Langsung ke konten utama

Surat Cinta untuk Ibu

Malang, 5 Januari 2017
Izinkan kata ini terangkai untuk menggambarkan betapa besar kasih sayangmu. Untuk mengisahkan betapa tulus cinta kasihmu.

Ibu, dulu kau pernah bercerita
Bahwa di masa kecilku, aku begitu dekat denganmu
Di setiap aku menangis, aku selalu memelukmu
Di setiap aku terjatuh, aku bangkit dengan uluran tanganmu
Dan di setiap aku sakit, aku selalu merengek meminta bantuanmu

Ibu, aku tahu
Kau tak pernah berharap apapun dariku
Kau tak pernah meminta apapun untuk membalas segala kebaikanmu
Kau tak pernah berharap harta untuk menggantikan jerih payahmu
Begitu tulus dan suci, kasih sayang yang kau persembahkan untukku
Kau hanya berharap, agar aku tetap taat menjaga hati untuk tak melukaimu

Ibu, maafkan aku
Cinta yang kuberi tak akan pernah menandingi cintamu
Kasih yang kuberi tak akan pernah sehebat kasih sayangmu
Balasan yang kuberi tak kan mampu menggantikan segala pengorbananmu

Ibu, terimakasih
Atas segala keikhlasan untuk menumbuhkan asaku
Atas segala usaha untuk menghantarkan pada cita-citaku
Terimakasih, atas rintihan doa di setiap malammu
Yang kau ucap tulus untuk kesuksesanku

Ibu, banyak ayat dan hadits yang bercerita tentangmu
Tentang kewajibanku untuk taat dan berbakti kepadamu
Tentang perintah Tuhan untuk selalu berbuat baik terhadapmu
Dan semoga aku mampu menjalani titah Tuhan untuk selalu memuliakanmu

Ibu, surat cinta ini kupersembahkan tulus untukmu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya Jawab Tentang Kepenulisan

1.     Bagaimana cara untuk mulai menulis ? Apabila ditanya cara untuk memulai menulis, tentunya ini bukanlah hal yang terlalu teoritis. Setiap penulis punya cara tersendiri untuk memulai menulis dan mungkin cara mereka juga berbeda-beda. Ada yang memulai dengan menuliskan idenya di kertas dan membuat kerangkanya, ada yang langsung mengetik di komputer, ada yang mencari target lomba menulis terlebih dahulu, ada pula yang mempunyai banyak ide, namun susah menuliskannya sebelum berdiskusi. Nah, saya juga punya tips sendiri untuk memulai menulis. Inilah cara yang kerap kali saya terapkan ketika memulai menulis. a. Menuliskan target Menurut pengalaman saya, inilah cara yang paling ampuh untuk memulai menulis, terutama untuk penulis pemula. Dengan menuliskan target, maka secara tidak langsung akan memaksa dan membiasakan diri kita untuk menulis. Saya biasanya menulis target menulis terdekat di buku khusus untuk beberapa bulan ke depan. Apa yang saya tulis ialah da...

Profil Singkat Eka Imbia Agus Diartika untuk FIM 21

Kolaborasi tentunya menjadi hal mutlak agar kita dapat berkembang. Menjadi bagian dari Forum Indonesia Muda (FIM) ialah mimpi saya sejak 2 tahun yang lalu, 2017. Pada tahun tersebut, saya sudah mendaftarkan diri pada FIM 19, namun sayangnya, saat itu masih terhalang jarak karena saya masih berada di Malaysia dalam program PPL Internasional. Tahun ini, saya kembali membulatkan tekad untuk bisa menjadi bagian dari keluarga FIM. Untuk menjadi bagian dari FIM, tentunya dibutuhkan persiapan yang sangat matang. Di balik kegagalan saya untuk menjadi bagian dari FIM tahun 2017, saya percaya bahwa saya masih diberikan kesempatan untuk terus menggali potensi yang saya miliki dan terus memperbaiki diri, sehingga untuk FIM 21 ini saya memilih jalur Young Expert. Terlahir di sebuah kabupaten kecil di Jawa Timur, yaitu Trenggalek, menjadikan saya terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Sejak kecil, kedua orangtua saya selalu menanamkan arti perjuangan. Ayah selalu membiasakan saya untuk bekerja ke...

KERJAKAN SESUATU YANG BERMANFAAT

Bismillah. Sahabat, marilah sejenak mengingat-ingat segala hal yang telah kita lakukan hari ini. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Kita semua tahu, waktu yang telah berlalu tak akan mungkin bisa kembali. Tak mungkin bisa berulang. Dan apapun yang telah kita lakukan, semua pasti diawasi oleh-Nya. Tiada lekang oleh penilaian-Nya, dan semuanya pasti akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Lalu, hal apakah yang telah kita perbuat hari ini? Apakah hal yang penuh kebermanfaatan ataukah sebaliknya? Apakah di sela waktu tersebut selalu terselip nama-Nya dalam dzikir kita? Apakah telah terbaca merdu kalam-Nya pada setiap waktu yang dianugerahkan-Nya? Apakah kita telah meninggalkan hal yang tak bermanfaat untuk setiap detiknya? Marilah kita bersama bermuhasabah. Atas setiap detik waktu yang diberi. Atas setiap degup jantung yang berdetak. Atas setiap nafas yang berhembus. Karena semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya. Marilah kita manfaatkan segala kesempatan yang ad...