulis, bahwa kita tidak bisa bekerja sendirian, karena sendiri itu berat, termasuk dalam hal menulis. Jangan malu untuk mencari teman dalam menulis. Maka, inilah saatnya kita mencari tim yang solid, yang memberikan kenyamanan ketika bekerja, yang bisa memahami dan saling menguatkan, bisa bekerja dengan cepat dan tanggap, serta sesuai dengan bidang lomba yang akan kita ikuti. Tim ialah penentu keberhasilan dalam lomba karya tulis ilmiah. Apabila kita mengerjakan karya tulis secara sendiri, sangat mungkin kita kehabisan ide di tengah jalan, sangat mungkin kita terserang virus malas di saat mengerjakan, dan berujung pada tidak selesainya karya tulis tersebut, kecuali jika memang lomba menulis individu. Maka, kerja tim ialah saling melengkapi dan saling memotivasi. Apabila salah satu anggota dari tim tersebut ahli dalam hal ide, maka yang lainnya dapat melengkapi dalam hal penulisan, pembuatan desain, dan persiapan presentasinya. Karena sejatinya, setiap diri kita tiada pernah sempurna, maka bekerja dalam tim ialah salah satu cara menuju kesempurnaan.
c. Membayar biaya pendaftaran
Membayar biaya pendaftaran terlebih dahulu bisa menjadi tips untuk memulai menulis. Sebelum mengikuti lomba, terkadang kami membayar biaya pendaftaran terlebih dahulu, sehingga juga dapat memaksa kita untuk menulis. Kalau sudah membayar biaya pendaftaran, mau tidak mau kita harus mengirimkan karya kita. Dengan demikian, kita dituntut untuk terus menulis.
d. Baca, baca, baca
Tips yang saya sebutkan sebelumnya mungkin hanyalah teknis semata. Nah, selanjutnya saya akan menjelaskan tips yang penting untuk dilakukan sebelum menulis, yaitu membaca. Bahkan ada yang mengatakan kita harus membaca 3 kali dulu, sebelum akhirnya kita bisa menuliskan 1 karya. Jadi intinya disini, kita dianjurkan untuk lebih banyak membaca sebelum memulai menulis, khususnya membaca segala informasi yang berkaitan dengan tulisan kita. Nah, disinilah diperlukan sebuah kesabaran dan keistiqamahan. Seperti kata Imam Syafi’i, “Jika kau tak tahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan”. Nah, jika kita ingin ahli menulis, maka kita harus sabar dalam belajar dan terus memperbanyak ilmu kita dengan membaca, sehingga tulisan kita juga tidak asal-asalan dan menjadi tulisan yang berkualitas.
e. Segera tulis ide
            Setelah kita banyak membaca, biasanya kita akan segera terinspirasi, sehingga akan muncul banyak ide yang akan kita tulis. Namun, tak jarang juga, kita juga kebingungan lagi, apakah ide tersebut layak untuk ditulis atau tidak. Jika masalahnya seperti ini, disini juga sangat disarankan untuk berdiskusi dengan tim, dosen, ataupun teman yang bisa dimintai masukan tentang karya tulis kita. Dengan demikian, ide kita akan semakin terarah. Apabila ide itu sudah mantap, langsung saja tulis ide tersebut. Seperti kata Imam Syafi’i, “Ilmu bagaikan hewan buruan, dan tulisan/pena adalah ibarat tali pengikatnya”, maka segera tulis ide tersebut, karena bisa jadi ide yang sudah mantap tersebut akan hilang lagi. Jadi, bisa disiapkan kertas dan pulpen ketika akan keluar rumah, atau juga bisa ditulis di kertas, laptop, maupun smartphone.
f. Buatlah kerangka
            Setelah ide sudah mantap, maka hal yang harus kita lakukan selanjutnya ialah membuat kerangka, yang berisi inti dari karya tulis yang hendak kita tulis. Kerangka karya tulis bisa dirinci lagi, yaitu untuk bagian pendahuluan, kajian pustaka, dan bagian pembahasan. Saya biasanya menuliskan intinya secara singkat, sehingga nanti akan lebih mudah dalam mengembangkannya dalam bentuk  tulisan.
g. Mengembangkan tulisan
Setelah kerangka sudah jadi, selanjutnya adalah mengembangkan tulisan. Jika memang targetnya untuk diikutkan sebuah perlombaan, maka yang pertama kali harus kita lakukan ialah mencari tahu pedoman penulisan yang dari penyelenggara lomba. Pengembangan tulisan harus disesuaikan dengan pedoman tersebut. Selanjutnya, kita juga harus mengembangkan dan melengkapi karya tulis kita dengan berbagai referensi yang ada supaya data dalam tulisan kita juga lebih kuat. Kita juga harus mencantumkan rujukan yang telah kita ambil supaya tidak masuk dalam ranah plagiasi.
h. Minta dikoreksi
            Sebagai penulis pemula, jangan sungkan dalam meminta bantuan orang yang lebih hebat dan berpengalaman untuk mengoreksi dan mereview tulisan kita. Dengan demikian, tulisan kita akan semakin berkualitas dan kita akan semakin yakin dengan tulisan yang telah kita buat.
i. Submit ke lomba
            Nah,  hal yang penting lagi jangan takut mencoba. Dalam hal ini jangan takut untuk mengirimkan tulisan kita ke berbagai lomba. Dengan demikian, kita akan mengetahui seberapa kemampuan kita jika dibandingkan dengan tim yang lain. Apabila submit pertama gagal, wajar. Berarti Allah sedang mengajarkan kita untuk tetap istiqamah dalam menulis. Saya pun demikian, seringkali gagal dalam mengikuti lomba menulis. Namun, hal ini tidak menjadi masalah. Selama kita mau belajar dan memperbaiki, pasti suatu saat Allah akan memberikan hadiah dan balasan yang lebih baik. Namun, yang perlu diingat ialah kita menulis bukan semata-mata untuk menang, namun menulis ialah tempat kita berproses. Dengan menulis, kita akan berusaha untuk lebih banyak membaca dan memperkaya pengetahuan kita. Jadi, menang dalam lomba bukanlah tolak ukur dalam keahlian menulis, namun inilah sebuah proses untuk memperbaiki karya kita. Dan apapun yang diberikan Allah, kita harus siap menerima dan tetap harus bertawakkal kepada Allah.

2.    Bagaimana cara memunculkan ide ?
            Cara memunculkan ide dari setiap orang tentunya berbeda-beda. Ada yang memang banyak ide, ada pula yang harus banyak membaca dan berdiskusi terlebih dahulu, baru mendapatkan ide. Nah, kalau saya bukan tipikal orang yang banyak ide. Jadi, saya lebih suka mengembangkan ide daripada memunculkan ide dari awal. Memunculkan ide itu secara singkatnya yaitu mengajak otak kanan kita berpikir. Sebagaimana yang kita ketahui, otak kanan dominan dengan kreativitas, sedangkan otak kiri dominan terhadap hitung-hitungan dan ilmu pasti. Jadi, untuk memunculkan ide, kita harus membiasakan diri untuk mengasah otak kanan, menggunakannya untuk berpikir lebih kritis, termasuk dalam menanggapi fenomena yang tengah ada. Dengan demikian, kreativitas kita perlahan sedang dimunculkan. Selain itu, hal yang tak boleh dilupakan ialah membaca. Membaca dari buku, jurnal, koran, maupun berita dapat mempermudah kita dalam memunculkan ide. Ide itu bukan serta merta bisa turun dari langit, sehingga kita pun harus berusaha untuk mendapatkannya, yaitu bisa dengan banyak membaca dan terus mengasah otak kanan kita untuk berpikir. Dan disini juga tidak lepas dari proses tafakkur, yaitu memikirkan dan merenungi segala ciptaan Allah di muka bumi. Seperti yang disebutkan dalam QS. Ali Imran: 190, yang artinya “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” Semakin kita sering bertafakkur, insya Allah ide juga akan muncul, karena pada dasarnya ide itu milik Allah dan di balik indahnya ciptaan Allah terdapat banyak tanda-tanda bagi orang yang berpikir.

3.    Bagaimana cara membuat tiap paragraf runtut, beraturan dan saling berkesinambungan ?
Cara yang biasa saya terapkan yaitu bisa dimulai dengan menulis kerangka karangan terlebih dahulu, yang dimulai dari bagian pendahuluan, kajian pustaka, hingga pembahasan. Misalnya di bagian pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat. Bagian latar belakang bisa dirinci lagi menjadi beberapa paragraf. Buatlah kerangkanya dan kembangkan paragrafnya. Demikian pula untuk bagian pembahasan, juga bisa dimulai dengan membuat kerangkanya terlebih dahulu. Coba terapkan cara ini dan bandingkan hasilnya dengan tanpa membuat kerangka. Kira-kira lebih mudah yang mana? Dan jangan lupa, bandingkan dengan karya yang sudah berkualitas, lebih banyak membaca karya yang sudah baik, maka karya kita pun semakin lama juga akan berkualitas. Namun lagi-lagi, cara ini juga tergantung diri kita masing-masing. Carilah cara ternyaman dan termudah dalam menulis.

4.        Bagaimana cara memantapkan ide yang sudah ada ?
Cara memantapkan ide yang saya lakukan biasanya dengan meminta masukan dengan teman satu tim dan berdiskusi bersama. Selain itu, juga bisa dengan memperbanyak konsultasi dengan pembimbing. Semakin banyak yang memberikan komentar mengenai ide kita, maka ide kita pun akan semakin mantap untuk ditulis dan dikembangkan. Ide yang baik itu bukan ide yang terlalu tinggi tingkat pemikirannya, namun ide yang sesuai dengan kondisi atau latar belakang permasalahan yang ada dan juga bisa menyelesaikan permasalahan yang ada saat ini. Ide yang baik ialah ide yang mudah aplikasinya dan bisa berkelanjutan.

5.        Apa yang dilakukan ketika muncul hambatan dalam mengembangkan ide ?
Sebelumnya, perlu kita ketahui terlebih dahulu hambatan yang muncul tersebut, apakah itu karena munculnya kemalasan dari diri kita atau mungkin kita belum punya partner dalam menulis, sehingga ide putus di tengah jalan. Maka, apabila hal ini terjadi, maka cara yang pertama harus kita lakukan ialah mencari teman ngobrol alias partner menulis atau tim. Teman satu tim bisa memotivasi kita ketika semangat menulis tengah menurun. Seringkali ide terputus di tengah jalan. Oleh karena itu, supaya ide tetap muncul dan bisa dikembangkan, maka harus terus diasah, salah satunya melalui diskusi bersama teman yang ahli di bidangnya dan juga meminta saran pembimbing.

6.        Apakah setiap membuat karya ilmiah wajib melakukan survey lapangan ?
Untuk karya ilmiah yang dilombakan sebenarnya tidak wajib untuk melakukan survey lapangan, namun sangat dianjurkan jika memungkinkan dan menyesuaikan pada kebutuhan. Survey lapangan ini bisa kita lakukan sebagai penguat data awal. Untuk tugas akhir perkuliahan biasanya selalu menyertakan survey lapangan sebagai kekuatan di bagian latar belakang. Survey lapangan juga menjadi pijakan untuk mencari solusi dari permasalahan yang ada. Oleh karena itu, jika memang kondisi memungkinkan, maka survey lapangan ini sangat dianjurkan untuk menambah keakuratan dan meningkatkan kualitas sebuah karya tulis.

7.        Motivasi seperti apa yang dapat menunjang kegiatan kita dalam menulis ?
Setiap penulis akan mati. Hanya karyanyalah yang abadi. Maka tulislah sesuatu yang membahagiakan dirimu di akhirat nanti.
(Ali bin Abi Thalib)
Mengapa Harus Menulis?
            Pertanyaan ini biasanya muncul sebagai pembuka kegiatan seminar kepenulisan atau mungkin akan muncul ketika kita ingin memulai menenggelamkan diri pada dunia kepenulisan. Sebuah alasan dalam melakukan sesuatu haruslah kuat, sehingga nantinya akan mendorong kita untuk tetap konsisten melakukan suatu hal yang kita yakini kebenarannya. Seperti halnya sebelum kita menulis, kita perlu menetapkan sebuah alasan yang tepat. Alasan boleh beragam, asalkan nantinya mampu memotivasi kita tatkala kita malas maupun jenuh. Beberapa alasan mengapa kita harus menulis antara lain: (1) mengabadikan karya, (2) sarana berdakwah dan beramal jariyah, (3) mendapatkan beasiswa, (4) peluang berprestasi, dan (5) mendapatkan relasi.
Mengabadikan Karya
Sekiranya sebuah kisah akan sirna, tatkala ia dibiarkan terbengkalai. Sekiranya deret cerita tak mampu dinarasikan kembali tatkala ia telah tenggelam oleh zaman. Maka, menulis adalah salah satu cara untuk mengenang berjuta kisah. Menulis adalah cara untuk mengekspresikan rasa. Dengan menulis, maka karya kita akan abadi dan dikenang sepanjang masa. Tulisan kita yang memberi manfaat bagi orang lain, akhirnya akan menjadi ladang jariyah bagi kita.
Bagaimana mungkin dunia ini bisa berkembang tanpa adanya sebuah tulisan? Tentu mustahil. Kita bisa mengetahui sejarah para pendahulu kita melalui sebuah tulisan. Ada yang diabadikan di pelepah kurma kering, pohon, kulit binatang, kertas, bahkan diukir di batu. Bisa dikatakan pula, petunjuk sejarah yang paling abadi didapatkan melalui tulisan.
Beberapa orang giat menulis karena memiliki alasan untuk mengabadikan suatu karya, baik berupa puisi, artikel, esai, karya tulis ilmiah, novel, hingga buku. Tulisan tersebut akan abadi, meskipun penulisnya telah tiada. Tulisan tersebut masih bisa dinikmati pembaca, dan menjadi tabungan yang pahalanya terus menerus mengalir, jika tulisannya bermanfaat.
Sarana Berdakwah
            Menulis ialah sarana dakwah, begitulah pandangan para pendakwah saat ini. Banyak juga para pendakwah yang menggunakan kekuatan tulisannya untuk menyampaikan gagasannya dalam rangka berdakwah untuk umat. Tulisan dikemas dalam bahasa yang ringan dan disesuaikan dengan sasaran dakwahnya. Seperti halnya Jalaludin Rumi yang berdakwah lewat syairnya, Salim A. Fillah yang berdakwah lewat bukunya, dan Tere Liye yang berdakwah lewat novelnya. Mereka menulis bukan hanya untuk eksistensi, namun menegakkan agama Allah lewat karya mereka. Mahasiswa juga bisa berdakwah melalui tulisannya, misalnya dengan membuat karya tulis maupun melalui tulisan bebas yang bernuansa dakwah.
Beasiswa
            Inilah salah satu keuntungan jika kita mahir dalam menulis. Saat ini, banyak tawaran beasiswa yang mewajibkan calon penerimanya bisa menulis dengan baik dan benar. Biasanya melalui penulisan esai, karya tulis ilmiah, ataupun motivation letter. Seperti halnya yang saya alami, saya mendapatkan salah satu beasiswa berkat menulis, yaitu Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara (PERMATA) dan juga beasiswa International Teaching Program di Malaysia. Menyenangkan, bukan?
Peluang Berprestasi
            Salah satu langkah untuk bisa berprestasi yaitu dengan menulis. Saat ini, banyak sekali lembaga yang mengadakan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI), baik untuk siswa, mahasiswa, dan masyarakat. Jika kita konsisten menulis dan selalu memperbaiki tulisan kita, maka pada akhirnya peluang berprestasi itu akan semakin dekat.
Mendapatkan Relasi
            ”Jika kau bukan anak raja atau juga bukan anak ulama besar, maka menulislah” (Imam Al-Ghazali). Kalimat itulah yang bisa menjadi motivasi bagi kita dalam menulis. Jika kita bukan siapa-siapa, bagaimana kita bisa dikenal? Bagaimana kita bisa mendapatkan relasi? Bagaimana kita bisa menyuarakan aspirasi? Maka menulis, ialah jawabannya. Jika tulisan kita berkualitas, tulisan itu akan dikenal semesta dan karena tulisan itulah kita akan dikenal serta menjadikan kita lebih bermanfaat.

8.        Bagaimana cara menyesuaikan membuat  abstrak yang baik dan benar?
Sebelum kita membahasnya, kita perlu mengetahui, apa itu abstrak? Abstrak adalah sebuah ringkasan isi atau intisari dari sebuah karya tulis ilmiah yang ditujukan untuk membantu seorang pembaca agar dapat dengan mudah dan cepat untuk melihat tujuan dari penulisannya.Cara membuat abstrak yang paling utama adalah mengikuti pedoman. Ada yang memberikan batasan abstrak hanya 75 kata, ada yang 150 kata, ada pula yang 250 kata. Abstrak biasanya berisi inti karya tulis dari bab pendahuluan hingga kesimpulan (latar belakang, tujuan, kajian teori, metode, pembahasan, kesimpulan, dan harapan), namun hanya ditulis secara ringkas. Dalam menulis abstrak harus mengetahui titik poin penting yang harus ditulis, sehingga ketika pembaca membaca abstrak karya tulis kita, mereka sudah memahami keseluruhan isi dari karya kita. Abstrak bisa dikatakan sebagai wakil dari karya tulis kita yang ditampilkan secara ringkas, sehingga menarik pembaca dan mudah dipahami.

9.        Bagaimana cara menyelaraskan Ide dengan tema ?
Cara menyelaraskan ide dengan tema bisa dilakukan dengan memahami tema karya tulis terlebih dahulu, baru mengembangkan ide. Misalnya, dalam sebuah perlombaan karya tulis ilmiah memiliki tema tentang energi terbarukan, maka disini kita bisa menggali ide yang berkaitan dengan tema tersebut, sehingga ide yang kita kembangkan akan selaras dengan tema. Bisa juga dibalik, kita menulis ide dulu, apapun idenya kita tulis terlebih dahulu, baru mencari info lomba yang berkaitan dengan ide kita. Cara ini juga bisa kita lakukan.

10.    Bagaimana cara menyampaikan ide secara padat dan jelas kepada juri dan audience ketika presentasi ?
Presentasi berbeda dengan menulis. Pada tahap ini kita dituntut untuk menyampaikan tulisan kita melalui bahasa lisan. Kita dimintai pertanggungjawaban atas tulisan kita. Maka, disini sangat penting untuk memperhatikan cara penyampaian ide kita, sehingga para audience bisa memahami apa yang kita tulis dan tidak terjadi  perbedaan pemahaman. Caranya supaya bisa menyampaikan dengan baik yaitu bisa diawali dengan membuat kerangka tentang sesuatu yang akan kita paparkan melalui presentasi. Kita tulis bagian yang penting-penting, dimulai dari latar belakang hingga kesimpulan. Selanjutnya kita menuliskan poin penting tersebut dan membuat slide presentasi yang disesuaikan dengan durasi waktu presentasi. Jangan lupa, buatlah slide yang menarik, yang hanya berisi point nya saja secara jelas dan padat. Bukan powertext, karena jika powertext akan sangat membosankan bagi audience.

11.    Bagaimana cara manajemen waktu presentasi yang baik ?
Cara manajemen waktu presentasi yang baik bisa kita lakukan dengan banyak berlatih  dan terus membiasakan berbicara di depan umum. “Practice make perfect”, semakin kita banyak berlatih presentasi, maka kualitas presentasi kita juga akan semakin bagus. Dengan banyak berlatih, kita juga akan bisa memajemen waktu supaya bisa menyampaikan keseluruhan materi sesuai dengan durasi waktu yang telah diberikan. Pada saat presentasi biasanya juga diberi timer, sehingga kita juga akan  mudah mengendalikan jika waktu sudah habis.

12.    Bagaimana kriteria presentasi yang menarik dewan juri ?
Kriteria presentasi yang menarik sebenarnya berbeda-beda antara dewan juri. Namun, hal yang paling penting sebelum masuk ke presentasi bagian materi ialah membuat first impression di saat awal presentasi. Hal ini dilakukan agar menarik hati dewan juri, supaya mereka berkenan memperhatikan kita melakukan presentasi dari awal sampai akhir. Biasanya tim kami menggunakan puisi atau quote untuk memulai presentasi. Ada pula yang memulainya dengan menyanyi, drama, hingga berpantun. Intinya, cara tersebut dilakukan untuk menarik hati dewan juri di awal presentasi. Selanjutnya, penyampaian juga harus tegas dan ringkas, dengan bahasa yang mudah dipahami, ekspresi wajah yang sesuai, serta pandangan mata harus tertuju ke audience dan dewan juri. Sesekali dianjurkan untuk menatap mata dewan juri dan salah satu audience. Hal yang paling penting juga ialah pembuatan powerpoint harus menarik mata dan hanya berisi point pentingnya saja, sehingga tidak membosankan. Untuk bagian penutup, juga harus dikemas secara menarik, sehingga presentasi kita dari awal sampai akhir bisa mengesankan di hati dewan juri. Tentunya dalam hal ini membutuhkan latihan yang cukup panjang dan kepercayaan diri yang tinggi. Itulah yang harus kita bangun mulai dari sekarang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profil Singkat Eka Imbia Agus Diartika untuk FIM 21

Kolaborasi tentunya menjadi hal mutlak agar kita dapat berkembang. Menjadi bagian dari Forum Indonesia Muda (FIM) ialah mimpi saya sejak 2 tahun yang lalu, 2017. Pada tahun tersebut, saya sudah mendaftarkan diri pada FIM 19, namun sayangnya, saat itu masih terhalang jarak karena saya masih berada di Malaysia dalam program PPL Internasional. Tahun ini, saya kembali membulatkan tekad untuk bisa menjadi bagian dari keluarga FIM. Untuk menjadi bagian dari FIM, tentunya dibutuhkan persiapan yang sangat matang. Di balik kegagalan saya untuk menjadi bagian dari FIM tahun 2017, saya percaya bahwa saya masih diberikan kesempatan untuk terus menggali potensi yang saya miliki dan terus memperbaiki diri, sehingga untuk FIM 21 ini saya memilih jalur Young Expert. Terlahir di sebuah kabupaten kecil di Jawa Timur, yaitu Trenggalek, menjadikan saya terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Sejak kecil, kedua orangtua saya selalu menanamkan arti perjuangan. Ayah selalu membiasakan saya untuk bekerja ke...

KERJAKAN SESUATU YANG BERMANFAAT

Bismillah. Sahabat, marilah sejenak mengingat-ingat segala hal yang telah kita lakukan hari ini. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Kita semua tahu, waktu yang telah berlalu tak akan mungkin bisa kembali. Tak mungkin bisa berulang. Dan apapun yang telah kita lakukan, semua pasti diawasi oleh-Nya. Tiada lekang oleh penilaian-Nya, dan semuanya pasti akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Lalu, hal apakah yang telah kita perbuat hari ini? Apakah hal yang penuh kebermanfaatan ataukah sebaliknya? Apakah di sela waktu tersebut selalu terselip nama-Nya dalam dzikir kita? Apakah telah terbaca merdu kalam-Nya pada setiap waktu yang dianugerahkan-Nya? Apakah kita telah meninggalkan hal yang tak bermanfaat untuk setiap detiknya? Marilah kita bersama bermuhasabah. Atas setiap detik waktu yang diberi. Atas setiap degup jantung yang berdetak. Atas setiap nafas yang berhembus. Karena semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya. Marilah kita manfaatkan segala kesempatan yang ad...