Langsung ke konten utama

Merasa Bersalah ke Anak

Hai bunda², pernah gak kalian merasa bersalah ke anak? Kalau aku pernah🥲

Bayi ialah makhluk yang masih suci, belum punya salah apapun, dan kita yang berhak mengarahkan. Tapi, kadang rasa lelah ketika menunaikan kewajiban dalam merawatnya sesekali muncul. Inilah yang kadang membuat kita moody dan sedikit² emosi. Apalagi kalau kita mengurus si bayi seorang diri. Kadang perkara sepele aja membuat jengkel.

Kadang rasanya pengen ngadu ke Allah, "Ya Allah, capek". Manusiawi.

Kadang pas anak rewel, nada bicara jadi agak meninggi. Jadi sebel ke anak. Padahal anak tidak salah apa². Wajar kalau si bayi rewel 🥲 Maafin bunda ya nak.

Kadang juga bunda menduakan anak, Nyambi nyapu, masak, ke kamar mandi, dll.

Tapi di setiap mau tidur, aku seringkali minta maaf sama si bayi. "Maafin bunda ya nak, kalau hari ini bunda banyak salah. Tidak sabar dalam menjaga adek. Banyak kurangnya. Banyak salahnya. Karena bunda masih belajar jadi ibu". Lalu aku mencium kening dan ubun²nya sambil berdoa rabbi habli minasshaalihiin.

Dan semua lelah itu terbayar ketika si anak senyum ke kita, tertawa, ngoceh, dan terlihat bahagia. Lebih bahagia lagi, kalau pas anak lagi nenen, trus memandang kita sambil senyum. Sungguh melting 🥲🥰

Terus bertumbuh ya, anakku sayang. Jadi anak yang shaleh dan bermanfaat 💐

Mari kita mohon ke Allah, semoga Allah terus menambah kesabaran kepada kita dalam menunaikan amanah untuk menjaga anak. Bukankah nanti anak yang bisa mendoakan kita ketika setiap amal sudah terputus? Semoga lelah kita di dunia, terbayar di akhirat nantinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya Jawab Tentang Kepenulisan

1.     Bagaimana cara untuk mulai menulis ? Apabila ditanya cara untuk memulai menulis, tentunya ini bukanlah hal yang terlalu teoritis. Setiap penulis punya cara tersendiri untuk memulai menulis dan mungkin cara mereka juga berbeda-beda. Ada yang memulai dengan menuliskan idenya di kertas dan membuat kerangkanya, ada yang langsung mengetik di komputer, ada yang mencari target lomba menulis terlebih dahulu, ada pula yang mempunyai banyak ide, namun susah menuliskannya sebelum berdiskusi. Nah, saya juga punya tips sendiri untuk memulai menulis. Inilah cara yang kerap kali saya terapkan ketika memulai menulis. a. Menuliskan target Menurut pengalaman saya, inilah cara yang paling ampuh untuk memulai menulis, terutama untuk penulis pemula. Dengan menuliskan target, maka secara tidak langsung akan memaksa dan membiasakan diri kita untuk menulis. Saya biasanya menulis target menulis terdekat di buku khusus untuk beberapa bulan ke depan. Apa yang saya tulis ialah da...

Profil Singkat Eka Imbia Agus Diartika untuk FIM 21

Kolaborasi tentunya menjadi hal mutlak agar kita dapat berkembang. Menjadi bagian dari Forum Indonesia Muda (FIM) ialah mimpi saya sejak 2 tahun yang lalu, 2017. Pada tahun tersebut, saya sudah mendaftarkan diri pada FIM 19, namun sayangnya, saat itu masih terhalang jarak karena saya masih berada di Malaysia dalam program PPL Internasional. Tahun ini, saya kembali membulatkan tekad untuk bisa menjadi bagian dari keluarga FIM. Untuk menjadi bagian dari FIM, tentunya dibutuhkan persiapan yang sangat matang. Di balik kegagalan saya untuk menjadi bagian dari FIM tahun 2017, saya percaya bahwa saya masih diberikan kesempatan untuk terus menggali potensi yang saya miliki dan terus memperbaiki diri, sehingga untuk FIM 21 ini saya memilih jalur Young Expert. Terlahir di sebuah kabupaten kecil di Jawa Timur, yaitu Trenggalek, menjadikan saya terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Sejak kecil, kedua orangtua saya selalu menanamkan arti perjuangan. Ayah selalu membiasakan saya untuk bekerja ke...

KERJAKAN SESUATU YANG BERMANFAAT

Bismillah. Sahabat, marilah sejenak mengingat-ingat segala hal yang telah kita lakukan hari ini. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Kita semua tahu, waktu yang telah berlalu tak akan mungkin bisa kembali. Tak mungkin bisa berulang. Dan apapun yang telah kita lakukan, semua pasti diawasi oleh-Nya. Tiada lekang oleh penilaian-Nya, dan semuanya pasti akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Lalu, hal apakah yang telah kita perbuat hari ini? Apakah hal yang penuh kebermanfaatan ataukah sebaliknya? Apakah di sela waktu tersebut selalu terselip nama-Nya dalam dzikir kita? Apakah telah terbaca merdu kalam-Nya pada setiap waktu yang dianugerahkan-Nya? Apakah kita telah meninggalkan hal yang tak bermanfaat untuk setiap detiknya? Marilah kita bersama bermuhasabah. Atas setiap detik waktu yang diberi. Atas setiap degup jantung yang berdetak. Atas setiap nafas yang berhembus. Karena semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya. Marilah kita manfaatkan segala kesempatan yang ad...