Langsung ke konten utama

Belajar Memantaskan Diri


Akhir-akhir ini, entah mengapa saya getol mengirimkan karya untuk diikutkan perlombaan. Kira-kira ada sekitar 8 perlombaan yang saya ikuti, namun qadarullah 7 perlombaan gagal dan hanya 1 yang berhasil. Tak baiknya, hampir keseluruhan karya yang saya kirimkan tersebut dikerjakan dalam waktu singkat. Ya, karena kebiasaan buruk saya yang suka dan keseringan mengerjakan apapun mendekati deadline. Hanya karena kebaikan Allah, satu kali saya bisa berhasil dengan hasil pekerjaan seperti itu.
Saya merasakan betapa sulitnya untuk menghasilkan sebuah karya yang memukau. Saya masih sering menganggap remeh kesahalan kecil dalam penulisan, yang pada akhirnya berakibat fatal pada hasil akhir. Hal ini menunjukkan bahwa dalam mencapai karya tulis yang baik, tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Tentunya membutuhkan waktu yang sangat panjang. Dalam karya tulis, meskipun sebenarnya kita merasa belum maksimal dalam pengerjaannya, namun seringkali tetap berharap menang. Sudah banyak berharap menang, namun pada kenyataannya tidak. Hal ini dikarenakan usaha kita memang belum maksimal. Lalu apa yang kita rasakan? Kecewa dan menyesal.
Nah, itulah. Jika karya tulis yang baik aja membutukan waktu, bagaimana dengan surga, yang menjadi tujuan utama kita? Tentunya membutuhkan usaha besar-besaran untuk mencapainya. Semua prestasi tidak bisa dicapai dengan enak-enakan. Terkadang kita lelah membandingkan kesuksesan orang lain yang telah hafal al-quran, tapi lupa bagaimana cara memulai dan mempertahankan hafalan. Kita lelah menghitung pencapaian orang lain, ternyata lupa pada proses memperbaiki diri sendiri. Kita sering melihat hasil akhir, tanpa melihat proses panjangnya sehingga dapat mencapai hasil akhir terbaik. Kita tidak boleh merasa bangga dengan setiap pekerjaan kita, tak boleh merasa lebih dalam setiap hal yang kita lakukan, karena sejatinya masih banyak usaha dan pencapaian yang lebih hebat dibandingkan kita. Mari kita belajar memantaskan diri menggapai ridha-Nya, agar tak menyesal di masa akhir penentuan. Mari melakukan yang terbaik, untuk hasil yang terbaik dalam setiap urusan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya Jawab Tentang Kepenulisan

1.     Bagaimana cara untuk mulai menulis ? Apabila ditanya cara untuk memulai menulis, tentunya ini bukanlah hal yang terlalu teoritis. Setiap penulis punya cara tersendiri untuk memulai menulis dan mungkin cara mereka juga berbeda-beda. Ada yang memulai dengan menuliskan idenya di kertas dan membuat kerangkanya, ada yang langsung mengetik di komputer, ada yang mencari target lomba menulis terlebih dahulu, ada pula yang mempunyai banyak ide, namun susah menuliskannya sebelum berdiskusi. Nah, saya juga punya tips sendiri untuk memulai menulis. Inilah cara yang kerap kali saya terapkan ketika memulai menulis. a. Menuliskan target Menurut pengalaman saya, inilah cara yang paling ampuh untuk memulai menulis, terutama untuk penulis pemula. Dengan menuliskan target, maka secara tidak langsung akan memaksa dan membiasakan diri kita untuk menulis. Saya biasanya menulis target menulis terdekat di buku khusus untuk beberapa bulan ke depan. Apa yang saya tulis ialah da...

Profil Singkat Eka Imbia Agus Diartika untuk FIM 21

Kolaborasi tentunya menjadi hal mutlak agar kita dapat berkembang. Menjadi bagian dari Forum Indonesia Muda (FIM) ialah mimpi saya sejak 2 tahun yang lalu, 2017. Pada tahun tersebut, saya sudah mendaftarkan diri pada FIM 19, namun sayangnya, saat itu masih terhalang jarak karena saya masih berada di Malaysia dalam program PPL Internasional. Tahun ini, saya kembali membulatkan tekad untuk bisa menjadi bagian dari keluarga FIM. Untuk menjadi bagian dari FIM, tentunya dibutuhkan persiapan yang sangat matang. Di balik kegagalan saya untuk menjadi bagian dari FIM tahun 2017, saya percaya bahwa saya masih diberikan kesempatan untuk terus menggali potensi yang saya miliki dan terus memperbaiki diri, sehingga untuk FIM 21 ini saya memilih jalur Young Expert. Terlahir di sebuah kabupaten kecil di Jawa Timur, yaitu Trenggalek, menjadikan saya terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Sejak kecil, kedua orangtua saya selalu menanamkan arti perjuangan. Ayah selalu membiasakan saya untuk bekerja ke...

KERJAKAN SESUATU YANG BERMANFAAT

Bismillah. Sahabat, marilah sejenak mengingat-ingat segala hal yang telah kita lakukan hari ini. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Kita semua tahu, waktu yang telah berlalu tak akan mungkin bisa kembali. Tak mungkin bisa berulang. Dan apapun yang telah kita lakukan, semua pasti diawasi oleh-Nya. Tiada lekang oleh penilaian-Nya, dan semuanya pasti akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Lalu, hal apakah yang telah kita perbuat hari ini? Apakah hal yang penuh kebermanfaatan ataukah sebaliknya? Apakah di sela waktu tersebut selalu terselip nama-Nya dalam dzikir kita? Apakah telah terbaca merdu kalam-Nya pada setiap waktu yang dianugerahkan-Nya? Apakah kita telah meninggalkan hal yang tak bermanfaat untuk setiap detiknya? Marilah kita bersama bermuhasabah. Atas setiap detik waktu yang diberi. Atas setiap degup jantung yang berdetak. Atas setiap nafas yang berhembus. Karena semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya. Marilah kita manfaatkan segala kesempatan yang ad...