Manusia ialah makhluk sosial. Kita tak mungkin bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, hampir semua orang memiliki teman dekat.
Perlahan sikap kita akan mirip dengan teman dekat kita. Bahkan orang di sekitar kita akan berucap kalau wajah kita juga mirip. Mengapa bisa demikian?
Ya, wajar saja. Ibarat seorang anak kecil, mereka pasti akan meniru sikap orang-orang yang berada di dekatnya, terutama ibunya. Semakin dekat ia dengan ibunya, maka akan tercipta kedekatan emosional diantara keduanya. Sama halnya dengan teman dekat kita. Semakin kita sering menghabiskan waktu bersama, maka sikap kita akan semakin mirip karena telah tercipta kedekatan emosional.
Ketika teman dekat kita mengajak ke masjid, tentu kita akan pergi bersamanya. Ketika teman dekat kita membaca Al-Quran, kita pun melakukan hal yang sama. Ketika teman dekat kita berangkat ke kajian, kita pun akan pergi bersamanya. Maka, perlahan sikap dan kepribadian kita akan menyerupai teman dekat kita. Pengaruh teman dekat sangat besar untuk kehidupan kita.
Lalu siapa teman dekat kita?
Coba direnungi bersama. Kira-kira siapa yang saat ini menjadi teman dekat kita. Apakah ia yang mengajak kita menuju jalan kebaikan? Atau bahkan sebaliknya?
Maka, berpikirlah seribu kali untuk memilih teman yang akan dijadikan teman dekat. Karena teman dekat sangat berperan dalam menentukan hidup kita.
Masih berkaitan dengan teman dekat. Menurut penelitian, pada diri kita terpancar sebuah gelombang. Orang-orang yang punya gelombang yang sama, maka akan timbul kecenderungan dan suatu saat pasti akan Allah pertemukan. Orang yang baik pasti akan Allah pertemukan dengan orang yang baik. Pun sebaliknya.
"Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya”(HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927).
Perlahan sikap kita akan mirip dengan teman dekat kita. Bahkan orang di sekitar kita akan berucap kalau wajah kita juga mirip. Mengapa bisa demikian?
Ya, wajar saja. Ibarat seorang anak kecil, mereka pasti akan meniru sikap orang-orang yang berada di dekatnya, terutama ibunya. Semakin dekat ia dengan ibunya, maka akan tercipta kedekatan emosional diantara keduanya. Sama halnya dengan teman dekat kita. Semakin kita sering menghabiskan waktu bersama, maka sikap kita akan semakin mirip karena telah tercipta kedekatan emosional.
Ketika teman dekat kita mengajak ke masjid, tentu kita akan pergi bersamanya. Ketika teman dekat kita membaca Al-Quran, kita pun melakukan hal yang sama. Ketika teman dekat kita berangkat ke kajian, kita pun akan pergi bersamanya. Maka, perlahan sikap dan kepribadian kita akan menyerupai teman dekat kita. Pengaruh teman dekat sangat besar untuk kehidupan kita.
Lalu siapa teman dekat kita?
Coba direnungi bersama. Kira-kira siapa yang saat ini menjadi teman dekat kita. Apakah ia yang mengajak kita menuju jalan kebaikan? Atau bahkan sebaliknya?
Maka, berpikirlah seribu kali untuk memilih teman yang akan dijadikan teman dekat. Karena teman dekat sangat berperan dalam menentukan hidup kita.
Masih berkaitan dengan teman dekat. Menurut penelitian, pada diri kita terpancar sebuah gelombang. Orang-orang yang punya gelombang yang sama, maka akan timbul kecenderungan dan suatu saat pasti akan Allah pertemukan. Orang yang baik pasti akan Allah pertemukan dengan orang yang baik. Pun sebaliknya.
"Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya”(HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927).
Komentar
Posting Komentar