Langsung ke konten utama

Ramadhan Berbagi


           

Ada kenangan yang berbeda pada Bulan Ramadhan tahun ini. Ada kebahagiaan tersendiri ketika kami akhirnya bisa mewujudkan mimpi kami, yaitu mendirikan gerakan sosial di daerah asal kami, Trenggalek. Setelah sekian lama kami merantau di Malang, seolah ada panggilan hati untuk kembali ke daerah asal dan mulai membangun desa kami. Ada keinginan untuk berbagi dan mengabdi semenjak kami menghabiskan waktu sepanjang 4 tahun di kota orang lain. Alhamdulillah, akhirnya pada Bulan Ramadhan hari ke-4, tepat pada tanggal 20 Mei 2017 kami melaunching gerakan sosial kami, yaitu Gerakan Donasi Sampah untuk Literasi (DSLr).

Gerakan ini bermula dari kegelisahan kami akan minimnya bahan bacaan literasi di desa, khususnya di daerah Trenggalek. Apalagi, di daerah ini juga tidak ada toko buku besar yang menjual bahan bacaan terbaru, hanya sesekali ketika ada bazar buku, warga Trenggalek dapat memperoleh buku bacaan terbaru. Di sisi lain, sampah juga menjadi permasalahan di setiap daerah, termasuk di Trenggalek. Hal inilah yang mendorong kami mendirikan gerakan sosial Donasi Sampah untuk Literasi (DSLr).

Kami melayani pengambilan dan pengumpulan sampah dari rumah warga setiap 2 minggu sekali. Sampah yang dikumpulkan berupa sampah plastik, kaleng, dan kertas. Hasil pengumpulan sampah tersebut, kemudian kami jual. Uang hasil penjualannya kami belikan buku bacaan. Buku bacaan biasanya kami beli di Malang, untuk bisa mendapatkan buku bacaan terbaik yang tidak bisa diperoleh di Trenggalek. Sejauh ini, Alhamdulillah, kami telah melakukan 3 kali donasi sampah dan memiliki sekitar 10 buku bacaan yang diletakkan di perpustakaan masjid. Selain untuk membeli buku, uang hasil penjualan sampah juga dialokasikan untuk pelatihan kepenulisan, termasuk menulis di media, karya tulis ilmiah, dan sastra. Pelatihan kepenulisan ditujukan untuk masyarakat di daerah Trenggalek, khususnya para donatur dan volunteer gerakan sosial ini.

Sejauh ini, masyarakat di daerah Trenggalek sangat mendukung gerakan sosial kami. Mereka sangat antusias dalam memberikan donasi berupa sampah. Merekapun sangat senang ketika akhirnya kami bisa membelikan buku bacaan baru. Hal ini juga menjadi motivasi bagi kami untuk tidak menyerah dalam membangun desa kami melalui langkah kecil ini. Meskipun sejauh ini, masih ada pihak yang kontra, namun kami yakin bahwa langkah ini tak akan pernah sia-sia. Kami tak akan patah hanya dengan cemoohan. Kami tak akan jatuh hanya dengan olokan. Kami akan tetap berjuang dan mengikuti kata hati. Kami sadar, semua orang tak akan pernah bisa seirama dengan kita. Insya Allah, jika niat dan ikhtiar kita baik, Allah akan memberikan jalan.

Maka, inilah langkah awal kami dalam membangun desa tempat kami berasal. Karena bagi kami, desa bukanlah penghalang untuk berkarya, desa bukanlah penghalang untuk bermimpi dan bercita-cita. Maka, kembali ke desar dan berupaya untuk membangunnya ialah wujud kontribusi kami sebagai warga desa. Inilah cara kami berbagi di bulan yang mulia. Ramadhan tahun ini ialah awal bermulanya, insya Allah akan tetap berlanjut seterusnya. Kami berharap, gerakan sosial yang kami bangun dapat meluas ke seluruh Indonesia, untuk mengatasi 2 masalah sekaligus, yaitu masalah rendahnya pendidikan dan buruknya sanitasi lingkungan akibat sampah.

Untuk mengetahui perkembangan usaha sosial kami, bisa dilihat di akun Instagram: @diari_sociopreneur.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya Jawab Tentang Kepenulisan

1.     Bagaimana cara untuk mulai menulis ? Apabila ditanya cara untuk memulai menulis, tentunya ini bukanlah hal yang terlalu teoritis. Setiap penulis punya cara tersendiri untuk memulai menulis dan mungkin cara mereka juga berbeda-beda. Ada yang memulai dengan menuliskan idenya di kertas dan membuat kerangkanya, ada yang langsung mengetik di komputer, ada yang mencari target lomba menulis terlebih dahulu, ada pula yang mempunyai banyak ide, namun susah menuliskannya sebelum berdiskusi. Nah, saya juga punya tips sendiri untuk memulai menulis. Inilah cara yang kerap kali saya terapkan ketika memulai menulis. a. Menuliskan target Menurut pengalaman saya, inilah cara yang paling ampuh untuk memulai menulis, terutama untuk penulis pemula. Dengan menuliskan target, maka secara tidak langsung akan memaksa dan membiasakan diri kita untuk menulis. Saya biasanya menulis target menulis terdekat di buku khusus untuk beberapa bulan ke depan. Apa yang saya tulis ialah da...

Profil Singkat Eka Imbia Agus Diartika untuk FIM 21

Kolaborasi tentunya menjadi hal mutlak agar kita dapat berkembang. Menjadi bagian dari Forum Indonesia Muda (FIM) ialah mimpi saya sejak 2 tahun yang lalu, 2017. Pada tahun tersebut, saya sudah mendaftarkan diri pada FIM 19, namun sayangnya, saat itu masih terhalang jarak karena saya masih berada di Malaysia dalam program PPL Internasional. Tahun ini, saya kembali membulatkan tekad untuk bisa menjadi bagian dari keluarga FIM. Untuk menjadi bagian dari FIM, tentunya dibutuhkan persiapan yang sangat matang. Di balik kegagalan saya untuk menjadi bagian dari FIM tahun 2017, saya percaya bahwa saya masih diberikan kesempatan untuk terus menggali potensi yang saya miliki dan terus memperbaiki diri, sehingga untuk FIM 21 ini saya memilih jalur Young Expert. Terlahir di sebuah kabupaten kecil di Jawa Timur, yaitu Trenggalek, menjadikan saya terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Sejak kecil, kedua orangtua saya selalu menanamkan arti perjuangan. Ayah selalu membiasakan saya untuk bekerja ke...

KERJAKAN SESUATU YANG BERMANFAAT

Bismillah. Sahabat, marilah sejenak mengingat-ingat segala hal yang telah kita lakukan hari ini. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Kita semua tahu, waktu yang telah berlalu tak akan mungkin bisa kembali. Tak mungkin bisa berulang. Dan apapun yang telah kita lakukan, semua pasti diawasi oleh-Nya. Tiada lekang oleh penilaian-Nya, dan semuanya pasti akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Lalu, hal apakah yang telah kita perbuat hari ini? Apakah hal yang penuh kebermanfaatan ataukah sebaliknya? Apakah di sela waktu tersebut selalu terselip nama-Nya dalam dzikir kita? Apakah telah terbaca merdu kalam-Nya pada setiap waktu yang dianugerahkan-Nya? Apakah kita telah meninggalkan hal yang tak bermanfaat untuk setiap detiknya? Marilah kita bersama bermuhasabah. Atas setiap detik waktu yang diberi. Atas setiap degup jantung yang berdetak. Atas setiap nafas yang berhembus. Karena semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya. Marilah kita manfaatkan segala kesempatan yang ad...