"Eka kalau ada waktu setoran 1 ayat saja ya, sama ngulang bacaan yang kurang lancar", pesan itulah yang hampir setiap hari aktif kuliah muncul di layar WhatsApp saya. MaasyaAllah, salah satu teman saya di kelas, yang merupakan lulusan pondok ini sangat setia membimbing saya dalam belajar Al-Qur'an, mulai dari memperbaiki makharijul huruf, panjang pendek, hingga bersedia menjadi penyimak waktu saya setoran hafalan.
Sejak awal, ini merupakan komitmen saya, untuk menambah hafalan di setiap harinya dan menyetorkan pada teman saya ini hehe. Awalnya, saya berkomitmen untuk menghafal 3 ayat per hari, namun ternyata, tak semudah yang dibayangkan hihi. Kalau tugas kuliah lumayan banyak, ada hari yang terlewat tanpa hafalan huhu. Padahal, teman saya sudah sangat setia mengingatkan saya. Akhirnya, dia sering berkata, "Tambah satu ayat saja, Eka. Satu saja." Baiklah. InsyaAllah.
Sungguh, semua perkara ini butuh kesabaran. Semua kebaikan tidak dapat tercapai melainkan dengan kesabaran. Sabar dalam mencari ilmu ialah jihad, mengajarkannya ialah sedekah, mengulang-ngulangnya ialah tasbih. Maka, dalam membacanya, memahaminya, dan menghafalnya butuh kesabaran, termasuk dalam mempelajari Al-Quran. Seperti halnya yang disampaikan oleh Ustad Abu Ridho pada beberapa saat yang lalu, bahwa agama Islam ialah agama ilmu; untuk kemudian menghasilkan amal. Maka, untuk dapat mencapainya tentunya dibutuhkan sebuah kesabaran.
Mengapa demikian? Karena kesabaran dan keimanan bagaikan tubuh. Sabar ibarat kepala, sedangkan iman ibarat jasad. Apabila tubuh tanpa kepala, lalu apa jadinya?
Maka, apabila kita telah mengambil komitmen itu, hendaklah kita jalani dengan sungguh-sungguh dan penuh kesabaran. Bersabarlah, dan kuatkanlah kesabaran itu. Sungguh, rahmat Allah bersama orang-orang yang sabar.
~Cerita ini sengaja saya tulis untuk memotivasi diri saya sendiri, yang semangatnya seringkali naik dan turun. Seperti kata dr. Arif Alamsyah tadi siang, kalau punya mimpi, segera ikrarkan, kabarkan pada Allah, orang tua, dan publik, supaya ada motivasi tersendiri dan ada rasa malu jika tidak bisa mencapainya.~
Dan juga, terimakasih Mbak, yang sudah setia mengingatkanku 😊
Sejak awal, ini merupakan komitmen saya, untuk menambah hafalan di setiap harinya dan menyetorkan pada teman saya ini hehe. Awalnya, saya berkomitmen untuk menghafal 3 ayat per hari, namun ternyata, tak semudah yang dibayangkan hihi. Kalau tugas kuliah lumayan banyak, ada hari yang terlewat tanpa hafalan huhu. Padahal, teman saya sudah sangat setia mengingatkan saya. Akhirnya, dia sering berkata, "Tambah satu ayat saja, Eka. Satu saja." Baiklah. InsyaAllah.
Sungguh, semua perkara ini butuh kesabaran. Semua kebaikan tidak dapat tercapai melainkan dengan kesabaran. Sabar dalam mencari ilmu ialah jihad, mengajarkannya ialah sedekah, mengulang-ngulangnya ialah tasbih. Maka, dalam membacanya, memahaminya, dan menghafalnya butuh kesabaran, termasuk dalam mempelajari Al-Quran. Seperti halnya yang disampaikan oleh Ustad Abu Ridho pada beberapa saat yang lalu, bahwa agama Islam ialah agama ilmu; untuk kemudian menghasilkan amal. Maka, untuk dapat mencapainya tentunya dibutuhkan sebuah kesabaran.
Mengapa demikian? Karena kesabaran dan keimanan bagaikan tubuh. Sabar ibarat kepala, sedangkan iman ibarat jasad. Apabila tubuh tanpa kepala, lalu apa jadinya?
Maka, apabila kita telah mengambil komitmen itu, hendaklah kita jalani dengan sungguh-sungguh dan penuh kesabaran. Bersabarlah, dan kuatkanlah kesabaran itu. Sungguh, rahmat Allah bersama orang-orang yang sabar.
~Cerita ini sengaja saya tulis untuk memotivasi diri saya sendiri, yang semangatnya seringkali naik dan turun. Seperti kata dr. Arif Alamsyah tadi siang, kalau punya mimpi, segera ikrarkan, kabarkan pada Allah, orang tua, dan publik, supaya ada motivasi tersendiri dan ada rasa malu jika tidak bisa mencapainya.~
Dan juga, terimakasih Mbak, yang sudah setia mengingatkanku 😊
Komentar
Posting Komentar