Langsung ke konten utama

Suarakan Lingkungan: Peran Sentral Perempuan dalam Keberlanjutan

Penulis: Eka Imbia Agus Diartika, M.Pd

"Sejak menikah, saya merasakan perubahan drastis dalam hidup saya. Dulu, saya termasuk aktivis perempuan di bidang lingkungan hidup, sering mengikuti kegiatan di luar kota, bahkan masih bermimpi untuk menyuarakan isu lingkungan hidup di luar negeri", ucap salah satu perempuan ketika sedang menceritakan keluhannya kepada saya.

Saya merasa iba. Mengapa sering kali peran sentral perempuan di berbagai bidang harus rela dilepaskan ketika mereka berstatus sebagai istri atau ibu. Tidak hanya di bidang lingkungan, namun di beberapa bidang lain juga demikian.

Hal serupa juga saya rasakan. Saya beberapa kali mengikuti forum tentang lingkungan, sekitar 85% peserta maupun pengisi acara juga didominasi oleh golongan laki-laki. Hal ini juga selaras dengan pidato yang disampaikan oleh UN Nation ketika membahas keterkaitan perempuan dan perubahan iklim. Bahwa di mana pun, perempuan menghadapi ancaman terbesar dan kerugian terdalam. Perempuan mayoritas masih dikucilkan dari ruang pengambilan keputusan. Perempuan yang tinggal di negara kepulauan kecil, negara kurang berkembang, dan negara terdampak konflik merupakan kelompok yang paling terkena dampaknya. Perempuan paling menderita ketika sumber daya alam lokal termasuk pangan dan air terancam, dan mereka tidak punya banyak cara untuk beradaptasi. 

Banyak juga stereotip masyarakat, perempuan tidak perlu memiliki pendidikan tinggi, nanti ujung-ujungnya juga akan mengerjakan tugas domestik. Menyapu, mengepel, memasak, dsb seolah-olah sudah melekat dengan perempuan. Inilah yang menjadi ruang penyekat bagi perempuan untuk hadir berkontribusi memberikan peran penting pada masyarakat, termasuk untuk menyuarakan isu-isu perempuan di bidang lingkungan. Tidak salah memang terkait tugas domestik, namun akan lebih paripurna lagi jika peran sentral perempuan di bidang lingkungan hidup tidak begitu saja dihapuskan. Sebab, problematika lingkungan hidup banyak berdampak terhadap perempuan.

Perempuan dan Lingkungan Hidup

Beberapa waktu lalu, saya mengikuti webinar secara daring membahas tentang perempuan dan isu pembukaan tambang emas. Saya menyimak betul-betul materi pada kegiatan tersebut. Ternyata, efek pembukaan lahan tambang sangat berpengaruh secara langsung terhadap perempuan, utamanya karena efek pencemaran lingkungan di sekitar.

Paling mudah kita lihat, pembukaan lahan tambang mempengaruhi kualitas tanah dan air. Adanya lahan yang dikuras perutnya untuk diambil kandungan emasnya, tentu menimbulkan pencemaran tanah dan air. Tanah dan air yang tercemar bisa mengurangi kualitas baku mutunya, sehingga bisa-bisa tidak layak konsumsi. Apabila ada ibu hamil dan menyusui yang mengonsumsi air tersebut, maka akan berpengaruh secara langsung pada perkembangan bayinya.

Pemaparan di atas ialah salah satu akibat yang bisa dirasakan oleh kaum perempuan. Maka inilah, salah satu alasan mengapa perempuan harus secara langsung dan ikut serta menyuarakan isu-isu terkait lingkungan hidup secara berkelanjutan, baik di ranah lokal maupun global.

Keberlanjutan peran perempuan di bidang lingkungan hidup haruslah terus didukung. Sebab, hal ini akan menghasilkan dampak positif yang secara langsung dapat kita rasakan.

Memelihara keberlanjutan peran perempuan menghasilkan keberagaman dan inklusivitas dalam berbagai sektor. Berbagai perspektif, pemikiran, dan pengalaman perempuan mendukung pengambilan keputusan yang lebih holistik dan adil. Perempuan mempunyai peranan strategis untuk menjaga dan melestarikan lingkungan, untuk mengawasi terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan dan dapat menjadi agent of change serta  penentu kebijakan di dalam mengembangkan lingkungan yang responsif gender.

Ketika perempuan tetap aktif dalam peran sentralnya, mereka menjadi sumber inspirasi bagi generasi berikutnya. Anak perempuan dapat melihat bahwa mereka memiliki peluang untuk mengejar impian mereka, termasuk di bidang lingkungan, tanpa harus mengorbankan peran sentral mereka dalam keluarga. Sebagai ibu, perempuan menjadi agen utama dalam pendidikan anak-anaknya. Melalui ibu, kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan dapat ditanamkan pada anak-anak sejak dini. Dengan menerapkan gaya hidup ramah lingkungan dalam keluarga, anak-anak akan terbiasa menjaga lingkungan sekitarnya. Jika kesadaran ini tertanam pada diri anak-anak, di masa depan akan terbentuk generasi yang peduli terhadap lingkungan. 

Perubahan sosial yang positif sering kali dimulai dari perubahan di tingkat individu. Perempuan yang tetap memiliki peran sentral dalam berbagai bidang dapat menjadi agen perubahan yang kuat, baik dalam melawan stereotip gender maupun mempromosikan nilai-nilai keberlanjutan. Ibu negara dalam side event Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim di Bali beberapa tahun lalu mendorong pembentukan Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara (GPTP), yang hingga saat ini aktif menanam pohon dan mendukung program "Menanam 1 Milyar Pohon". Tujuh organisasi perempuan, seperti SIKIB, KOWANI, Dharma Wanita Persatuan, Dharma Pertiwi, Tim Penggerak PKK, Bhayangkari, dan Aliansi Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan, terlibat dalam gerakan ini.

Keterlibatan perempuan dalam isu-isu lingkungan sangat penting untuk mencapai tujuan keberlanjutan. Mereka dapat membawa perspektif unik terkait dengan keseimbangan ekosistem, pemanfaatan sumber daya alam, dan dampak perubahan iklim. Dengan memahami dan mendorong keberlanjutan peran perempuan dalam berbagai bidang, termasuk lingkungan hidup, masyarakat dapat meraih manfaat dari kekayaan potensi dan kontribusi yang ditawarkan oleh setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin atau status sosial. Terwujudnya kesetaraan gender akan dapat memperbaiki pembangunan yang berkelanjutan, dan sebaliknya pembangunan akan berkesinambungan apabila perempuan dan laki-laki setara sebagai mitra sejajar.

Langkah Kontret: Saatnya Perempuan Berdampak untuk Lingkungan Hidup

Mengembalikan peran perempuan dalam mengatasi isu lingkungan hidup merupakan suatu langkah penting yang tidak hanya memperkuat kontribusi perempuan dalam pelestarian alam tetapi juga meningkatkan pembangunan berkelanjutan. Dalam mencapai tujuan ini, pendekatan holistik diperlukan, yang mencakup aspek pendidikan, kebijakan, partisipasi ekonomi, dan perubahan budaya.

Pertama-tama, pemberdayaan perempuan melalui pendidikan merupakan fondasi utama. Memberikan akses pendidikan yang setara dan berkualitas bagi perempuan tidak hanya meningkatkan kapasitas intelektual mereka tetapi juga membuka pintu untuk pengembangan pemahaman mendalam tentang isu-isu lingkungan. Kurikulum harus mencakup materi-materi yang mengajarkan keberlanjutan, pelestarian alam, dan dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan. Program pelatihan tambahan yang fokus pada keahlian lingkungan juga dapat diperkenalkan untuk memberikan keterampilan praktis yang dapat diterapkan dalam mengatasi tantangan lingkungan.

Selanjutnya, perempuan perlu didorong untuk mengambil peran aktif dalam pengambilan keputusan dan perencanaan kebijakan terkait lingkungan. Peningkatan representasi perempuan dalam lembaga-lembaga pengambil keputusan, baik di tingkat lokal maupun nasional, penting untuk memastikan perspektif mereka diakomodasi dalam formulasi kebijakan. Inisiatif untuk memfasilitasi pelibatan perempuan dalam forum-forum lingkungan dan dialog antar-stakeholder harus diperkuat. Langkah-langkah konkret, seperti kuota perempuan dalam posisi kebijakan lingkungan, dapat menjadi langkah awal yang efektif untuk memastikan keterlibatan mereka.

Selain itu, program dukungan ekonomi yang fokus pada perempuan dapat menjadi pendorong kuat untuk partisipasi mereka dalam inisiatif lingkungan. Pengembangan usaha ramah lingkungan yang dikelola oleh perempuan, seperti produksi dan perdagangan barang-barang daur ulang atau energi terbarukan, tidak hanya menciptakan lapangan kerja tetapi juga memberikan peluang ekonomi yang berkelanjutan. Kredit usaha mikro dan pelatihan kewirausahaan khusus perempuan bisa menjadi alat efektif untuk memajukan inisiatif ini. Keberlanjutan ekonomi perempuan secara langsung terkait dengan keberlanjutan lingkungan, sehingga investasi yang berkaitan dengan potensi ekonomi perempuan harus menjadi prioritas.

Untuk mencapai perubahan yang lebih baik, edukasi masyarakat tentang peran kunci perempuan dalam pelestarian lingkungan perlu diperkuat. Program penyuluhan dan kampanye informasi dapat membantu menghilangkan stereotip gender yang membatasi peran perempuan dalam konteks lingkungan. Masyarakat perlu menyadari kontribusi yang dapat diberikan oleh perempuan dalam pelestarian alam dan pentingnya melibatkan semua elemen masyarakat dalam upaya perlindungan lingkungan.

Dalam mengatasi isu lingkungan hidup, keterlibatan perempuan tidak hanya tentang kesetaraan gender, tetapi juga tentang meningkatkan kesejahteraan bersama dan keberlanjutan planet ini. Langkah-langkah konkret ini, mulai dari pendidikan hingga pemberdayaan ekonomi dan perubahan budaya, akan membentuk landasan yang kokoh untuk mencapai tujuan pelestarian lingkungan secara bersama-sama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya Jawab Tentang Kepenulisan

1.     Bagaimana cara untuk mulai menulis ? Apabila ditanya cara untuk memulai menulis, tentunya ini bukanlah hal yang terlalu teoritis. Setiap penulis punya cara tersendiri untuk memulai menulis dan mungkin cara mereka juga berbeda-beda. Ada yang memulai dengan menuliskan idenya di kertas dan membuat kerangkanya, ada yang langsung mengetik di komputer, ada yang mencari target lomba menulis terlebih dahulu, ada pula yang mempunyai banyak ide, namun susah menuliskannya sebelum berdiskusi. Nah, saya juga punya tips sendiri untuk memulai menulis. Inilah cara yang kerap kali saya terapkan ketika memulai menulis. a. Menuliskan target Menurut pengalaman saya, inilah cara yang paling ampuh untuk memulai menulis, terutama untuk penulis pemula. Dengan menuliskan target, maka secara tidak langsung akan memaksa dan membiasakan diri kita untuk menulis. Saya biasanya menulis target menulis terdekat di buku khusus untuk beberapa bulan ke depan. Apa yang saya tulis ialah da...

Profil Singkat Eka Imbia Agus Diartika untuk FIM 21

Kolaborasi tentunya menjadi hal mutlak agar kita dapat berkembang. Menjadi bagian dari Forum Indonesia Muda (FIM) ialah mimpi saya sejak 2 tahun yang lalu, 2017. Pada tahun tersebut, saya sudah mendaftarkan diri pada FIM 19, namun sayangnya, saat itu masih terhalang jarak karena saya masih berada di Malaysia dalam program PPL Internasional. Tahun ini, saya kembali membulatkan tekad untuk bisa menjadi bagian dari keluarga FIM. Untuk menjadi bagian dari FIM, tentunya dibutuhkan persiapan yang sangat matang. Di balik kegagalan saya untuk menjadi bagian dari FIM tahun 2017, saya percaya bahwa saya masih diberikan kesempatan untuk terus menggali potensi yang saya miliki dan terus memperbaiki diri, sehingga untuk FIM 21 ini saya memilih jalur Young Expert. Terlahir di sebuah kabupaten kecil di Jawa Timur, yaitu Trenggalek, menjadikan saya terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Sejak kecil, kedua orangtua saya selalu menanamkan arti perjuangan. Ayah selalu membiasakan saya untuk bekerja ke...

KERJAKAN SESUATU YANG BERMANFAAT

Bismillah. Sahabat, marilah sejenak mengingat-ingat segala hal yang telah kita lakukan hari ini. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Kita semua tahu, waktu yang telah berlalu tak akan mungkin bisa kembali. Tak mungkin bisa berulang. Dan apapun yang telah kita lakukan, semua pasti diawasi oleh-Nya. Tiada lekang oleh penilaian-Nya, dan semuanya pasti akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Lalu, hal apakah yang telah kita perbuat hari ini? Apakah hal yang penuh kebermanfaatan ataukah sebaliknya? Apakah di sela waktu tersebut selalu terselip nama-Nya dalam dzikir kita? Apakah telah terbaca merdu kalam-Nya pada setiap waktu yang dianugerahkan-Nya? Apakah kita telah meninggalkan hal yang tak bermanfaat untuk setiap detiknya? Marilah kita bersama bermuhasabah. Atas setiap detik waktu yang diberi. Atas setiap degup jantung yang berdetak. Atas setiap nafas yang berhembus. Karena semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya. Marilah kita manfaatkan segala kesempatan yang ad...