Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Sebuah Nasehat

"Kalau kalian tengah lelah atau malas, ingat Mbak.", begitulah pesannya pada kami sebagai penutup kegiatan liqo'. Bagiku, beliau ialah perempuan luar biasa. Beliau sekarang tengah mengambil kuliah doktoral di UM, tanpa melupakan tugas menjadi istri dan ibu, serta sekarang tengah menanti kehadiran putra keduanya. MaasyaAllah, aku bisa membayangkan betapa berlipat-lipatnya urusan beliau dibanding urusanku. Sebaliknya, kita terkadang masih suka sekali mengeluh atas urusan yang diamanahkan kepada kita. Merasa tidak ada waktu untuk mengerjakan ini dan itu. Merasa banyak sekali apa-apa yang harus dikerjakan. Namun, sayangnya, hal itu sebatas keluhan, yang tak berujung pada tindakan. Kalau begini, sayang sekali waktu kita terbuang sia-sia karena berkeluh kesah dan tak berbuat apa-apa. Jika ada yang masih seperti itu, sekarang ialah saatnya melihat kesibukan orang lain sebagai motivasi untuk kita terus berpikir positif. Karena bagaimanapun, cara berpikir kita akan sangat ber...

Yuk, Kita Mulai

Telah banyak kisah teladan perihal bersedekah dan berbagi, utamanya kisah di zaman nabi dan para generasi terbaik setelahnya. Kali ini, sengaja saya memulai tulisan dengan memaparkan kisah para pendahulu kita, bukan dengan pengalaman saya ataupun orang-orang di sekitar saya. Alasannya disampaikan oleh hadits ini, “ Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.”  (HR. Bukhari & Muslim). Maka, teladan terbaik ialah kisah di zaman Nabi Muhammad, kemudian generasi setelahnya. Kisah menarik datang dari seorang tabi’in, yang setiap hari pergi ke masjid di awal waktu. Setiap ia pergi ke masjid, sakunya tak pernah kosong; selalu ada isinya. Isi sakunya bisa bermacam-macam dan bisa bergonta-ganti di setiap harinya, tergantung pada barang yang ia punya. Ia pernah membawa uang, roti, maupun gandum. Bahkan suatu ketika, ia pernah membawa bawang merah di sakunya. Oleh karenanya, ia pun ditegur oleh salah satu sahabat,  “Me...

Sekitar 36 Jam

Kamis siang kemarin, sekitar hampir dhuhur, aku dan adikku sampai di rumah. Rencana pulang kampung terealisasi lebih awal karena aku harus mengantar adikku yang sakit. Awalnya, memang tak ada rencana sama sekali untuk pulang hari kamis kemarin. Kami telah merencanakan sejak jauh hari untuk pulang H-1 sebelum pemilu. Qadarullah, kuliahku yang biasanya masuk pada hari kamis diliburkan karena pak dosen sedang ada kegiatan di luar. Dan, senang sekali, akhirnya aku bisa pulang kampung. Akupun tak begitu memperhatikan bahwa Sabtu ada jam pengganti untuk salah satu matakuliah. Yang penting, mengantar adik pulang terlebih dahulu. Masalah balik lagi ke Malang, entahlah, dipikirkan sambil jalan wkwk. Ya beginilah, golongan darah O, yang suka melakukan sesuatu dengan tiba-tiba. Sesampai di rumah, bahagia sekali rasanya. Begitu nyata suasana pedesaan yang menyejukkan pandangan mata, mendamaikan suasana hati. Di depan rumah, terpal digelar untuk mengeringkan padi. Di belakang rumah, buah jambu...

Lama Tak Menulis

Ah, rasanya lama sekali tak menulis. Bahkan, untuk membuat satu kalimat saja begitu sulit rasanya, apalagi untuk merampungkan satu paragraf. Ide yang biasanya seringkali bermunculan, entah mengapa, akhir-akhir ini rasanya tak ada yang mau mampir untuk kutulis wkwk. Memang begitulah konsekuensinya kalau tidak konsisten. Akan terasa berat untuk memulainya kembali. Dan akhirnya, aku memutuskan untuk menuliskan judul ini karena bingung mau menuliskan apa lagi haha. Semoga saja deret kalimat yang kutuliskan ini tak terlalu membosankan tersebab kehabisan kata-kata.             Sejak beberapa hari yang lalu, sudah ada yang menagih tulisanku. Namun kurasa, belum ada hal menarik yang hendak kutulis. Akhirnya, kutunda lagi untuk menulis. Apalagi, beberapa saat yang lalu ada kesalahpahaman tentang salah satu tulisanku wkwk, sehingga aku perlu memikirkan betul-betul sebelum menuliskan sesuatu. Tak hanya asal tulis dan memastikan tidak menim...