Langsung ke konten utama

Terspesial

Bagi saya, mengajar les privat untuk anak sekolah, tak lagi menjadi hal yang asing. Ya, sejak masa kuliah S1 hingga saat ini, Alhamdulillah, saya pernah merasakan berbagai pengalaman mengajar, dimulai dari tingkatan SD, SMP, hingga SMA. Kadang, saya pun bercanda dengan adik saya, kalau saya belum pernah mengajar anak usia TK. Sembari membayangkan bagaimana jadinya jika saya mengajar anak TK hehe. Kira-kira, anaknya mau belajar dengan saya atau malah menangis? wkwkw

Selama mengajar les privat, tentu saja saya dihadapkan dengan berbagai macam karakter dan gaya belajar siswa yang berbeda-beda. Ada siswa yang pendiam, ada siswa yang serius, ada siswa yang  banyak pertanyaan, ada siswa yang ceriwis, ada siswa yang suka mengantuk, ada pula siswa yang mood nya gampang sekali naik-turun. Ya, suatu hal yang wajar ketika kita terjun di dunia pendidikan. Selamanya, tak akan pernah ada siswa yang karakteristiknya persis sama sekali, karena memang setiap individu dicipta spesial, dengan karakteristiknya masing-masing. Begitu pula dengan gaya belajarnya, pasti akan berbeda-beda.

Selama menghadapi siswa seperti itu, guru memang harus punya cara spesial, sehingga bisa menyesuaikan dengan kondisi siswanya. Yang salah bukan siswanya, namun tantangan bagi guru untuk mengeksplorasi beragam cara mengajar, sehingga bisa menemukan versi mengajar terbaiknya, tak hanya monoton, namun menyesuaikan kondisi siswanya. Sebagaimana siswa yang memiliki ragam gaya belajar, guru pun memiliki gaya mengajar. Suatu hal yang kurang tepat ialah ketika guru cenderung menggunakan gaya mengajarnya sendiri, sehingga kurang memperhatikan gaya belajar siswanya. Betul, tidak? Saya pun masih sering begini hehe.

Mengenai hal ini, kami pernah membahasnya pada mata kuliah problematika pendidikan, mengenai permasalahan multimodalitas. Multimodalitas disini menuntut cara yang beragam dari guru, sehingga bisa menyesuaikan gaya belajar siswa yang sungguh beragam (ada 7 gaya belajar menurut memletics). Untuk teorinya, sudah kami tuntaskan di materi kuliah kemarin, namun ternyata, setelah praktik, tak semudah yang dibayangkan hehe.

Ya, saat ini, saya tengah dihadapkan dengan murid yang mudah mengantuk dan moodnya sungguh tak teratur. Kalau dia lagi senang, dia akan mudah sekali memahami materi, namun kalau dia moodnya sudah jelek dari awal, dia sama sekali tidak ada semangat belajar. Untuk menghadapi satu siswa di les privat yang seperti ini saja, saya sudah cukup kuwalahan, lalu bagaimana dengan kelas yang cukup besar? Ini masih menjadi PR tersendiri bagi saya.

Tentunya, ini juga menjadi PR besar untuk para calon pendidik, bahwasanya sangat penting memahami kondisi siswa dalam belajar, bahkan apabila ada siswa yang spesial, dalam artian membutuhkan perhatian khusus dari gurunya. Guru harus mampu menciptakan suasana menyenangkan, yang tidak membuat siswa bosan dan bisa fokus pada pembelajaran. Karena bagaimanapun, ini bukan salahnya siswa, namun guru ialah pengendali utama. Semua ini tentunya harus dibiasakan, hingga nanti kita bisa menjadi guru yang hebat.

Menjadi guru yang hebat membutuhkan proses yang sangat panjang. Tetaplah berusaha dan bersiaplah menjadi guru hebat yang dicintai siswa. Karena tugas guru tak hanya menjejalkan materi belaka, namun membentuk sebaik-baik karakter siswa dan memberikan pengalaman bermakna. Siswa yang hebat ialah dari guru yang hebat. Guru yang hebat ialah karena pengalaman yang hebat. Jangan takut berposes, bertumbuhlah menjadi guru yang hebat. Karena bagaimanapun, setiap siswa ialah spesial dan setiap guru yang hebat pasti punya cara yang spesial.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya Jawab Tentang Kepenulisan

1.     Bagaimana cara untuk mulai menulis ? Apabila ditanya cara untuk memulai menulis, tentunya ini bukanlah hal yang terlalu teoritis. Setiap penulis punya cara tersendiri untuk memulai menulis dan mungkin cara mereka juga berbeda-beda. Ada yang memulai dengan menuliskan idenya di kertas dan membuat kerangkanya, ada yang langsung mengetik di komputer, ada yang mencari target lomba menulis terlebih dahulu, ada pula yang mempunyai banyak ide, namun susah menuliskannya sebelum berdiskusi. Nah, saya juga punya tips sendiri untuk memulai menulis. Inilah cara yang kerap kali saya terapkan ketika memulai menulis. a. Menuliskan target Menurut pengalaman saya, inilah cara yang paling ampuh untuk memulai menulis, terutama untuk penulis pemula. Dengan menuliskan target, maka secara tidak langsung akan memaksa dan membiasakan diri kita untuk menulis. Saya biasanya menulis target menulis terdekat di buku khusus untuk beberapa bulan ke depan. Apa yang saya tulis ialah da...

Profil Singkat Eka Imbia Agus Diartika untuk FIM 21

Kolaborasi tentunya menjadi hal mutlak agar kita dapat berkembang. Menjadi bagian dari Forum Indonesia Muda (FIM) ialah mimpi saya sejak 2 tahun yang lalu, 2017. Pada tahun tersebut, saya sudah mendaftarkan diri pada FIM 19, namun sayangnya, saat itu masih terhalang jarak karena saya masih berada di Malaysia dalam program PPL Internasional. Tahun ini, saya kembali membulatkan tekad untuk bisa menjadi bagian dari keluarga FIM. Untuk menjadi bagian dari FIM, tentunya dibutuhkan persiapan yang sangat matang. Di balik kegagalan saya untuk menjadi bagian dari FIM tahun 2017, saya percaya bahwa saya masih diberikan kesempatan untuk terus menggali potensi yang saya miliki dan terus memperbaiki diri, sehingga untuk FIM 21 ini saya memilih jalur Young Expert. Terlahir di sebuah kabupaten kecil di Jawa Timur, yaitu Trenggalek, menjadikan saya terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Sejak kecil, kedua orangtua saya selalu menanamkan arti perjuangan. Ayah selalu membiasakan saya untuk bekerja ke...

KERJAKAN SESUATU YANG BERMANFAAT

Bismillah. Sahabat, marilah sejenak mengingat-ingat segala hal yang telah kita lakukan hari ini. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Kita semua tahu, waktu yang telah berlalu tak akan mungkin bisa kembali. Tak mungkin bisa berulang. Dan apapun yang telah kita lakukan, semua pasti diawasi oleh-Nya. Tiada lekang oleh penilaian-Nya, dan semuanya pasti akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Lalu, hal apakah yang telah kita perbuat hari ini? Apakah hal yang penuh kebermanfaatan ataukah sebaliknya? Apakah di sela waktu tersebut selalu terselip nama-Nya dalam dzikir kita? Apakah telah terbaca merdu kalam-Nya pada setiap waktu yang dianugerahkan-Nya? Apakah kita telah meninggalkan hal yang tak bermanfaat untuk setiap detiknya? Marilah kita bersama bermuhasabah. Atas setiap detik waktu yang diberi. Atas setiap degup jantung yang berdetak. Atas setiap nafas yang berhembus. Karena semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya. Marilah kita manfaatkan segala kesempatan yang ad...