20 September 2022, putra kami, Arya Mufid Arrasyid lahir di dunia. Rangkaian nama yang disusun oleh ayah, bunda, dan akungnya ini harapannya menjadikan putra kami menjadi seorang yang besar, bermanfaat, dan cerdas. Aamiin.
Menjadi ibu ialah fase baru dalam kehidupanku. Yang sebelumnya belum pernah belajar secara langsung, sekalipun sudah membaca banyak teori π .
Yap, menjadi ibu ialah sebuah proses belajar. Awal-awal tentu saja aku kaget dengan peran menjadi ibu baru. Kadang merasa sudah belajar, eh nyatanya praktiknya tak semudah itu, ygy. Seringkali merasa bersalah pada anak karena belum bisa menjadi ibu yang baik. Anak pertama seperti jadi bahan percobaan.π (Kok kayak praktik di lab π)
Belum lagi, banyak mitos-mitos para tetua, utamanya yang tinggal di desa, seperti saya. Aduh, tentu menambah beban ibu baru seperti saya ini, guys π. Para tamu yang datang banyak yang bercerita gaboleh ini, gaboleh itu, kalau aku dulu gini, kalau aku dulu gitu. Aduuh tambah pusing. Pengen fokus mikir gimana ngasuh anak, eh malah ditambah beban karena omongan orang. Mau gamau jadi pikiran, meski sebenarnya pengennya cuek² aja. Nanti kubahas di bagian tersendiri deh tentang mitos ini, karena cukup panjang π€£.
Oiya, awal² punya anak beberapa hal dasar terpenting yang harus disiapkan jauh² hari (menurut pengalaman saya) ialah bagaimana menggendong bayi, menyusui, dan memandikan bayi. Ketiga hal tersebut ternyata masih membuat saya bingung ketika ada bayi di depanku, meski sebenarnya selama hamil aku juga sering belajar dan baca², tapi belum praktik langsung.
Pertama, aku mau bahas tentang menggendong bayi. Dulu, waktu masih hamil, aku membayangkan kalau menggendong ialah hal yang mudah. Tinggal gendong anak, pakai jarik, trus diuwel² di belakang. Kayak yang aku lihat biasanya di orang² desa kayak gitu π€£.
Tapi pas mau lahiran dulu aku belinya gendongan model ringsling, karena kuanggap kalau pakai jarik kayak jadul gitu wkwk. Aku pengen yang gendongannya agak kekinian gitu. Eeeeh, ternyata aku bingung pake ringsling itu pas awal² bayi newborn. Dan lebih enak pakai jarik kayak emak² zaman dulu haha.
Ternyata menggendong bayi tak semudah yang kubayangkan. Di awal Arya lahir, aku masih bingung, gimana ambil si bayi dari tempat tidur, gimana gendongnya pas nangis, apalagi pas awal² itu Arya sering nangis, begadang di malam hari π Untungnya masih di rumah orangtua, jadi bisa memanggil bala bantuan π€£ Jadi saranku, buat calon ibu baru, kalian harus belajar dan praktik langsung menggendong jauh hari sebelum melahirkan. Bisa belajar di bidan waktu yoga dengan pakai model boneka bayi ataupun pinjam ponakan bayi untuk digendong. Jangan kayak aku, yang memang jarang gendong bayi sebelumnya. Nanti bakal kualahan πΆ
Lanjut ya. Yang kedua aku mau bahas tentang menyusui. Ini penting pake banget harus dikuasai oleh semua ibu. Karena bisa dibilang "sumber kehidupan" bayi ya dari ASI, yang tergantung dari proses menyusui yang benar.
Awal melahirkan, ASI ku belum keluar sama sekali. Mungkin di hari kedua atau ketiga gitu baru keluar cairan kuning (kolostrum). Kalau saya baca² sih memang wajar, ibu melahirkan anak pertama biasanya memang ASI nya tidak langsung keluar dan baru keluar di beberapa hari selanjutnya.
Di awal² itulah idealismeku untuk memberi ASI eksklusif mulai goyah, akhirnya Arya di awal² kehidupannya sempat mencicipi susu formula beberapa hari. Salahku, aku kurang belajar sejak dulu dengan ikut kelas laktasi. Aku pun baru tahu sebenarnya bayi masih bisa bertahan sampai sekitar 2 hari tanpa minum apapun karena masih ada cadangan makanan dari dalam kandungan. Tapi aku kasihan kalau si bayi tidak dikasih minum selama 2 hari. Akupun berpikir, apakah si bayi akan kuat? Karena dari cerita tetanggaku, bayinya kuning dan nangis² karena nunggu ASI belum keluar-keluar meskipun sudah diusahakan.
Efek dari pemberian susu formula dengan dot sejak dari rumah sakit ternyata berkepanjangan. Inilah yang menjadikan bayi bingung puting π. Arya setiap DBF selalu menangis karena alirannya belum deras. Padahal dengan DBF inilah yang akan memicu keluarnya ASI. Dramapun selalu muncul kalau mau minum. Akhirnya tidak tahan dan kasihan dengan tangisannya, dengan terpaksa, suforlah penolongnya.
Saat itu aku belum kepikiran beli pompa ASI. Aku pikir kalau menyusui akan berlangsung mudah, ternyata tidak begitu Fergussoπ€£. Jadi semuanya harus disiapkan baik² ya.
Sejak saat itu aku beli pompa ASI. Alhamdulillah, ketika mulai rajin pompa ASI, ASI ku lebih deras. Sampai terbuang² karena Arya belum bisa dbf π. Jadi dipompa, trus diberikan lewat dot. Arya belum bisa pakai media lain selain dot. Pernah dicoba pakai sendok, tapi malah dilepeh.
Jadi saranku, siapkan pompa asi jauh hari sebelum melahirkan. Bisa di waktu hamil trisemester akhir. Jadi asi bisa dipancing dulu biar keluar pakai pompa itu sebelum disedot sama bayi secara langsung.
Dan juga, belajar lah gimana cara menyusui bayi (dbf), biar gak kelabakan kayak aku. Tapi Alhamdulillah, akhirnya setelah proses yang cukup panjang Arya mau dbf sampai saat iniπ. Nanti aku ceritakan juga di part selanjutnya. Btw banyak banget ceritaku dan cukup random sih wkwk π€£
Udah itu dulu ya, di postingan ini. Nanti kepanjangan, jadi males yang baca. Aku buat cerita lagi di postingan selanjutnya π
Komentar
Posting Komentar