Langsung ke konten utama

Q n A Menjadi Cantik di Mata Allah

Pertanyaan No.1
Untuk menjadi cantik di mata Allah kan salah satunya no 4 berakhlak karimah.. nah, gimana kalo kondisinya jika sebagai seorang muslimah tp karakternya masih suka rame dan humble dengan orang lain dengan artian kalo berinteraksi sudah santai gitu .. aduh gimana ya kata2 nya wkwk bingung πŸ˜…. Semoga paham lah.. syukran πŸ™

Jawaban No.1
Apakah salah dengan ramai dan humble? hehe

Tidak apa2, tetaplah bersikap seperti itu, apa adanya. Namun, yang pasti tetap seperti syariat. Tetap bisa menjaga kalau dengan lawan jenis. Asal ada tujuan dan keperluan tidak apa2 tetap berinteraksi sewajarnya 😊.

Mari kita lihat pada sahabat rasul.

Apakah semuanya punya karakter yang sama? Tentu tidak sama, bukan?

Abu Bakar punya karakter lembut, namun kuat.

Umar punya karakter yang tegas, namun perhatian.

Utsman punya karakter yang begitu pemalu.

Kalau Ali, punya karakter yang begitu pandai dan humoris. Namun, humornya tetap beracuan pada syariat.

Pernah mendengar cerita sewaktu Ali dan Rasulullah makan kurma? Ali memindahkan biji kurma di depan Rasulullah, sambil bercanda bahwa kurma itu yang menghabiskan Rasulullah semua. Namun, Rasulullah malah mengembalikannya ke Ali πŸ˜…. Yakni, Ali dibercandai telah memakan kurma bersama bijinya.

Maka, suka rame dan humble tidaklah salah😊

Bahkan, kalau kata salah satu ustad, sifat2 kita itu kalau dirangkum secara garis besar mirip2 dr sifat para sahabat rasul (khulafaur rasyidin). Ada kecenderungan mirip2 ke sifat mereka. Jadi, jika kita punya bawaan suka rame dan humor, maka banyak2lah baca bagaimana ramenya Ali, namun tetap bijaksana πŸ˜„

Pertanyaan No.2
Saya mau tanya, maaf sebelumnya.

Manakah yang lebih afdhal? Wanita rumahan yang selalu mengurus rumah tangga anak, suami, dan yang di rumah dengan baik atau wanita karir yang ilmunya dibutuhkan sama masyarakat, misal dokter yang dibutuhkan masyarakat namun masih bisa mengurus rumah tangga? Mohon penjelasannya. Terimakasih

Jawaban No.2
Kalau versi saya, semuanya afdhal πŸ˜„ Tergantung kesepakatan dengan suami di awal. Asal suami ridha, mengapa tidak?

Mari kita lihat kembali bagaimana Khadijah berkiprah. Bagaimana Aisyah memimpin perang. Bagaimana Asma binti Abu Bakar mengirim makanan melewati perjalanan yang jauh. Bagaimana Asma binti Yazid berorasi di hadapan para shahabah dan shahabiyah, menyuarakan pendapat para shahabiyah yang tak berani unjuk bicara.

Khadijah, baik dalam mengurus suami, baik pula dalam berdagang, baik pula mengurus umat.

Maka, ketika kita ingin mengambil peran, kita sangat perlu meneladani para shahabiyah.

Ketika kita bisa menjadi istri dan ibu di rumah, dan menjadi bermanfaat di luar rumah. Mengapa tidak?😊

Namun memang, itu harus dipersiapkan matang2 😊

Semoga cukup menjawab.

Pertanyaan No.3
Saya izin bertanya kak, mungkin agak OOT. Bagaimana peran kita yang sekarang ini sebagai kakak yg punya adek kecil suka main hp, sudah mulai suka ngegames dll terkait gadget, bagaimana cara kita menasehati dia yg masih kecil (TK) dg baik?. Padahal di lingkup keluarga sdh mulai mengurangi maen gadget. Apakah ada rujukan/rekomendasi buku/bacaan tentang menjadi ummi sbg madrasatul ula dan kiat2 nya?. Terimakasih πŸ™

Jawaban No.3
Anak itu tentu meniru apa yang dilihat, apa yang didengar.

Bisa jadi, di rumah sudah  mengurangi gadget. Tapi, bisa jadi lingkungan di luar rumah yang kurang mendukung.

Maka, jika ingin anak jauh dari gadget sejak dini, ortu harus membiasakan sejak kecil. Dikenalkan dg bacaan Al-Quran, hafalan, mungkin aplikasinya HPnya animasi2 islami, seperti Nusa dan Rara mungkin πŸ˜…, dan ortu juga harus pintar2 memilihkan sekolah utk anaknya, yg bisa mendidik adab anak sebelum ilmu, seperti di Khuttab Al-Fatih, ada di Malang.

Kalau buku, saya pernah beli buku parenting nabawiyah. Lupa pengarangnya siapa (soalnya lagi dipinjam temanπŸ˜…). Covernya warna kuning. Disana dijelaskan tahapan2 mendidik anak sejak usia kandungan hingga dewasa, ada tahapan2nya sendiri.

Semoga membantu πŸ™πŸ˜Š

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya Jawab Tentang Kepenulisan

1.     Bagaimana cara untuk mulai menulis ? Apabila ditanya cara untuk memulai menulis, tentunya ini bukanlah hal yang terlalu teoritis. Setiap penulis punya cara tersendiri untuk memulai menulis dan mungkin cara mereka juga berbeda-beda. Ada yang memulai dengan menuliskan idenya di kertas dan membuat kerangkanya, ada yang langsung mengetik di komputer, ada yang mencari target lomba menulis terlebih dahulu, ada pula yang mempunyai banyak ide, namun susah menuliskannya sebelum berdiskusi. Nah, saya juga punya tips sendiri untuk memulai menulis. Inilah cara yang kerap kali saya terapkan ketika memulai menulis. a. Menuliskan target Menurut pengalaman saya, inilah cara yang paling ampuh untuk memulai menulis, terutama untuk penulis pemula. Dengan menuliskan target, maka secara tidak langsung akan memaksa dan membiasakan diri kita untuk menulis. Saya biasanya menulis target menulis terdekat di buku khusus untuk beberapa bulan ke depan. Apa yang saya tulis ialah da...

Profil Singkat Eka Imbia Agus Diartika untuk FIM 21

Kolaborasi tentunya menjadi hal mutlak agar kita dapat berkembang. Menjadi bagian dari Forum Indonesia Muda (FIM) ialah mimpi saya sejak 2 tahun yang lalu, 2017. Pada tahun tersebut, saya sudah mendaftarkan diri pada FIM 19, namun sayangnya, saat itu masih terhalang jarak karena saya masih berada di Malaysia dalam program PPL Internasional. Tahun ini, saya kembali membulatkan tekad untuk bisa menjadi bagian dari keluarga FIM. Untuk menjadi bagian dari FIM, tentunya dibutuhkan persiapan yang sangat matang. Di balik kegagalan saya untuk menjadi bagian dari FIM tahun 2017, saya percaya bahwa saya masih diberikan kesempatan untuk terus menggali potensi yang saya miliki dan terus memperbaiki diri, sehingga untuk FIM 21 ini saya memilih jalur Young Expert. Terlahir di sebuah kabupaten kecil di Jawa Timur, yaitu Trenggalek, menjadikan saya terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Sejak kecil, kedua orangtua saya selalu menanamkan arti perjuangan. Ayah selalu membiasakan saya untuk bekerja ke...

KERJAKAN SESUATU YANG BERMANFAAT

Bismillah. Sahabat, marilah sejenak mengingat-ingat segala hal yang telah kita lakukan hari ini. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Kita semua tahu, waktu yang telah berlalu tak akan mungkin bisa kembali. Tak mungkin bisa berulang. Dan apapun yang telah kita lakukan, semua pasti diawasi oleh-Nya. Tiada lekang oleh penilaian-Nya, dan semuanya pasti akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Lalu, hal apakah yang telah kita perbuat hari ini? Apakah hal yang penuh kebermanfaatan ataukah sebaliknya? Apakah di sela waktu tersebut selalu terselip nama-Nya dalam dzikir kita? Apakah telah terbaca merdu kalam-Nya pada setiap waktu yang dianugerahkan-Nya? Apakah kita telah meninggalkan hal yang tak bermanfaat untuk setiap detiknya? Marilah kita bersama bermuhasabah. Atas setiap detik waktu yang diberi. Atas setiap degup jantung yang berdetak. Atas setiap nafas yang berhembus. Karena semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya. Marilah kita manfaatkan segala kesempatan yang ad...