Suatu ketika, keluhan terucap dari bibir kita. Banyak angan dan ingin. Kadang, kenikmatan orang lain yang menjadi bahan perbandingan. Keberhasilan orang lain yang menjadi tolok ukur. Sering bahkan, ketika kita membandingkan nikmat kita dengan orang lain, bukannya kita bertambah syukur, namun malah terus merasa kurang dan kurang. Astaghfirullah.
Ada suatu ketika pula, kita merasa telah banyak beramal. Shalat, mengaji, puasa, sedekah, dsb. Namun, di saat itu pula terkadang ketenangan tak jua kita dapatkan. Kita kadang masih mengharap pujian dan penilaian dari orang lain. Kadang pula, kita semakin ujub, bangga diri, merasa lebih dibandingkan yang lain. Astaghfirullah.
Lalu, sebenarnya apa yang dicari? Harta? Pangkat? Terkenal? Pujian? Semua itu adalah DUNIA.
Sungguh amat merugi, jika kita terus menerus membandingkan diri kita hanya karena perkara dunia. Karena sungguh, dunia begitu hina, lebih hina dari satu sayap nyamuk. Begitu tak berharga.
Karenanya, yang paling penting untuk kita kondisikan adalah hati. Disanalah tertancap niat dan azzam. Seberapapun banyak amalan dhahir, jika tak diiringi amalan batin yang baik, sungguh itu tak berharga sama sekali.
Allah, bimbing kami. Menuju hati yang bersih. Menggapai hati yang selamat. Untuk menuju kebaikan akhirat yang berlipat-lipat. Aamiin.
Komentar
Posting Komentar