Viaberita.com
– Malam Lailatul Qadar. Malam Lailatul Qadar juga disebut malam seribu bulan karena
pada malam itu malaikat diperintahkan oleh Allah SWT untuk menuliskan ketetapan
tentang kebaikan, rezeki dan keberkahan di setiap tahun di bulan Ramadhan. Setiap
Muslim pasti menginginkan bertemu dengan Malam Lailatu Qadar. Lalu,
bagaimanakah Ciri-Ciri Malam Lailatul Qadar Yang Sesuai
dengan Hadist Rasulullah Saw ?
6 Ciri-Ciri Malam Lailatul Qadar Sesuai Hadist
Rasulullah Saw
1. Udara dan
Suasana Pagi Yang Tenang
Ibnu Abbas
radliyallahu’anhu berkata: Rasulullah SAW bersabda:
“Lailatul
Qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula
terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna
merah”
2. Cahaya
Mentari Redup
Ada juga
hadits nabi yang menginformasikan ciri malam Qadar adalah bila ada cahaya
mentari lemah, cerah tak bersinar kuat keesokannya. Dasarnya dari hadits Ubay
bin Ka’ab radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ
الشَّمْسَ تَطْلُعُ يَوْمَئِذٍ لاَ شُعَاعَ لَهَا
“Keesokan
hari malam Qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan” (HR.
Muslim)
3. Terkadang
Terbawa dalam Mimpi
Malam itu
terbawa dalam mimpi, seperti yang terkadang dialami oleh sebagian sahabat Nabi
radliyallahu’anhum.
عَنْ ابْنِ
عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رِجَالًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُرُوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْمَنَامِ فِي
السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ فَمَنْ
كَانَ مُتَحَرِّيَهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ
Dari sahabat
Ibnu Umar radliyallahu’anhuma bahwa beberapa orang dari sahabat Nabi saw
diperlihatkan malam Qadar dalam mimpi (oleh Allah SWT) pada 7 malam terakhir
(Ramadhan) kemudian Rasulullah saw berkata,”Aku melihat bahwa mimpi kalian
(tentang lailatul Qadar) terjadi pada 7 malam terakhir. Maka barang siapa yang
mau mencarinya maka carilah pada 7 malam terakhir. (HR Muslim)
4. Bulan
Nampak Separuh Bulatan
Ada juga
yang menyebutkan bahwa malam itu bulan nampak separuh bulatan, sebagaimana
hadits berikut ini :
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ تَذَاكَرْنَا لَيْلَةَ الْقَدْرِ عِنْدَ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَيُّكُمْ يَذْكُرُ حِينَ
طَلَعَ الْقَمَرُ وَهُوَ مِثْلُ شِقِّ جَفْنَةٍ
Abu Hurairah
radliyallahuanhu berkata, ”Kami pernah berdiskusi tentang lailatul Qadar di
sisi Rasulullah SAW, beliau berkata, “Siapakah dari kalian yang masih ingat
tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.” (HR. Muslim)
5. Malam
Dengan Ciri Tertentu
Ciri yang
lain dari malam Qadar adalah malam itu terang, tidak panas, tidak dingin, tidak
ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada
malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan).
Dasarnya
adalah hadits Ubadah bin Shamit radhiyallahuanhu berikut ini :
إِنَّهَا
صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ فِيهَا قَمَرًا سَاطِعًا سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ لاَ
بَرْدَ فِيهَا وَلاَ حَرَّ وَلاَ يَحِل لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيهَا
حَتَّى تُصْبِحَ وَأَنَّ مِنْ أَمَارَتِهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيحَتَهَا تَخْرُجُ
مُسْتَوِيَةً لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْل الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ وَلاَ
يَحِل لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ
Malam itu
adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan
tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan
dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadr
adalah, matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat,
seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar
bersama matahari pagi itu” (HR. Ahmad)
Juga ada
hadits yang senada dari hadits Watsilah bin al-Asqa’ dari Rasulullah SAW::
“Lailatu-Qadar
adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak
hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu
dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)” (HR. At-Thabrani)[1]
6. Lezatnya
Ibadah
Ada juga
pendapat yang mengatakan bahwa ciri malam Qadar adalah bila orang-orang yang
beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan
kenikmatan bermunajat kepada Rabb-nya tidak seperti malam-malam lainnya.
Namun, dari
sekian banyak riwayat yang menunjukkan bahwa malam Lailatul Qadar ini mempunyai
tanda dan alamat yang bisa diketahui dan dirasakan, tidak berarti bahwa setiap
orang dapat mengatahui dan merasakannya.
Seorang
muslim yang menghidupkan malam-malam Ramadhannya, memungkinkan baginya
mendapatkan malam Qadar itu tanpa ia ketahui tanda malam mulia tersebut.
Jadi
mengetahui tanda malam Qadar itu bukan sesuatu yang pasti dan dapat dirasakan
oleh semua orang yang menghidupkan malam tersebut.
Imam Thobari
mengatakan: “Itu (tanda-tanda Lailatul Qadar) tidak mesti, seorang muslim bisa
saja mendapatkan malam mulia tersebut dan ia tidak melihat atau mendengar
sesuatu dari tanda-tanda itu”.
Sumber
: http://www.rumahfiqih.com/x.php?id=1435482211&=mohon-ciri-ciri-lailatul-qadar-sesuai-hadits-nabi.htm dalam http://www.viaberita.com/6449/6-ciri-ciri-malam-lailatul-qadar-sesuai-hadist-rasulullah-saw/
Komentar
Posting Komentar