Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2019

Cerita Perjalanan

Angkot yang kutumpangi tetiba berhenti sejenak, kemudian terlihat seorang ibu tua masuk ke dalamnya. Sepertinya, ibu itu lebih tua dibandingkan ibuku di rumah. Kuprediksi, usianya sekitar 70 tahun. Namun, wajahnya terlihat putih berseri-seri, senyumnya begitu merona. Usai duduk di dalam angkot, ia pun memberikan senyuman ke arah para penumpang, termasuk ke arahku. Tak berselang lama, penumpang di depannya pun menyapanya, seolah sudah mengenalnya lama. Kulihat, wajah ibu-ibu itu memang bukan wajah asli Indonesia. Wajahnya seperti orang keturunan Arab. Aku pun mendengarkan obrolan keduanya. "Ibu dari mana?", ucap penumpang di depan ibu tua itu. "Dari kajian di Ustadzah A", jawab ibu tua itu. "Asli mana, Bu?" "Kedungkandang", balas ibu tua itu. "Wah, jauh sekali Bu. Naik angkot ya, Bu?" "Iya. Mumpung masih hidup dan ada kesempatan, Ibu ikut kajiannya hampir setiap hari.", jawab ibu tua itu dengan suara serak-serak. ...

Bukan Ayah Paruh Waktu

“Bulan Ramadhan ini, kira-kira si fulan puasa atau tidak, ya?”, tetiba temanku menyeletuk. “Sepertinya sih, tidak.  Setahu saya,  dia sudah lama agnostik, sudah tidak percaya sama agama", timpalku. “Duh, eman ya orang tuanya sudah masukin dia 6 tahun di pondok pesantren”, gumam temanku sambil  geleng-geleng kepala. “Lha iya. Memang banyak faktor yang mempengaruhi shaleh atau tidaknya anak. Tetapi, jangan salah, kalau perkara pengetahuan dan hafalan, kita ini tentu kalah. Paling tidak, dia sudah pernah hafal 6-8 juz Al-Qur’an”. "Jadi yang benar gimana, ya? Kadang repot juga, orang tua serasa lepas tanggung jawab kalau anaknya sudah di pondok, seolah sudah ada jaminan sepulang dari pondok pasti anaknya bisa lebih shaleh", balas temanku. "Ya, bagaimanapun anak tetap tanggung jawab orang tua sih, tidak bisa diwakilkan, terlepas dekat atau jauh", jawabku. Perbincangan sederhana nan sarat makna, menghiasi perjumpaan kami di ujung senja. Maka, te...

Bukan Hijrah Biasa: #AyoHijrah Bersama Bank Muamalat Indonesia

Akhir-akhir ini, seruan tentang hijrah cukup menjadi tren, terutama berasal dari kalangan artis, yang notabene menjadi “sosok panutan” para generasi milenial. Oleh karenanya, tren hijrah mulai mewabah ke banyak kalangan, yang biasanya dimulai dengan perubahan gaya berpakaian, yakni yang awalnya berpakaian ketat dan seksi, mulailah berjilbab ala kadarnya, lalu berjilbab syar’i, bahkan bercadar. Tak salah memang, fenomena sosial ini bahkan mampu menjadi motivasi tersendiri bagi para generasi muda khususnya, untuk selalu berlomba-lomba memperbaiki dirinya melalui proses yang dinamakan hijrah. Namun, terlalu sempit jika mengartikan hijrah hanyalah proses perubahan gaya berpakaian, sementara amalan-amalan lain malah kurang diperhatikan. Yuk, kita tengok kembali, apa sih makna hijrah sejati? Secara bahasa, hijrah berarti berpindah atau meninggalkan, tepatnya menceritakan tentang berpindahnya kaum muslimin dari Makkah ke Madinah. Jika kita mencoba memaknai secara mendalam, hijrah ialah ...