Langsung ke konten utama

24 Tahunku untuk Apa?

6 Agustus, 24 tahun yang lalu. Allah memberikan izin kepadaku untuk melihat dunia.

Sebenarnya, aku bukanlah orang yang biasa memperingati hari kelahiran. Namun, tidak berlebihan rasanya jika saat ini kugunakan untuk refleksi diri.

Tentu masih jauh rasanya, jika pencapaianku saat ini dibandingkan dengan pencapaian para pendahulu pada usia yang serupa. Nabi Muhammad SAW pada usia 25 tahun sudah diangkat menjadi rasul. Di usia yang sama, Al-Fatih telah berhasil menakhlukkan Konstatinopel. Sementara Usamah bin Zaid telah berhasil menjadi komandan dalam perang menyerbu wilayah Syam dalam usia 18 tahun.

Sebenarnya, aku tidak hendak membanding-bandingkan orang yang tidak berada pada zona waktu yang sama. Ya tentu saja berbeda. Namun, bagaimanapun contoh terbaik ialah orang-orang yang ada di zaman nabi, kemudian setelahnya, kemudian setelahnya.

Hal yang paling aku renungi pada usia yang hampir seperempat abad ini ialah apakah aku telah benar-benar menjalani aktivitas dengan tujuan yang aku inginkan. Apakah aku telah benar-benar mandiri dalam mengambil keputusan. Apakah aku telah menemukan alasan di setiap langkah yang kuambil.

Tentu saja, tujuan utama dalam kehidupan ialah menjadi hamba Allah yang dapat mengabdi kepada-Nya, menjadi seseorang yang bermanfaat, untuk kemudian bisa bermanfaat pada kehidupan selanjutnya, yaitu akhirat.

Maka, di detik ini, aku mulai memikirkan, merenung, dan merencanakan ulang segala mimpi-mimpiku, menjadi diriku dengan tujuan hidup yang kuputuskan sendiri, dan terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik lagi, lebih produktif, dan lebih bermanfaat.

Karena waktu bisa saja berhenti. Maka, di sisa waktu yang ada ini, semoga aku bisa terus berproses dan bertumbuh. Lebih baik dan lebih baik lagi.

Bismillahhirrahmanirrahiim.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya Jawab Tentang Kepenulisan

1.     Bagaimana cara untuk mulai menulis ? Apabila ditanya cara untuk memulai menulis, tentunya ini bukanlah hal yang terlalu teoritis. Setiap penulis punya cara tersendiri untuk memulai menulis dan mungkin cara mereka juga berbeda-beda. Ada yang memulai dengan menuliskan idenya di kertas dan membuat kerangkanya, ada yang langsung mengetik di komputer, ada yang mencari target lomba menulis terlebih dahulu, ada pula yang mempunyai banyak ide, namun susah menuliskannya sebelum berdiskusi. Nah, saya juga punya tips sendiri untuk memulai menulis. Inilah cara yang kerap kali saya terapkan ketika memulai menulis. a. Menuliskan target Menurut pengalaman saya, inilah cara yang paling ampuh untuk memulai menulis, terutama untuk penulis pemula. Dengan menuliskan target, maka secara tidak langsung akan memaksa dan membiasakan diri kita untuk menulis. Saya biasanya menulis target menulis terdekat di buku khusus untuk beberapa bulan ke depan. Apa yang saya tulis ialah da...

Profil Singkat Eka Imbia Agus Diartika untuk FIM 21

Kolaborasi tentunya menjadi hal mutlak agar kita dapat berkembang. Menjadi bagian dari Forum Indonesia Muda (FIM) ialah mimpi saya sejak 2 tahun yang lalu, 2017. Pada tahun tersebut, saya sudah mendaftarkan diri pada FIM 19, namun sayangnya, saat itu masih terhalang jarak karena saya masih berada di Malaysia dalam program PPL Internasional. Tahun ini, saya kembali membulatkan tekad untuk bisa menjadi bagian dari keluarga FIM. Untuk menjadi bagian dari FIM, tentunya dibutuhkan persiapan yang sangat matang. Di balik kegagalan saya untuk menjadi bagian dari FIM tahun 2017, saya percaya bahwa saya masih diberikan kesempatan untuk terus menggali potensi yang saya miliki dan terus memperbaiki diri, sehingga untuk FIM 21 ini saya memilih jalur Young Expert. Terlahir di sebuah kabupaten kecil di Jawa Timur, yaitu Trenggalek, menjadikan saya terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Sejak kecil, kedua orangtua saya selalu menanamkan arti perjuangan. Ayah selalu membiasakan saya untuk bekerja ke...

KERJAKAN SESUATU YANG BERMANFAAT

Bismillah. Sahabat, marilah sejenak mengingat-ingat segala hal yang telah kita lakukan hari ini. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Kita semua tahu, waktu yang telah berlalu tak akan mungkin bisa kembali. Tak mungkin bisa berulang. Dan apapun yang telah kita lakukan, semua pasti diawasi oleh-Nya. Tiada lekang oleh penilaian-Nya, dan semuanya pasti akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Lalu, hal apakah yang telah kita perbuat hari ini? Apakah hal yang penuh kebermanfaatan ataukah sebaliknya? Apakah di sela waktu tersebut selalu terselip nama-Nya dalam dzikir kita? Apakah telah terbaca merdu kalam-Nya pada setiap waktu yang dianugerahkan-Nya? Apakah kita telah meninggalkan hal yang tak bermanfaat untuk setiap detiknya? Marilah kita bersama bermuhasabah. Atas setiap detik waktu yang diberi. Atas setiap degup jantung yang berdetak. Atas setiap nafas yang berhembus. Karena semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya. Marilah kita manfaatkan segala kesempatan yang ad...