Langsung ke konten utama

Profil Singkat Eka Imbia Agus Diartika untuk FIM 21

Kolaborasi tentunya menjadi hal mutlak agar kita dapat berkembang. Menjadi bagian dari Forum Indonesia Muda (FIM) ialah mimpi saya sejak 2 tahun yang lalu, 2017. Pada tahun tersebut, saya sudah mendaftarkan diri pada FIM 19, namun sayangnya, saat itu masih terhalang jarak karena saya masih berada di Malaysia dalam program PPL Internasional. Tahun ini, saya kembali membulatkan tekad untuk bisa menjadi bagian dari keluarga FIM.
Untuk menjadi bagian dari FIM, tentunya dibutuhkan persiapan yang sangat matang. Di balik kegagalan saya untuk menjadi bagian dari FIM tahun 2017, saya percaya bahwa saya masih diberikan kesempatan untuk terus menggali potensi yang saya miliki dan terus memperbaiki diri, sehingga untuk FIM 21 ini saya memilih jalur Young Expert.
Terlahir di sebuah kabupaten kecil di Jawa Timur, yaitu Trenggalek, menjadikan saya terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Sejak kecil, kedua orangtua saya selalu menanamkan arti perjuangan. Ayah selalu membiasakan saya untuk bekerja keras dan pantang menyerah. Selaras dengan nilai yang selalu ayah tanamkan, ibu juga selalu melatih saya, anak sulungnya, supaya hidup mandiri. Saya pun besar di lingkungan yang sangat baik yang terus mendukung potensi saya untuk berkembang. Akan sangat menyesal rasanya, jika saya tidak membalas kebaikan mereka dengan kebaikan pula, yaitu dengan mengerjakan sesuatu dengan totalitas dan terus berusaha memberikan kebermanfaatan untuk orang-orang di sekitar saya.
Ada beberapa tempat yang menjadi wadah untuk saya bisa berkembang. Saat ini, saya sedang menempuh S2 Pendidikan Biologi di Universitas Negeri Malang. Menjadi bagian dari Jurusan Biologi UM ialah anugerah yang luar biasa. Saya dipertemukan dengan dosen yang sangat baik, yang begitu mendukung penelitian saya. Kami memiliki tim penelitian yang berfokus pada pengelolaan sampah dan kelestarian lingkungan. Saat ini, kami sedang menekuni proyek penelitian kampung berwawasan lingkungan di Kampung Biru Malang dan juga penelitian di kawasan Mangrove Cengkrong Trenggalek. Selain itu, saya juga akan mengembangkan penelitian dari kajian di Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Supiturang, Malang. Saya sangat bersyukur bisa berkolaborasi disini dengan harapan terus bisa menebarkan kebermanfaatan untuk dunia penelitian dan pendidikan.
Ada satu lagi, komunitas yang sangat berperan bagi perjalanan mimpi saya, yaitu Donasi Sampah untuk Literasi/DSLr (IG: @diari_sociopreneur). Komunitas itulah yang kami gagas bersama-sama pada tahun 2018 dan memberi saya tempat untuk terus berkontribusi, khususnya bagi masyarakat Trenggalek. Berdirinya komunitas ini berawal dari kegelisahan kami, yaitu masyarakat Trenggalek masih sangat kekurangan buku bacaan karena belum ada toko buku yang cukup mewadahi. Di sisi lain, kami juga hendak memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai gerakan sadar lingkungan.
Pencapaian terbaik DSLr saat ini ialah sudah terdaftar di Dinas Lingkungan Hidup sebagai salah satu bank sampah, mendapatkan bantuan tempat sampah, gerobak sampah, komposter, dan juga alat angkut sampah (motor tiga roda). Selain itu, kami juga telah mendapatkan izin dan dukungan penuh dari Bupati Trenggalek, hingga kami pun akan berkolaborasi untuk mengembangkan Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) di Trenggalek, yaitu pengelolaan sampah di setiap Tempat Pembuangan Sementara (TPS) menjadi pellet sebagai bahan listrik. Kami juga bekerjasama dengan salah satu rumah kompos di Trenggalek.
Kami juga telah mendirikan 3 pojok baca yang berisi beragam buku bacaan, baik untuk anak-anak, remaja, hingga dewasa. Kami beberapa kali mengadakan pelatihan literasi, yaitu mengenai kepenulisan feature, karya tulis ilmiah, puisi, dan pemberian pembelajaran gratis untuk anak-anak yang kurang mampu di daerah Trenggalek. Dalam hal itu, kami juga bekerjasama dengan sekolah, seperti SMAN 2 Karangan. DSLr ialah wadah saya untuk mengabdi dan memberi kontribusi. Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat adalah bagian dari diri saya. Karenanya, saya terus semangat untuk menggapai mimpi.
Maka, izinkan saya untuk mengambil banyak pelajaran di FIM, yaitu pengalaman baru saat bertemu dengan orang-orang hebat yang expert pada bidangnya, serta pelajaran untuk bisa berkolaborasi dan memberi kontribusi dalam membangun komunitas. Saya percaya, bahwa setiap orang punya mimpi untuk menjadi yang terbaik. Namun, mimpi tersebut terkadang tidak bisa diperjuangkan seorang diri, melainkan dengan kolaborasi. Semoga FIM bersedia untuk menjadi wadah saya berkembang dengan potensi yang saya miliki dan saya pun bisa lebih banyak memberi kontribusi. Izinkan saya bergabung di FIM untuk mendapatkan tempat akselerasi proses belajar saya dan bekerjasama untuk bisa menjadi expert yang memberikan manfaat positif untuk orang-orang di sekeliling saya.
Saya Eka Imbia Agus Diartika, dari Universitas Negeri Malang untuk FIM 21 Jalur Young Expert

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya Jawab Tentang Kepenulisan

1.     Bagaimana cara untuk mulai menulis ? Apabila ditanya cara untuk memulai menulis, tentunya ini bukanlah hal yang terlalu teoritis. Setiap penulis punya cara tersendiri untuk memulai menulis dan mungkin cara mereka juga berbeda-beda. Ada yang memulai dengan menuliskan idenya di kertas dan membuat kerangkanya, ada yang langsung mengetik di komputer, ada yang mencari target lomba menulis terlebih dahulu, ada pula yang mempunyai banyak ide, namun susah menuliskannya sebelum berdiskusi. Nah, saya juga punya tips sendiri untuk memulai menulis. Inilah cara yang kerap kali saya terapkan ketika memulai menulis. a. Menuliskan target Menurut pengalaman saya, inilah cara yang paling ampuh untuk memulai menulis, terutama untuk penulis pemula. Dengan menuliskan target, maka secara tidak langsung akan memaksa dan membiasakan diri kita untuk menulis. Saya biasanya menulis target menulis terdekat di buku khusus untuk beberapa bulan ke depan. Apa yang saya tulis ialah da...

KERJAKAN SESUATU YANG BERMANFAAT

Bismillah. Sahabat, marilah sejenak mengingat-ingat segala hal yang telah kita lakukan hari ini. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Kita semua tahu, waktu yang telah berlalu tak akan mungkin bisa kembali. Tak mungkin bisa berulang. Dan apapun yang telah kita lakukan, semua pasti diawasi oleh-Nya. Tiada lekang oleh penilaian-Nya, dan semuanya pasti akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Lalu, hal apakah yang telah kita perbuat hari ini? Apakah hal yang penuh kebermanfaatan ataukah sebaliknya? Apakah di sela waktu tersebut selalu terselip nama-Nya dalam dzikir kita? Apakah telah terbaca merdu kalam-Nya pada setiap waktu yang dianugerahkan-Nya? Apakah kita telah meninggalkan hal yang tak bermanfaat untuk setiap detiknya? Marilah kita bersama bermuhasabah. Atas setiap detik waktu yang diberi. Atas setiap degup jantung yang berdetak. Atas setiap nafas yang berhembus. Karena semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya. Marilah kita manfaatkan segala kesempatan yang ad...