Tak seperti dulu lagi. Kita seperti punya jarak. Oh, bukan lagi seperti. Memang kita punya jarak. Bahkan, seperti orang yang tak saling mengenal.
Aku tak tahu kabarmu. Begitupula kamu, juga tak tahu kabarku. Bahkan, kita tak pernah lagi saling sapa sejak saat itu.
Aku tak pernah benar-benar tahu apa yang terjadi. Hanyalah menebak-nebak isi hatimu. Dan berusaha menghapus seluruh kenangan di kala itu.
Biarlah. Biarlah waktu yang menjawab. Ini memang lebih baik. Ini akan lebih menjaga hatiku, juga hatimu.
Menjaga hati kita dari rasa saling berharap. Hanyalah pada Allah kita pantas menggantungkan harapan. Bukan padaku. Bukan pula padamu.
Jika Allah memang mengizinkan kita bertemu, untuk saling sapa. Saling bercerita. Pasti akan ada saatnya.
Kalau memang tidak. Aku pun akan baik-baik saja.
Aku tak tahu kabarmu. Begitupula kamu, juga tak tahu kabarku. Bahkan, kita tak pernah lagi saling sapa sejak saat itu.
Aku tak pernah benar-benar tahu apa yang terjadi. Hanyalah menebak-nebak isi hatimu. Dan berusaha menghapus seluruh kenangan di kala itu.
Biarlah. Biarlah waktu yang menjawab. Ini memang lebih baik. Ini akan lebih menjaga hatiku, juga hatimu.
Menjaga hati kita dari rasa saling berharap. Hanyalah pada Allah kita pantas menggantungkan harapan. Bukan padaku. Bukan pula padamu.
Jika Allah memang mengizinkan kita bertemu, untuk saling sapa. Saling bercerita. Pasti akan ada saatnya.
Kalau memang tidak. Aku pun akan baik-baik saja.
Komentar
Posting Komentar