Langsung ke konten utama

DES 2019: Part 2 (Memulai Hari Baru)

Niat telah diazzamkan, tak pantas rasanya untuk mundur perlahan. Aku pun harus tetap melangkah dan menjalani apa-apa yang sudah menjadi pilihan. Ya, meski sebenarnya hatiku masih riuh dipenuhi kebimbangan. Tapi inilah konsekuensi. Aku tahu, dengan memilih untuk melanjutkan beasiswa ini, tesisku pasti akan terganggu. Yang dulunya aku bisa hampir setiap hari mendatangi rumah pembimbing (kajian/ bimbingan), pastinya setelah mengambil les ini aku tidak akan bisa melakukan hal yang sama. Target lulus Bulan Maret, seperti halnya waktu sidang skripsi dulu, pastilah tidak bisa tercapai. Mengajar les anak-anak pun harus mencari pengganti. Mungkin bagi sebagaian orang menjalani hal seperti ini ialah mudah karena bisa fokus ke banyak hal. Namun, sepertinya hal ini tidak berlaku bagiku. Aku harus menata ulang jadwal belajarku dan harus memberikan porsi lebih untuk beasiswa ini. Baiklah, ini konsekuensi. Saya terus berusaha menimbang manfaat dan mudharatnya agar tidak mengecewakan banyak pihak.

Di hari-hari awal, terasa berat memang. Aku yang terbiasa ke kampus, tetiba harus banyak di tempat les. Namun, beruntungnya, DPP masih memperbolehkan untuk mengambil izin, termasuk bimbingan dan hal-hal penting lainnya. Sabtu-Ahad pun ternyata boleh meninggalkan homestay. Beberapa teman yang lain pun ternyata juga memiliki kasus serupa, namun mereka slow wkwk. Tidak sepertiku dan Mbak Diah, yang mempertimbangkan semuanya dari awal. Ternyata, tak begitu mencengangkan dengan apa yang kubayangkan sebelumnya. Hal di atas menjadi angin segar bagiku. Aku bisa mengambil izin beberapa saat untuk mengerjakan tesis, pekerjaan yang harus kuutamakan saat ini. Meskipun tak begitu maksimal, namun setidaknya aku masih ada waktu untuk mengingat dan membuka lembaran-lembaran proposalku hehe.

Hari demi hari kulalui. Semakin hari, rasa syukurku semakin berlipat-lipat. Setiap kali aku bercerita tentang beasiswa ini, ternyata di luar sana banyak orang yang menginginkan beasiswa seperti ini. Apalagi, di pertemuan pertama perkenalan, aku bertemu dengan orang-orang hebat. Semua tutorku luar biasa. Ada yang mendapatkan beasiswa PMSDU, beasiswa LPDP di London, hingga di Netherland. Bahkan, semua teman-temanku juga orang hebat. Diatantara 16 orang yang menjadi peserta DES, hanyalah aku dan Mbak Diah yang menjadi kader tingkat komisariat huhu. Selebihnya, sudah masuk jajaran Pimpinan Cabang (PC) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM.

Sejak berada dalam lingkaran itu, bahasan kami pun juga semakin meluas. Tak hanya sekadar belajar bahasa Inggris, namun kami saling memotivasi untuk bisa kuliah di luar negeri. Maka, adakah alasan untuk tidak bersyukur? Dipertemukan dengan orang-orang hebat sebagai wasilahku untuk belajar menjadi lebih baik lagi. Aku semakin yakin bahwa pilihanku insyaAllah tepat. Karena kalau bukan saat ini aku menyediakan waktu untuk belajar Bahasa Inggris, mau kapan lagi? Semoga Allah selalu membimbingku.

Maka, akan kujalani hari-hari dengan penuh kebahagiaan. Berusaha sepenuh hati untuk belajar. Ya, meskipun masih ada bayang-bayang tugas lain yang harus diselesaikan wkwk.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya Jawab Tentang Kepenulisan

1.     Bagaimana cara untuk mulai menulis ? Apabila ditanya cara untuk memulai menulis, tentunya ini bukanlah hal yang terlalu teoritis. Setiap penulis punya cara tersendiri untuk memulai menulis dan mungkin cara mereka juga berbeda-beda. Ada yang memulai dengan menuliskan idenya di kertas dan membuat kerangkanya, ada yang langsung mengetik di komputer, ada yang mencari target lomba menulis terlebih dahulu, ada pula yang mempunyai banyak ide, namun susah menuliskannya sebelum berdiskusi. Nah, saya juga punya tips sendiri untuk memulai menulis. Inilah cara yang kerap kali saya terapkan ketika memulai menulis. a. Menuliskan target Menurut pengalaman saya, inilah cara yang paling ampuh untuk memulai menulis, terutama untuk penulis pemula. Dengan menuliskan target, maka secara tidak langsung akan memaksa dan membiasakan diri kita untuk menulis. Saya biasanya menulis target menulis terdekat di buku khusus untuk beberapa bulan ke depan. Apa yang saya tulis ialah da...

Profil Singkat Eka Imbia Agus Diartika untuk FIM 21

Kolaborasi tentunya menjadi hal mutlak agar kita dapat berkembang. Menjadi bagian dari Forum Indonesia Muda (FIM) ialah mimpi saya sejak 2 tahun yang lalu, 2017. Pada tahun tersebut, saya sudah mendaftarkan diri pada FIM 19, namun sayangnya, saat itu masih terhalang jarak karena saya masih berada di Malaysia dalam program PPL Internasional. Tahun ini, saya kembali membulatkan tekad untuk bisa menjadi bagian dari keluarga FIM. Untuk menjadi bagian dari FIM, tentunya dibutuhkan persiapan yang sangat matang. Di balik kegagalan saya untuk menjadi bagian dari FIM tahun 2017, saya percaya bahwa saya masih diberikan kesempatan untuk terus menggali potensi yang saya miliki dan terus memperbaiki diri, sehingga untuk FIM 21 ini saya memilih jalur Young Expert. Terlahir di sebuah kabupaten kecil di Jawa Timur, yaitu Trenggalek, menjadikan saya terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Sejak kecil, kedua orangtua saya selalu menanamkan arti perjuangan. Ayah selalu membiasakan saya untuk bekerja ke...

KERJAKAN SESUATU YANG BERMANFAAT

Bismillah. Sahabat, marilah sejenak mengingat-ingat segala hal yang telah kita lakukan hari ini. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Kita semua tahu, waktu yang telah berlalu tak akan mungkin bisa kembali. Tak mungkin bisa berulang. Dan apapun yang telah kita lakukan, semua pasti diawasi oleh-Nya. Tiada lekang oleh penilaian-Nya, dan semuanya pasti akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Lalu, hal apakah yang telah kita perbuat hari ini? Apakah hal yang penuh kebermanfaatan ataukah sebaliknya? Apakah di sela waktu tersebut selalu terselip nama-Nya dalam dzikir kita? Apakah telah terbaca merdu kalam-Nya pada setiap waktu yang dianugerahkan-Nya? Apakah kita telah meninggalkan hal yang tak bermanfaat untuk setiap detiknya? Marilah kita bersama bermuhasabah. Atas setiap detik waktu yang diberi. Atas setiap degup jantung yang berdetak. Atas setiap nafas yang berhembus. Karena semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya. Marilah kita manfaatkan segala kesempatan yang ad...