2 hari ini, entah mengapa aku bersemangat untuk membaca buku. Buku pertama ialah Tips Sehat Rasulullah. Buku kedua ialah Minhajul muslim, tepatnya tentang adab. Entah mengapa, aku tak begitu bersemangat untuk chatting ke beberapa orang karena kali ini mungkin cukup sensitif. Aku memilih untuk tidak chatting demi menjaga emosiku sendiri. Diam mungkin akan lebih baik. Dan kuganti dengan membaca buku. Karena selain bercerita pada Tuhan, membaca ialah sumber inspirasiku. Membaca dapat mendinginkan pikiranku. Membolak-balik perasaanku sendiri. Buku membuatku memuhasabah diriku sendiri. Menyalahkan nafsuku yang kadang merasa benar sendiri.
Mengapa 2 buku itu yang saya pilih?
Pertama, Tips Sehat Rasulullah
Akhir-akhir ini, saya memang kadang merasa pusing. Mungkin ini berkaitan sama mata saya yang ada gangguan. Sepertinya ciri-ciri minus. Maka solusinya, selain mengurangi interaksi dengan gawai, saya juga harus bisa menjaga pola makan dengan baik. Dari buku tersebut, saya mendapatkan banyak hal yang saya rangkum di bawah ini.
Mengapa 2 buku itu yang saya pilih?
Pertama, Tips Sehat Rasulullah
Akhir-akhir ini, saya memang kadang merasa pusing. Mungkin ini berkaitan sama mata saya yang ada gangguan. Sepertinya ciri-ciri minus. Maka solusinya, selain mengurangi interaksi dengan gawai, saya juga harus bisa menjaga pola makan dengan baik. Dari buku tersebut, saya mendapatkan banyak hal yang saya rangkum di bawah ini.
Jadi, masalah perasaan sensitif ini bisa jadi karena kurang baiknya kesehatan, yang bisa diperbaiki melalui kebiasaan sehat Rasulullah SAW.
Kedua, Minhajul Muslim
Hingga saat ini, Minhajul Muslim masih menjadi buku favoritku, disamping Riyadhus Shalihin. Ketika saya galau, bingung, merasa bersalah, merasa tidak tenang, saya suka sekali membaca buku ini. Ya, kali ini yang saya baca tentang adab. Bagaimana harusnya kita beradab terhadap diri sendiri, orang lain, termasuk orang tua, saudara, suami/istri, kerabat, dan saudara sesama muslim. Terhadap sesama muslim, hendaknya kita saling menyayangi, menghormati, saling memahami, dan memaafkan. Tidak boleh berprasangka buruk dan membenci. Nah, nah. Ini cukup menohok. Bagaimapun, kita harus saling memaafkan. Sebenci-bencinya dengan seseorang, pasti ada kebaikannya. Coba kita cari lagi kebaikan-kebaikannya ke kita. Dan selalu keep positive.
Dan mengapa saya menuliskan ini?
Karena bagi saya, menulis ialah mengungkapkan perasaan. Bercerita ialah berbagi rasa. Saya bukanlah orang yang lihai bercerita lewat lisan, sehingga tulisan ini menjadi luapan perasaan wkwk. Sekian. Intinya, keep positive saja. Berakhlaklah yang baik terhadap sesama.
Komentar
Posting Komentar