Langsung ke konten utama

Bukan Dosen Egois dan Materialistik

Beberapa hari yang lalu, saya diajak oleh salah satu dosen untuk mengikuti kegiatan seminar pengabdian masyarakat. Sebenarnya aku pun cukup berkecil hati untuk melangkahkan kaki, menuju ke ruangan yang tak begitu luas, namun berkelas.

Benar saja, hampir seluruh pesertanya ialah dosen. Ada yang dari Malang, dari Semarang, bahkan Bali. Aku dan satu temanku hanyalah penyusup yang namanya diselipkan oleh dosen di artikel jurnalnya dan akhirnya diajak masuk untuk mengikuti serangkaian kegiatan itu😅.

Sungguh luar biasa. Saya mendapatkan banyak pelajaran berharga. Hal yang paling saya ingat ialah antara nalar dan naluri haruslah seimbang untuk mencapai pencerahan, menjadi manusia sempurna. Bahwasanya dosen tidaklah sepatutnya hanya mengejar tuntutan penelitian dan pembelajaran di kelas, namun abai dengan kegiatan pengabdian.

Kampus bukanlah tempat untuk  menumbuhkan sikap egois dan mencari pemuasan materialistik. Maka disini, perlulah para dosen menengok keadaan masyarakat di sekitarnya dan mengaplikasikan IPTEK yang telah digodok di kampusnya.

Maka, hal ini menjadi bekal bagi saya, sebagai calon pendidik, calon dosen (Aamiin😅) tidak boleh abai pada keadaan sekitar. Masyarakat juga bidang garapan kita. Masyarakat juga berhak merasakan manisnya ilmu pengetahuan yang diaplikasikan. Dan ketika kita hendak terjun ke masyarakat, maka uang bukanlah tujuan utama, namun hanyalah keikhlasan yang akan menjadikannya sebuah kebaikan.

Jika kita berbuat baik kepada masyarakat, kita tak pernah tahu seberapa banyak doa-doa yang dilangitkan darinya, untuk kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya Jawab Tentang Kepenulisan

1.     Bagaimana cara untuk mulai menulis ? Apabila ditanya cara untuk memulai menulis, tentunya ini bukanlah hal yang terlalu teoritis. Setiap penulis punya cara tersendiri untuk memulai menulis dan mungkin cara mereka juga berbeda-beda. Ada yang memulai dengan menuliskan idenya di kertas dan membuat kerangkanya, ada yang langsung mengetik di komputer, ada yang mencari target lomba menulis terlebih dahulu, ada pula yang mempunyai banyak ide, namun susah menuliskannya sebelum berdiskusi. Nah, saya juga punya tips sendiri untuk memulai menulis. Inilah cara yang kerap kali saya terapkan ketika memulai menulis. a. Menuliskan target Menurut pengalaman saya, inilah cara yang paling ampuh untuk memulai menulis, terutama untuk penulis pemula. Dengan menuliskan target, maka secara tidak langsung akan memaksa dan membiasakan diri kita untuk menulis. Saya biasanya menulis target menulis terdekat di buku khusus untuk beberapa bulan ke depan. Apa yang saya tulis ialah da...

Profil Singkat Eka Imbia Agus Diartika untuk FIM 21

Kolaborasi tentunya menjadi hal mutlak agar kita dapat berkembang. Menjadi bagian dari Forum Indonesia Muda (FIM) ialah mimpi saya sejak 2 tahun yang lalu, 2017. Pada tahun tersebut, saya sudah mendaftarkan diri pada FIM 19, namun sayangnya, saat itu masih terhalang jarak karena saya masih berada di Malaysia dalam program PPL Internasional. Tahun ini, saya kembali membulatkan tekad untuk bisa menjadi bagian dari keluarga FIM. Untuk menjadi bagian dari FIM, tentunya dibutuhkan persiapan yang sangat matang. Di balik kegagalan saya untuk menjadi bagian dari FIM tahun 2017, saya percaya bahwa saya masih diberikan kesempatan untuk terus menggali potensi yang saya miliki dan terus memperbaiki diri, sehingga untuk FIM 21 ini saya memilih jalur Young Expert. Terlahir di sebuah kabupaten kecil di Jawa Timur, yaitu Trenggalek, menjadikan saya terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Sejak kecil, kedua orangtua saya selalu menanamkan arti perjuangan. Ayah selalu membiasakan saya untuk bekerja ke...

KERJAKAN SESUATU YANG BERMANFAAT

Bismillah. Sahabat, marilah sejenak mengingat-ingat segala hal yang telah kita lakukan hari ini. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Kita semua tahu, waktu yang telah berlalu tak akan mungkin bisa kembali. Tak mungkin bisa berulang. Dan apapun yang telah kita lakukan, semua pasti diawasi oleh-Nya. Tiada lekang oleh penilaian-Nya, dan semuanya pasti akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Lalu, hal apakah yang telah kita perbuat hari ini? Apakah hal yang penuh kebermanfaatan ataukah sebaliknya? Apakah di sela waktu tersebut selalu terselip nama-Nya dalam dzikir kita? Apakah telah terbaca merdu kalam-Nya pada setiap waktu yang dianugerahkan-Nya? Apakah kita telah meninggalkan hal yang tak bermanfaat untuk setiap detiknya? Marilah kita bersama bermuhasabah. Atas setiap detik waktu yang diberi. Atas setiap degup jantung yang berdetak. Atas setiap nafas yang berhembus. Karena semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya. Marilah kita manfaatkan segala kesempatan yang ad...