Langsung ke konten utama

Menjadi Cantik di Mata Allah

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Bismillahhirrahmanirrahim. Alhamdulillahirabbil 'alamin. Puji syukur marilah senantiasa kita haturkan kepada Allah SWT. Tersebab kasih-Nya lah kita dipertemukan dalam majelis ilmu yang insyaAllah berkah ini.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sang uswatun khasanah abadi hingga akhir zaman nanti.

Sebelumnya, perkenalkan, saya Eka Imbia, yang saat ini masih belajar di Universitas Negeri Malang.

Sebelumnya, saya sampaikan terimakasih kepada panitia yang sudah memberikan kesempatan saya untu berbagi disini, mempertemukan saya dengan para muslimah shalihah di grup ini 😊.

Disini saya bukanlah siapa-siapa, yang ilmunya juga tak seberapa. Namun, Allah yang memberi kesempatan untuk bisa menyampaikan sepatah kata, sebagai wadah belajar kita bersama 🙏😊

Tema kali ini saya rasa sangat menarik, ya untuk akhwat sekalian. Yakni, Menjadi Cantik di Mata Allah. 😍

Pembuka di BC-an panitia juga sangat menarik😄. Disana tertulis kalimat seperti ini, "nggak hanya cantik di depan dia, tapi juga di mata sang pencipta."

Lalu, gimana ya maksudnya?

Sebelum itu, mari kita mengenal sosok perempuan yang begitu cantik di sisi Allah, hingga Allah menjadikan ke-4 nya sebagai penghulu wanita di surga.

Siapakah mereka?

Rasulullah bersabda,  “Wanita penghuni surga yang paling utama adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan Asiyah binti Muzahim, istri Firaun." (HR. Ahmad, Thabrani, Hakim, Thahawi dalam Shahih Al Jami’ As-Saghir No.1135 dan Silsilah Hadits Al-Shahih No.1508).

Lalu, bagaimana karakter mereka, sehingga bisa menjadi penghulu wanita di surga?
Sudahkah kita mengenalnya?

1. Khadijah Binti Khuwailid
🌹Khadijah adalah wanita pertama yang masuk Islam
🌹Wanita mulia yang sangat tinggi keikhlasannya menemani Rasulullah menjalankan misi kerasulannya dalam suka dan duka. Ketika banyak orang meninggalkan Rasulullah dan mengingkarinya, Khadijah tetap menemaninya dengan setia.
🌹 Mendermakan seluruh kekayaannya untuk dakwah Rasulullah
🌹 Tetap beriman ketika orang lain ingkar, hingga Allah menyediakan syurga khusus untuknya

2. Fatimah Binti Muhammad
Fatimah binti Muhammad adalah putri bungsu Rasulullah. Beliau adalah sosok putri yang sangat patuh dan hormat pada orang tuanya, bahkan ada sebuah riwayat menyebutkan saat beliau kecil, beliau berani mencegah kaum kafir saat mendzalimi ayahnya. Beliau adalah seorang wanita yang kemudian menikah dengan Ali bin Abi Thalib, seorang pemimpin yang sederhana, memiliki akhlak yang baik, dan menguasai banyak ilmu.

3. Maryam Binti Imran
🌹 Sangat menjaga kesuciannya.
🌹Sabar dengan ujian Allah, yakni dianugerahi putera, padahal Maryam sangat menjaga dirinya. Kondisi ini menimbulkan fitnah, hinaan, cemoohan yang tidak habis, namun Maryam tetap bersabar.

4. Asiyah binti Muzahim (Istri Fir'aun)
🌹 Memiliki keyakinan yang kuat. Ia mampu mempertahankan aqidah yang dibawa oleh Nabi Musa AS, meski Fir’aun tidak henti menyiksa dan mengancamnya agar keluar dari agama Allah yang lurus.
🌹 Wanita yang tidak tergiur dengan harta, kemewahan, tahta, dan kekuasaan. Padahal suaminya seorang raja yang sangat kaya, sangat besar kekuasaannya.
🌹 Wanita yang lemah lembut
🌹 Wanita yang sabar, cerdas dalam mengendalikan keadaan.

Demikianlah karakter para penghulu wanita di surga.

Tentu saja ke-4 nya melewati perjuangan yang begitu hebat, hingga akhirnya mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah.

Setelah cerita tentang para penghulu wanita di surga, selanjutnya mari kita bahas definisi cantik.

Kalau dicek di KBBI, cantik itu adalah elok; molek (tentang wajah, muka perempuan).
Lalu, bagaimana cantik menurut Islam? Apakah sama dengan yang di atas?

Cantik menurut Islam terdapat pada Q.S Al-'Araf: 26 yang artinya : "Wahai anak cucu Adam. Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan perhiasan bagimu. Tetapi, pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat."

Dalam hal ini berarti, Islam tidak melarang wanita untuk mempercantik diri, merawat diri, dan memakai pakaian indah, tetapi tetap menekankan pentingnya ketakwaan kepada Allah SWT.

Selanjutnya, saya menyimpulkan bahwa cantik itu tidak melulu tentang tampilan, namun juga cantik dalam ibadah, akhlak, maupun ilmu.

Lalu, bagaimana cantik di mata Allah?

Mari kita bahas lebih lanjut 😉

1. Taat Menutup Aurat
Jika cantik secara tampilan menjadi standar, maka orang yang pakaiannya "minim" dan dandanannya "tebal" akan jauh lebih cantik dibandingkan orang berjilbab lebar tanpa dandan.

Namun, agama Islam tidaklah demikian. Islam begitu memuliakan wanita, sehingga dalam berpakaian pun ada aturannya. Terdapat di beberapa ayat dalam Al-Quran, salah satunya di  QS. Al-Ahzab: 59.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيْبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيْمًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Ahzab [33]: 59)

Ayat di atas mungkin sudah berulang kali kita baca. Yakni, tentang perintah menutup aurat. Bahwa kita (muslimah) haruslah menutup aurat di hadapan non mahram, kecuali hanya menampakkan muka dan telapak tangan.

Dari definisi cantik yang pertama, sudahkah kita masuk kriteria?
Jawablah di hati, sebagai bahan renungan masing-masing.

Lalu, mengapa kita harus menutup aurat?
Akhwati, sudahkah kita sadar bahwa kita ini menjadi godaan terbesar bagi para laki-laki.

عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Tidaklah aku meninggalkan setelahku nanti, sebuah ujian yang lebih berbahaya bagi laki-laki melebihi godaan wanita.” (HR. Bukhari 5096 dan Muslim 2740)

Hadits ini menunjukkan kepada kita akan besarnya fitnah (ujian) wanita. Bahkan wanita adalah sebesar-besar godaan bagi laki-laki yang bisa membuatnya lalai dari agamanya. Sebagaimana yang telah Allah firmankan dalam kitab-Nya.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang.” (QS. Ali Imran [3]: 14)

Menurut tafsir Ibnu Katsir,
فَبَدَأَ بِالنِّسَاءِ لِأَنَّ الفِتْنَةَ بِهِنَّ أَشَدُّ
“Allah memulai dengan (menyebutkan) perempuan karena fitnah mereka adalah yang paling dahsyat.”

Kita tentu tidak mau kan, jadi fitnahnya laki-laki. Maka, langkah pertama untuk menghindari fitnah dan menjadi cantik di mata Allah ialah dengan Menutup Aurat.

2. Menjaga Diri
Cantik di mata Allah tak cukup dengan berjilbab syar'i, namun yang lebih penting ialah menjaga diri. Bahwa jilbab bukan sekadar penutup fisik, namun juga penutup dari interaksi dengan lawan jenis yang menjerumuskan. Interaksi yang bisa menggairahkan nafsu. Maka, selain berjilbab, kita juga harus bisa menjaga diri, menahan hawa nafsu.

Ada sebuah cerita yang sangat menarik mengenai hal ini.

Seperti biasa, para sahabat tak segera meninggalkan masjid usai salat berjamaah. Mereka masih duduk di dekat Nabi Muhammad.

Biasanya Nabi menyampaikan petuah berharga pada mereka seusai salat. Kadang pula beliau menjawab sejumlah pertanyaan, tentang apa saja.

Tiba-tiba suara Nabi memecah keheningan. Nabi pun bertanya, "Wahai sahabatku, tahukah kalian, ciri wanita yang terbaik?"

Para sahabat saling berpandangan sambil memikirkan jawaban. Tapi tak satu pun mampu menjawab sampai kemudian mereka bubar meninggalkan masjid, menuju rumah masing-masing.

Ali bin Abi Thalib termasuk di antara mereka yang ditanyai oleh Rasulullah.

Begitu tiba di rumah, dia disambut wajah teduh istri tercinta, Fatimah Az-Zahra, putri tercinta Rasulullah.

Mereka berdua duduk berhadapan. Fatimah mengambilkan air minum untuk Ali. Keduanya memang sering berbagi cerita. Ali pun bertanya, "Wahai Fatimah, istriku tercinta. Tadi ayahandamu bertanya pada kami. Tak satu pun orang mampu menjawabnya."

"Oh ya?", Fatimah tersenyum. Kilatan cahaya matanya jelas menyiratkan rasa ingin tahu.

Nabi bertanya, "Bagaimanakah ciri wanita yang terbaik?", lanjut Ali.

Fatimah tersenyum lagi. Kali ini makin merekah. Ya, dia tahu benar jawaban pertanyaan itu. Bagi Fatimah, penghulu wanita terbaik di dunia dan di akhirat, jawaban pertanyaan itu terang sebenderang cahaya matahari.

"Wanita terbaik adalah dia yang tidak dilihat dan tidak melihat lelaki", kata Fatimah sembari menatap lekat sang suami.

Kala Ali menyampaikan jawaban Fatimah pada Nabi, beliau tersenyum puas dan berkata, Fatimah memang benar-benar belahan jiwaku.

Mungkin jawaban singkat Fatimah itu menggelitik hati kita. Apakah ini berarti wanita harus berada di rumah saja? Tentu saja tidak.

Maksud Fatimah dengan tidak dilihat dan tidak melihat lelaki adalah wanita harus menutup aurat secara sempurna ketika berhadapan dengan lelaki non mahram. Persis yang dicontohkan Fatimah sepanjang hidupnya.

Hal ini juga berarti bahwa wanita harus pandai menjaga diri dalam pergaulan. Menjaga hati dari nafsu. Tidak terus-terusan chatting dengan dia yang belum halal, yang bisa menumbuhkan harapan yang belum pasti. Tidak memandangi foto si dia dan stalking IG nya 😅. Dan juga sebisa mungkin meminimalisir upload foto yang menarik perhatian lawan jenis. Karena saat ini masih ada akhwat yang sudah menutup aurat dengan sempurna, namun foto-fotonya masih banyak tersebar di media dan dipandangi oleh ikhwan🙈. Semoga kita bisa terus bermuhasabah dan tidak termasuk golongan yang ini. Aamiin.

Maka, itulah beberapa langkah agar kita bisa menjaga diri, tidak suka melihat dan dilihat lelaki.

3. Taat Beribadah
Untuk menjadi cantik di mata Allah, maka yang hal penting lainnya ialah menjaga kedekatan dengan Allah. Kita tentu sangat ingin dikenal penduduk langit. Lalu, bagaimana caranya?

Yaitu, dengan menguatkan ibadah kita. Utamanya, ibadah wajib harian, yakni shalat fardhu 5 waktu, yang lebih afdhal jika dilakukan di awal waktu.

Kalau ibadah wajib saja yang kita lakukan, lalu apa nilai lebih kita supaya kita bisa dikenal penduduk langit?

Maka, kita juga harus menambah amalan istimewa selain amalan wajib. Kita bisa menguatkan amalan sunnah, seperti shalat rawatib, shalat dhuha, sedekah, dan terlebih shalat tahajud. Kita pun juga bisa memperbanyak tilawah dan hafalan.

Selain itu, untuk tampak cantik kita juga disunnahkan selalu dalam keadaan suci, yaitu sering berwudhu.  Lebih cantik lagi jika ditambah dzikir di setiap waktu. Di perjalanan ke kampus, di kos, dimanapun bisa kita lakukan.

Di saat kita masih muda, mungkin hal ini cukup berat ya. Karena kita masih disibukkan dengan urusan kuliah, kerja, dan beragam tugas lainnya.

Namun, jangan khawatir. Seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah akan mendapat keistimewaan di sisi Allah, yaitu masuk ke dalam 7 golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.

Mengapa demikian?
Karena Allah tahu bahwa godaan maksiat di masa muda itu lebih besar dibandingkan ketika sudah tua. Di masa muda, banyak tantangan untuk beribadah dibandingkan di masa tua.

Maka, mari kita sama-sama terus meningkatkan kualitas dan keistiqamahan ibadah kita. Karena akan sangat merugi jika kita hanya berjilbab saja, namun masih minim ibadah yang bisa menghantarkan kita dan orang tua kita ke surga.

4. Berakhlak Karimah
Selain di atas, hal terpenting untuk menjadi cantik di mata Allah ialah berakhlak yang baik. Mungkin kita sering mendengar bahwa Rasulullah diutus di muka bumi ini untuk memperbaiki akhlak.

Implementasi tauhid bukan hanya sekadar ibadah, namun diwujudkan dalam akhlak.
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi no. 1162).

Lalu, bagaimana akhlak yang baik itu?

Aisyah radhiyallahu ‘anha ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah. Maka beliau menjawab, "Kana khuluquhu Al-Qur’an (Akhlak Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Al-Qur’an)" (HR. Muslim).

Maka, akhlak terbaik ialah sesuai dengan Al-Quran. Banyak sekali. Mulai dari akhlak terhadap Allah, diri sendiri, orang tua, tetangga, hingga akhlak kita pada binatang. Secara teoritis, bisa dibaca di buku para ulama, seperti Buku Minhajul Muslim, yang menjelaskan panduan hidup muslim ideal sesuai Al-Quran dan Hadits.

Untuk muslimah, ini ada beberapa hal untuk membiasakan berakhlak baik. Ini saya rangkum dari kajian oleh Ustadzah Ina beberapa waktu lalu.

❤ Tidak mudah panik saat menghadapi masalah. Karena surga itu tidak ditempuh dengan mudah.
❤ Saat berbuat salah berani meminta maaf dan mau melakukan perbaikan.
❤Setiap kata yang diucapkan bersifat positif.
❤ Tak mudah tersinggung saat diberi saran, kritik, dan masukan.
❤ Selalu punya cara untuk mengatasi tantangan hidup.

Sudahkah kita seperti ini? Mari kita sama-sama  bermuhasabah diri.

5. Berwawasan Luas
Sebagai muslimah modern, agar cantik di mata Allah, tentunya kita juga harus berwawasan luas.

Mengapa?
Karena muslimah sekalian adalah calon ibu, madrasatul ula, yang akan mendidik anak-anak nantinya. Maka, sebagai calon pengajar, terlebih untuk anak kita, maka kita haruslah punya bekal ilmu yang mumpuni. Ilmu yang bermanfaat untuk mendidik anak menjadi generasi penerus terbaik.

Masih ingat kisah Syeikh Abdurrahman As-Sudais? Imam Masjidil Haram, sekaligus hafidz yang memiliki suara yang sangat menyentuh para ma’mum dan pendengarnya.

Di balik kesuksesannya, beliau memiliki kisah unik di masa kecilnya.

Ketika itu orang tua Syeikh Sudais akan kedatangan tamu kehormatan, sehingga ibunda Syeikh Sudais menyiapkan hidangan termasuk memasak kambing untuk menyambut tamu tersebut.

Ketika hidangan sudah siap saji, masuklah Sudais kecil setelah bermain ke dalam rumahnya. Dan alangkah kagetnya sang ibu melihat apa yang Sudais kecil lakukan terhadap hidangan yang sudah ia siapkan.

Sudais kecil menaburkan pasir ke dalam hidangan kambing yang disiapkan ibunya.

Kaget bercampur kesal akhirnya ibunda beliau memarahinya,  “Sudais, dasar kamu anak nakal! Awas kamu kalau sudah besar kamu akan menjadi IMAM MASJIDIL HARAM!”

Kemarahan ibunda Sudais inilah yang menjadi do’a luar biasa untuknya.

Sudais dewasa tumbuh menjadi seorang Imam Besar Masjidil Haram, sesuai dengan apa yang diucapkan oleh ibunya.

Ucapan di atas tentu tidak akan keluar jika ibu Sudais tidak memiliki wawasan yang luas dalam mendidik anak.

Selain itu, wawasan yang luas ini tentu sangat penting dalam segala hal. Bagaimana bisa tahu cara beribadah yang benar jika tanpa ilmu? Bagaimana bisa berakhlak yang baik jika tanpa ilmu?

Dan dengan wawasan yang luas inilah, dapat kita jadikan bekal untuk bisa menjadi lebih bermanfaat bagi orang lain. Menekuni spesialisasi yang kita miliki juga akan memberikan impact yang lebih besar lagi. Bisa semakin banyak kerjasama, berjejaring sosial, dan bermanfaat untuk umat.

6. Peduli
Agar cantik di mata Allah, kita juga perlu peduli terhadap sesama.

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik, khadim (pembantu) Rasulullah. Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau berkata, “Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya”.

Maka, peduli terhadap sesama juga sangatlah penting. Memberikan kontribusi untuk lingkungan sesuai kemampuan masing-masing, berorganisasi untuk kebaikan umat, bersedekah untuk kaum fakir miskin, dan masih banyak hal lagi langkah baik yang bisa kita lakukan.

Sikap peduli ini bisa kita lihat dari ummahatul mukminin dan para shahabiyah.

Mari sejenak kita mengingat perjuangan Ibunda Khadijah dalam dakwah Rasulullah. Karena kepedulian Khadijah pada dakwah Islam, ia rela mengorbankan seluruh hartanya untuk Islam. Bahkan, ketika ia akan meninggal, seandainya tulang-tulangnya dibutuhkan untuk kelanjutan dakwah Rasulullah, ia pun rela.

Fatimah, putri Rasulullah dan Khadijah pun menunjukkan kepedulian yang serupa. Meski dalam keadaan sulit, ia masih bersedekah.

Putri Rasulullah, Fatimah Az-Zahra memiliki kepribadian yang sabar, lembut, suka menolong, dan penyayang. Salah satu kisah kebaikan hati istri Ali bin Abi Thalib itu adalah tentang kalung miliknya.

Suatu ketika Rasulullah sedang duduk di masjid bersama dengan para sahabat, tiba-tiba datang seorang musafir yang kehabisan bekal. Si musafir berkata kepada Rasul. "Ya Rasulullah, saya lapar sekali, berilah saya makanan. Saya tak punya pakaian kecuali yang saya kenakan, saya tak punya uang untuk bekal pulang. Tolong saya ya Rasul".

Rasul lalu menjawab "Aku sedang tidak memiliki apa-apa untuk diberikan kepadamu, tetapi orang yang menunjukan kebaikan adalah sama dengan orang yang melakukannya."

Rasul lalu menyuruh si musafir untuk ke rumah putrinya, Fatimah Az-Zahra. "Pergilah ke tempat orang yang dicintai Allah dan Rasulnya, dia lebih mengutamakan Allah dari pada dirinya sendiri, itulah Fatimah putriku."

Kemudian Rasulullah meminta sahabatnya untuk mengantar musafir ke rumah Fatimah. Ketika di rumah Fatimah, ternyata tidak ada sesuatu yang layak dimakan, Fatimah juga tidak punya uang untuk diberikan. Fatimah kemudian teringat kalung hadiah pernikahannya dengan Ali. Dengan hati ikhlas Fatimah lalu memberikan satu-satunya harta yang dimilikinya kepada si musafir. "Juallah kalung ini, mudah-mudahan harganya cukup untuk memenuhi kebutuhanmu", kata Fatimah.

Musafir itu lalu kembali ke tempat Rasul yang sedang berkumpul dengan sahabatnya dan memperlihatkan kalung yang diberikan Fatimah kepadanya. Rasul begitu terharu dan tak kuasa menahan tangis, putri tercintanya rela memberikan satu-satunya harta yang dimiliki untuk membantu si musafir itu.

Begitulah beberapa contoh sikap peduli yang begitu luar biasa yang dapat dijadikan teladan untuk kita.

Setidaknya ada 6 cara menjadi cantik di mata Allah. Masih banyak sekali jika kita rinci satu persatu lagi. Karena ajaran islam ialah ajaran yang paling sempurna. Paling lengkap dalam mengatur urusan hamba untuk menggapai ridha Allah SWT. 😊

Sebagai penutup, saya simpulkan...

Agar menjadi cantik di mata Allah, maka standar cantik kita ialah Al-Quran dan Sunnah, yakni dengan mengikuti segala perintah serta menjauhi larangan yang ada pada keduanya.

Dan jangan lupakan pula, ke-4 wanita teladan bagi kita, para penghulu wanita si surga nantinya, yaitu Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, dan Asiyah binti Muzahim. Marilah kita sama-sama meneladani akhlak ke-4 nya dan berjuang menjadi muslimah hebat.

Dan yang tak boleh terlupa ialah kebersihan hati dalam menjalankan seluruh aktivitas kita. Menjalankannya dengan ikhlas, semata-mata untuk menggapai ridha Allah.

InsyaAllah, jika hal itu kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka kita akan cantik di mata Allah dan bonusnya juga akan cantik di mata manusia.

Sebagaimana yang dikatakan Umar bin Khattab, "Orang yang jernih hatinya, maka akan diperbaiki Allah pula pada yang nyata di wajahnya".

Maka, tugas kita ialah berlomba-lomba memperbaiki diri sendiri terlebih dahulu, lalu mendakwahkannya kepada saudari muslimah yang lain untuk bisa menjadi cantik di mata Allah.

Disini bukanlah berarti cantik di mata orang lain tidak penting. Hal ini juga penting. Tampil di hadapan orang lain sesuai kondisi. Sederhana, tidak berlebihan, tetap syar'i dan disertai senyuman, seperti yang para shahabiyah contohkan. Tidak harus berdandan menor. Kecantikan alami akan memancar dari hati😊. Namun, mungkin akan beda lagi jika bahasan cantik di hadapan suami nanti 😅.

Yang lebih penting ialah cantik di hadapan-Nya. Bukan hanya cantik fisik, namun juga cantik hati 😊

Demikianlah sedikit materi yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf jika masih banyak kesalahan. Kesalahan itu datangnya dari saya. Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk-Nya.

Jazakumullah khairan katsiran. 🙏😊

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya Jawab Tentang Kepenulisan

1.     Bagaimana cara untuk mulai menulis ? Apabila ditanya cara untuk memulai menulis, tentunya ini bukanlah hal yang terlalu teoritis. Setiap penulis punya cara tersendiri untuk memulai menulis dan mungkin cara mereka juga berbeda-beda. Ada yang memulai dengan menuliskan idenya di kertas dan membuat kerangkanya, ada yang langsung mengetik di komputer, ada yang mencari target lomba menulis terlebih dahulu, ada pula yang mempunyai banyak ide, namun susah menuliskannya sebelum berdiskusi. Nah, saya juga punya tips sendiri untuk memulai menulis. Inilah cara yang kerap kali saya terapkan ketika memulai menulis. a. Menuliskan target Menurut pengalaman saya, inilah cara yang paling ampuh untuk memulai menulis, terutama untuk penulis pemula. Dengan menuliskan target, maka secara tidak langsung akan memaksa dan membiasakan diri kita untuk menulis. Saya biasanya menulis target menulis terdekat di buku khusus untuk beberapa bulan ke depan. Apa yang saya tulis ialah da...

Profil Singkat Eka Imbia Agus Diartika untuk FIM 21

Kolaborasi tentunya menjadi hal mutlak agar kita dapat berkembang. Menjadi bagian dari Forum Indonesia Muda (FIM) ialah mimpi saya sejak 2 tahun yang lalu, 2017. Pada tahun tersebut, saya sudah mendaftarkan diri pada FIM 19, namun sayangnya, saat itu masih terhalang jarak karena saya masih berada di Malaysia dalam program PPL Internasional. Tahun ini, saya kembali membulatkan tekad untuk bisa menjadi bagian dari keluarga FIM. Untuk menjadi bagian dari FIM, tentunya dibutuhkan persiapan yang sangat matang. Di balik kegagalan saya untuk menjadi bagian dari FIM tahun 2017, saya percaya bahwa saya masih diberikan kesempatan untuk terus menggali potensi yang saya miliki dan terus memperbaiki diri, sehingga untuk FIM 21 ini saya memilih jalur Young Expert. Terlahir di sebuah kabupaten kecil di Jawa Timur, yaitu Trenggalek, menjadikan saya terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Sejak kecil, kedua orangtua saya selalu menanamkan arti perjuangan. Ayah selalu membiasakan saya untuk bekerja ke...

KERJAKAN SESUATU YANG BERMANFAAT

Bismillah. Sahabat, marilah sejenak mengingat-ingat segala hal yang telah kita lakukan hari ini. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Kita semua tahu, waktu yang telah berlalu tak akan mungkin bisa kembali. Tak mungkin bisa berulang. Dan apapun yang telah kita lakukan, semua pasti diawasi oleh-Nya. Tiada lekang oleh penilaian-Nya, dan semuanya pasti akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Lalu, hal apakah yang telah kita perbuat hari ini? Apakah hal yang penuh kebermanfaatan ataukah sebaliknya? Apakah di sela waktu tersebut selalu terselip nama-Nya dalam dzikir kita? Apakah telah terbaca merdu kalam-Nya pada setiap waktu yang dianugerahkan-Nya? Apakah kita telah meninggalkan hal yang tak bermanfaat untuk setiap detiknya? Marilah kita bersama bermuhasabah. Atas setiap detik waktu yang diberi. Atas setiap degup jantung yang berdetak. Atas setiap nafas yang berhembus. Karena semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya. Marilah kita manfaatkan segala kesempatan yang ad...