Langsung ke konten utama

DES 2019: Part 3 (Tentang Kami)

Malam itu ialah malam perkenalan antara peserta, tutor, pihak manajemen, panitia dari DPP IMM, dan keseluruhan yang terlibat dalam beasiswa ini. Malam mulai riuh dengan kelakar. Ya, meski teman-temanku ialah orang-orang penting dalam organisasinya, ternyata mereka tidak seserius yang kubayangkan wkwk. Perkenalan singkat begitu terkenang. Kami satu persatu maju, memperkenalkan diri dengan menggunakan Bahasa Inggris. Tentu bukanlah hal yang mudah bagiku. Aku yang biasanya masih malu-malu kalau berbicara Bahasa Inggris --- sebab masih terdengar sangat medhok (penekanan khas ala Jawa haha), kali ini wajib ngomong dengan Bahasa Inggris. Alhasil, sudah bisa kupastikan kalau pronounciationnya hampir salah semua haha. Maklum, dari dulu lebih suka belajar teori, utamanya grammar, jadi kalau disuruh praktik speaking pasti gelagapan.

Kami pun mulai mengenal satu per satu. Kami berasal dari beragam daerah di Indonesia. Mulai dari ujung barat ke timur hehe. Ada yang dari Riau, Jambi, Palembang, Jakarta, Banjarnegara, Bandung, Nusa Tenggara Barat, Kendari, Pare-Pare, Malang, Surabaya, Blitar, hingga Ngawi. Layaknya perkenalan pada umumnya, tentu di awal-awal kami masih jaim, sungkan-sungkanan wkwk. Ngobrolin yang penting-penting doang, sambil sesekali bercanda untuk mencairkan suasana. Hal itu sengaja kami lakukan supaya tidak pusing dengan pembelajaran IELTS, yang konon katanya bisa membuat kami tertekan haha.


Seiring pergantian hari, kami pun semakin terbuka. Kelakar semakin riuh. Tak ada malu-malu sama sekali, malah cenderung ke malu-maluin haha. Disini, kami ialah peserta DES, yang punya karakter unik masing-masing. Meski di antara kami ada yang ketua cabang IMM, mantan ketua presma, instruktur, penerima beasiswa LPDP, jajaran DPD IMM, dan beragam jabatan penting lainnya di luar, namun disini kami memunculkan karakter asli kami, yang mungkin akan sangat berbeda dengan yang muncul ketika berada di atas panggung haha. Upaya saling menjodohkan pun menjadi bahan candaan yang hampir setiap harinya, dengan tokoh yang berbeda-beda. Ya, hampir semuanya terkena efek, kecuali satu orang karena sudah menikah wkwk.


Namun, itulah cara kami melewati hari-hari. Membangun kedekatan hati, layaknya sebuah keluarga, meski kami baru bertemu dalam satu forum yang sama. Mungkin, jika kami hanya serius dan fokus pada pembelajaran, kami malah pusing karena bersaing. Namun, disini kami menjalaninya dengan riang hati. Menciptakan kenyamanan dengan cara kami.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya Jawab Tentang Kepenulisan

1.     Bagaimana cara untuk mulai menulis ? Apabila ditanya cara untuk memulai menulis, tentunya ini bukanlah hal yang terlalu teoritis. Setiap penulis punya cara tersendiri untuk memulai menulis dan mungkin cara mereka juga berbeda-beda. Ada yang memulai dengan menuliskan idenya di kertas dan membuat kerangkanya, ada yang langsung mengetik di komputer, ada yang mencari target lomba menulis terlebih dahulu, ada pula yang mempunyai banyak ide, namun susah menuliskannya sebelum berdiskusi. Nah, saya juga punya tips sendiri untuk memulai menulis. Inilah cara yang kerap kali saya terapkan ketika memulai menulis. a. Menuliskan target Menurut pengalaman saya, inilah cara yang paling ampuh untuk memulai menulis, terutama untuk penulis pemula. Dengan menuliskan target, maka secara tidak langsung akan memaksa dan membiasakan diri kita untuk menulis. Saya biasanya menulis target menulis terdekat di buku khusus untuk beberapa bulan ke depan. Apa yang saya tulis ialah da...

Profil Singkat Eka Imbia Agus Diartika untuk FIM 21

Kolaborasi tentunya menjadi hal mutlak agar kita dapat berkembang. Menjadi bagian dari Forum Indonesia Muda (FIM) ialah mimpi saya sejak 2 tahun yang lalu, 2017. Pada tahun tersebut, saya sudah mendaftarkan diri pada FIM 19, namun sayangnya, saat itu masih terhalang jarak karena saya masih berada di Malaysia dalam program PPL Internasional. Tahun ini, saya kembali membulatkan tekad untuk bisa menjadi bagian dari keluarga FIM. Untuk menjadi bagian dari FIM, tentunya dibutuhkan persiapan yang sangat matang. Di balik kegagalan saya untuk menjadi bagian dari FIM tahun 2017, saya percaya bahwa saya masih diberikan kesempatan untuk terus menggali potensi yang saya miliki dan terus memperbaiki diri, sehingga untuk FIM 21 ini saya memilih jalur Young Expert. Terlahir di sebuah kabupaten kecil di Jawa Timur, yaitu Trenggalek, menjadikan saya terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Sejak kecil, kedua orangtua saya selalu menanamkan arti perjuangan. Ayah selalu membiasakan saya untuk bekerja ke...

KERJAKAN SESUATU YANG BERMANFAAT

Bismillah. Sahabat, marilah sejenak mengingat-ingat segala hal yang telah kita lakukan hari ini. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Kita semua tahu, waktu yang telah berlalu tak akan mungkin bisa kembali. Tak mungkin bisa berulang. Dan apapun yang telah kita lakukan, semua pasti diawasi oleh-Nya. Tiada lekang oleh penilaian-Nya, dan semuanya pasti akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Lalu, hal apakah yang telah kita perbuat hari ini? Apakah hal yang penuh kebermanfaatan ataukah sebaliknya? Apakah di sela waktu tersebut selalu terselip nama-Nya dalam dzikir kita? Apakah telah terbaca merdu kalam-Nya pada setiap waktu yang dianugerahkan-Nya? Apakah kita telah meninggalkan hal yang tak bermanfaat untuk setiap detiknya? Marilah kita bersama bermuhasabah. Atas setiap detik waktu yang diberi. Atas setiap degup jantung yang berdetak. Atas setiap nafas yang berhembus. Karena semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya. Marilah kita manfaatkan segala kesempatan yang ad...