Pagi itu, ada panggilan tak terjawab dari kontak WA Bapak. Dan juga ada chatting yang menanyakan apakah aku/ adik sedang longgar.
Aku pun kaget. Namun, aku masih berpikir positif. Mungkin Bapak mau minta bantuan tugas kantornya.
Selang beberapa waktu, Bapak membalas pesanku, "Pulang saja ke Trenggalek. Ibuk mau dibawa ke RS". Aku pun kaget.
Pagi itu pun banyak rencana-rencana yang berubah seketika. Qadarullah. Sesegera mungkin aku harus pulang ke Trenggalek. Pikiran pun sudah kemana-mana. Kuhubungi beberapa teman. Kubatalkan semua agendaku di Malang, termasuk rencana berangkat pukul 06.30 untuk membantu acara dosen, ngajar privat 2 anak, membahas penelitian dengan dosen, privat karya tulis, dsb. Yang ada di pikiranku hanyalah bagaimana aku bisa sampai rumah sakit sesegera mungkin.
Sempat menghubungi travel, namun belum dibalas. Mau naik bis, jadwalnya tidak pasti. Akhirnya, kuputuskan naik kereta. Aku pun langsung mendownload KAI Acces, mengecek apakah masih ada kursi kosong/tidak.
Alhamdulillah, masih ada tiket. Meskipun berdiri. Tanpa pikir panjang. Aku pun langsung bersiap dan diantar adik ke stasiun. Aku dan adik tidak pulang bersamaan, karena adik ada kuliah di hari itu.
Allah Maha Baik. Aku pun dipertemukan dengan orang baik selama di perjalanan. Diberikan kesempatan gantian untuk duduk. Katanya, dia tidak bisa duduk lama. Entah, itu hanya alasan untuk membantuku atau memang demikian. Setelah itu pun, ada kursi kosong. Aku pun sempat pindah-pindah duduk di kursi yang kosong, sehingga tidak lama berdiri 😄.
Perjalanan dengan kereta memang tidak terasa begitu lama dibandingkan naik bus. Sekitar 3 jam kemudian, aku pun sudah sampai di stasiun Tulungagung. Kemudian naik becak menuju terminal.
Kemudian, aku pun melanjutkan perjalanan ke Trenggalek. Turun di samping Hotel Widowati. Jalan kaki menuju RS. Meskipun jalan kaki, tak terasa lama, karena ada tujuan yang pasti, yaitu memastikan keadaan Ibuk.
Aku dijemput Bapak di depan RS. Masuk ke ruangan kamar. Alhamdulillah. Bisa bertemu dengan ibuk.
Aku pun kaget. Namun, aku masih berpikir positif. Mungkin Bapak mau minta bantuan tugas kantornya.
Selang beberapa waktu, Bapak membalas pesanku, "Pulang saja ke Trenggalek. Ibuk mau dibawa ke RS". Aku pun kaget.
Pagi itu pun banyak rencana-rencana yang berubah seketika. Qadarullah. Sesegera mungkin aku harus pulang ke Trenggalek. Pikiran pun sudah kemana-mana. Kuhubungi beberapa teman. Kubatalkan semua agendaku di Malang, termasuk rencana berangkat pukul 06.30 untuk membantu acara dosen, ngajar privat 2 anak, membahas penelitian dengan dosen, privat karya tulis, dsb. Yang ada di pikiranku hanyalah bagaimana aku bisa sampai rumah sakit sesegera mungkin.
Sempat menghubungi travel, namun belum dibalas. Mau naik bis, jadwalnya tidak pasti. Akhirnya, kuputuskan naik kereta. Aku pun langsung mendownload KAI Acces, mengecek apakah masih ada kursi kosong/tidak.
Alhamdulillah, masih ada tiket. Meskipun berdiri. Tanpa pikir panjang. Aku pun langsung bersiap dan diantar adik ke stasiun. Aku dan adik tidak pulang bersamaan, karena adik ada kuliah di hari itu.
Allah Maha Baik. Aku pun dipertemukan dengan orang baik selama di perjalanan. Diberikan kesempatan gantian untuk duduk. Katanya, dia tidak bisa duduk lama. Entah, itu hanya alasan untuk membantuku atau memang demikian. Setelah itu pun, ada kursi kosong. Aku pun sempat pindah-pindah duduk di kursi yang kosong, sehingga tidak lama berdiri 😄.
Perjalanan dengan kereta memang tidak terasa begitu lama dibandingkan naik bus. Sekitar 3 jam kemudian, aku pun sudah sampai di stasiun Tulungagung. Kemudian naik becak menuju terminal.
Kemudian, aku pun melanjutkan perjalanan ke Trenggalek. Turun di samping Hotel Widowati. Jalan kaki menuju RS. Meskipun jalan kaki, tak terasa lama, karena ada tujuan yang pasti, yaitu memastikan keadaan Ibuk.
Aku dijemput Bapak di depan RS. Masuk ke ruangan kamar. Alhamdulillah. Bisa bertemu dengan ibuk.
Begitulah. Kalau Allah punya kehendak. Kita tak bisa apa-apa. Kita tak bisa mengelaknya. Terima saja. Sembari ikhtiar dan berdoa. Karena Allah pasti tahu yang terbaik untuk hamba-Nya. Maka, jangan lupa bahagia 😊🙏
Komentar
Posting Komentar