Ramadhan sebentar lagi akan menghampiri kita. Sebuah momen
yang luar biasa berharga bagi setiap orang mukmin untuk beramal. Ketika
Ramadhan tiba tentunya kita berlomba-lomba melakukan amal kebaikan
sebanyak-banyaknya. Namun, ada hal yang lebih penting daripada amalan fisik,
yaitu amalan hati. Imam Ibnul Qayyim ra. mengatakan
“…Amalan hati adalah pokok sedangkan amalan badan itu
adalah penyerta dan penyempurna. Sesungguhnya niat itu laksana ruh sedangkan
amalan itu laksana badan. Apabila ruh meninggalkan badan, maka ia akan mati.
Maka, mempelajari hukum-hukum hati lebih penting daripada mempelajari
hukum-hukum badan.”
Mengontrol hati supaya tetap bersih bukan
perkara yang mudah. Setiap diri kita tentu tak luput dari kesalahan, baik
kesalahan kecil maupun kesalahan besar. Di balik melimpahnya amalan fisik,
mungkin saja dalam hati kita masih begitu menumpuk nista dan dosa. Masih banyak
penyakit hati yang sering menjangkiti diri kita, seperti suudzon, iri dengki, suka berghibah, terlalu cinta dunia, riya,
ujub, mudah marah, dsb. Maka, menyiapkan Ramadhan menuju hati yang bersih ialah
perihal yang begitu penting, supaya pada akhirnya kita bisa mendapatkan esensi
dari puasa Ramadhan, yaitu membentuk pribadi bertaqwa.
Pada kesempatan menuju Ramadhan kali ini, kita
bisa berusaha menyiapkan hati, mulai dari ruqyah
syariyyah, mengikuti kajian Tazkiyatun
Nafs (Pembersihan Jiwa), dan menghadiri halaqah. Usaha tersebut semata-mata
untuk mempersiapkan hati supaya lebih tenang daripada biasanya dan lebih ikhlas
dalam menjalani kehidupan. Kita haruslah menyadari betapa banyak kesalahan yang
menumpuk pada diri kita dan harus dibersihkan supaya hati menjadi lebih siap
dalam menyambut bulan Ramadhan.
Ruqyah Syariyyah Agar Hati Lebih Tenang
Ruqyah
syariyyah bukan hanya untuk mengobati penyakit fisik karena jin, namun
mampu menyembuhkan semua gangguan yang disebarkan oleh jin, termasuk pernyakit
jiwa. Bagi yang kesulitan taat dan banyak dosa diharapkan bisa bertaubat
melalui langkah ruqyah ini. Bagi yang
sudah taat diharapkan akan semakin taat, semakin halus perangainya, tidak mudah
marah, dan mampu mengontrol syahwat. Ruqyah
syariyyah mampu membersihkan hati yang maridh
(sakit) menuju hati yang salim (bersih),
meninggalkan jiwa yang lawwamah (cacat)
menuju jiwa yang tenang. Metode ruqyah ini menunjukkan betapa sempurnanya
ajaran Islam.
Pada kegiatan ruqyah syariyyah ini lebih difokuskan untuk ruqyah mandiri dengan
satu peruqyah yang memandu di depan. Kunci sukses dari ruqyah ini yaitu
meluruskan niat dengan penuh keikhlasan, menjaga kesadaran diri dari awal
hingga akhir, memahami proses ruqyah, jujur terhadap segala kesalahan diri, dan
berdoa. Hal penting dari ruqyah adalah menyadari kesalahan diri dan berkomitmen
untuk taubatan nasuha, menyesali dan
tidak akan mengulanginya lagi. Masya
Allah, atas izin Allah, jiwa merasakan ketentraman setelah mengikuti ruqyah.
Beban yang menumpuk di dada mulai runtuh perlahan. Namun, ruqyah ini hanyalah
salah satu cara untuk mengeluarkan jin dari diri kita, namun selebihnya kita
harus terus berusaha menjaga dan memperbaiki hati dengan selalu bertaubat di
setiap melakukan kesalahan.
Kajian Tazkiyatun Nafs Menyadarkan Betapa
Lemahnya Diri
Tazkiyatun Nafs merupakan perkara mendasar dan harus ditekankan
sebelum melakukan alaman fisik karena Allah hanya akan menerima amalan manusia
yang hatinya bersih.
“Dan janganlah
Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan,(yaitu) pada hari (ketika)
harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah
dengan hati yang selamat.” (QS. Asy-Syu`araa’: 87-89).
Amalan sebanyak apapun apabila bukan
diniatkan karena Allah tidak akan berarti apa-apa, bahkan orang yang mati
syahid, para penghafal Al-Quran, dan orang yang gemar berinfak termasuk
golongan yang masuk neraka akibat mereka berlaku riya. Tentunya diri ini akan
semakin merugi apabila banyaknya amal yang kita lakukan ini tidak diterima oleh
Allah. Maka, membersihkan diri dari segala penyakit jiwa ialah suatu hal yang
sangat penting.
Betapa malunya diri ini ketika
pemateri menyampaikan tentang dosa yang tersembunyi. Apabila tengah berada di
depan teman dan khalayak ramai sering menampakkan potongan shalih, padahal
ketika sendiri masih sering berbuat dosa. Kadang kita sering meremehkan dosa
kecil dan terus menerus melakukannya, hingga akhirnya dosa itu menumpuk menjadi
dosa besar. Kebaikan sebanyak apapun niscaya akan habis seperti dosa yang
beterbangan apabila kita melakukan dosa ketika tengah berada dalam kesendirian.
Perihal dosa tersembunyi ini, hal yang paling menakutkan ialah berpangkal pada suul khatimah (akhir yang buruk). Maka,
penting sekali membersihkan jiwa kita dari perihal dosa kecil ini dan selalu
mengadu kepada Allah akan segala kelemahan diri serta memohon ampunan dan
keteguhan hati.
Menyusun Target Ramadhan Saat Halaqah
Ramadhan bisa dikatakan sebagai bulan
perubahan, yaitu mengubah diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Oleh
karena itu, perlu ditetapkan target yang hendak kita lakukan selama satu bulan
penuh rahmat ini. Sebelum Ramadhan, saya bersama teman-teman halaqah merumuskan
target Ramadhan. Alhamdulillah, saya sangat bersyukur
memiliki teman-teman seperti mereka, yang selalu mengingatkan dalam rangka
ketaqwaan kepada Allah.
Kami memiliki target khusus untuk
halaqah kami, diantaranya tarawih, qiyamul lail, shalat dhuha, shalat rawatib, tilawah
beserta membaca artinya, murajaah hafalan QS. Al-Mulk, dan mengkaji kisah
sahabat Umar bin Khattab. Salah satu target yang berbeda dari biasanya adalah
tilawah beserta membaca artinya. Sebagian dari kita sering berlomba-lomba
mengkhatamkan dalam membaca Al-Quran,
namun ternyata seringkali belum memahami kandungan yang terdapat pada
ayat tersebut. Oleh karena itu, target tersebut menjadi tantangan bagi kami
untuk terus mempelajari dan mengamalkan isi Al-Quran. Ketentraman akan kita
dapatkan ketika kita membaca dan memahaminya.
Itulah beberapa persiapan yang saya
lakukan menuju Ramadhan tahun ini. Tidak ada hasil yang memuaskan tanpa
persiapan dan tidak ada hasil yang hebat tanpa perjuangan yang berat. Selamat
berlomba-lomba dalam bulan Ramadhan ini. Semoga semakin mendekatkan diri kepada
Allah dan menjadikan kita mencapai derajat taqwa.
*ditulis saat
menjelang Ramadhan tahun 1439 H
Komentar
Posting Komentar