Dewasa ini, ekowisata mangrove cukup tenar di masyarakat, khususnya di Jawa Timur. Selain karena hijaunya nan indah dipandang, mangrove juga memiliki manfaat luar biasa dalam mencegah abrasi pantai, sebagai tempat ikan, dan juga sebagai penyaring alami. Salah satu ekowisata mangrove yang bisa kita temui di pesisir selatan ialah ekowisata mangrove Cengkrong, Trenggalek. Ekowisata mangrove yang dikabarkan masuk nominasi 5 besar terbaik nasional ini berlokasi di Karanggandu, Watulimo, Trenggalek. Banyak pengunjung yang berlalu lalang menuju ke ekowisata tersebut, khususnya pada hari libur sekolah.
Pada saat ini, ekowisata mangrove terus dikembangkan, utamanya demi mendorong kesejahteraan dan kemajuan daerah wisata. Melihat potensi ini, tim pengabdian masyarakat dari Universitas Negeri Malang (UM) tertarik untuk mengeksplorasi berbagai potensi lokal yang ada disana. Selain itu, tim ini juga melakukan pendampingan untuk pengembangan tanaman mangrove menjadi produk yang lebih bermanfaat dan bernilai jual tinggi.
Minggu (25 Agustus 2019), telah dilaksanakan workshop pemberdayaan masyarakat Cengkrong. “Workshop kali ini dimaksudkan untuk meningkatkan skill masyarakat di sekitar Cengkrong dalam membuat hiasan resin dengan isian bunga/biji tanaman mangrove, teh daun jeruju, serta keripik dan rempeyek daun jeruju”, ucap Nikita saat membuka kegiatan workshop.
Kegiatan dimulai dengan memberikan booklet yang berisi tentang prosedur pembuatan, lalu juga diberikan penjelasan oleh tim. “Resin dapat dibuat dengan mudah dan bisa dijadikan oleh-oleh khas Cengkrong, Trenggalek”, demikian ucap Shofi yang memberikan penjelasan cara pembuatan resin kepada masyarakat. Selanjutnya Vilda menambahkan, “Jeruju memiliki daun berduri, yang tumbuh di daerah mangrove yang agak kering, ternyata memiliki manfaat luar biasa, antara lain sebagai obat kanker hati dan anti-pikun, sehingga sangat potensial diolah menjadi teh herbal dan juga olahan lain, seperti keripik dan rempeyek”. Dini menambahkan bahwa beberapa tanaman mangrove ini sangat berpeluang untuk terus dikembangkan dan menjadi usaha masyarakat sekitar Cengkrong.
Warga sangat antusias dalam kegiatan ini. Sama sekali tak membosankan, karena diiringi seloroh yang meramaikan ruangan kecil tempat diadakan workshop ini. Untuk saat ini, masyarakat Cengkrong masih mengembangkan beberapa produk olahan, seperti selai, sirup, dan dodol. Warga sangat berharap bisa dikembangkan berbagai produk olahan lain, terutama yang cocok untuk dibeli oleh para wisatawan. Mereka berharap dengan workshop ini bisa meningkatkan keterampilan masyarakat dalam pengolahan potensi lokal, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta dapat mengharumkan ekowisata Cengkrong di tingkat provinsi, bahkan nasional. "Kami mendukung kegiatan workshop pembuatan berbagai produk olahan tersebut, karena sebelumnya belum pernah dikembangkan produk tersebut”, demikian ucap Imam selaku ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) Ekowisata Cengkrong Trenggalek.
Komentar
Posting Komentar