Langsung ke konten utama

Laa Tahzan

Terkadang kita merasa didholimi oleh kebenaran sejati karena yang salah dianggap benar. Sejenak teringat kejadian beberapa hari yang lalu. Secuil cerita dari temanku. “Aku menyaksikan ketidakadilan, namun aku belum mampu memberantasnya. Bukannya tak terima diperlakukan tidak adil, namun dengan demikian sama halnya aku belum mampu menegakkan keadilan.” Mungkin itulah kalimat yang bisa kutangkap dari perkataan yang dilontarkan oleh temanku.
Dalam hidup keadilan tak selamanya berpihak pada kita. Ada kalanya kita merasa diperlakukan tidak adil, kita yang benar disalahkan, dan yang salah malah dibenarkan. Itulah skenario dalam hidup. Itulah ujian bagi kita. Ibaratkan hidup dengan sebuah perjalanan. Tak mungkin kita hidup dengan jalan yang selamanya mulus dan lurus, pasti kadang ada jalan yang berbatu, jalan yang menanjak naik, ada jalan yang turun melandai, ada jalan yang berliku-liku, dsb. Hidup tanpa ujian dan cobaan mungkin akan terasa hambar karena hidup memang butuh bumbu agar kita bisa menikmati hidup ini. Tanpa ada jalanan yang berbatu, jalan yang menanjak naik, jalan yang turun melandai, dan jalan yang berliku-liku mungkin hidup kita akan biasa-biasa saja. Jalanan berbatu akan membuat kita lebih mempunyai tekad dan semangat untuk melaluinya. Jalan menanjak naik membuat kita bekerja keras untuk menggapai keinginan kita setinggi mungkin. Jalan yang turun melandai membuat kita merasakan posisi kita jika berada di bawah, ketika kita dihempaskan dari atas dan meluncur ke bawah dan mungkin akan terasa sakit.  Jalan berliku-liku membuat kita berpikir kritis dan selalu mencari cara memecahkan probema kehidupan. Karena dalam hidup akan selalu datang masalah-masalah yang membutuhkan analisis kritis.

Saat kita merasa didholimi dengan ketidakadilan, jangan merasa sedih. Karena itulah  sebagian ujian dari sebuah perjalanan hidup. Ketidakadilan janganlah membuat kita terpuruk, namun seharusnya membuat kita semakin maju karena berusaha untuk menegakkan keadilan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya Jawab Tentang Kepenulisan

1.     Bagaimana cara untuk mulai menulis ? Apabila ditanya cara untuk memulai menulis, tentunya ini bukanlah hal yang terlalu teoritis. Setiap penulis punya cara tersendiri untuk memulai menulis dan mungkin cara mereka juga berbeda-beda. Ada yang memulai dengan menuliskan idenya di kertas dan membuat kerangkanya, ada yang langsung mengetik di komputer, ada yang mencari target lomba menulis terlebih dahulu, ada pula yang mempunyai banyak ide, namun susah menuliskannya sebelum berdiskusi. Nah, saya juga punya tips sendiri untuk memulai menulis. Inilah cara yang kerap kali saya terapkan ketika memulai menulis. a. Menuliskan target Menurut pengalaman saya, inilah cara yang paling ampuh untuk memulai menulis, terutama untuk penulis pemula. Dengan menuliskan target, maka secara tidak langsung akan memaksa dan membiasakan diri kita untuk menulis. Saya biasanya menulis target menulis terdekat di buku khusus untuk beberapa bulan ke depan. Apa yang saya tulis ialah da...

Profil Singkat Eka Imbia Agus Diartika untuk FIM 21

Kolaborasi tentunya menjadi hal mutlak agar kita dapat berkembang. Menjadi bagian dari Forum Indonesia Muda (FIM) ialah mimpi saya sejak 2 tahun yang lalu, 2017. Pada tahun tersebut, saya sudah mendaftarkan diri pada FIM 19, namun sayangnya, saat itu masih terhalang jarak karena saya masih berada di Malaysia dalam program PPL Internasional. Tahun ini, saya kembali membulatkan tekad untuk bisa menjadi bagian dari keluarga FIM. Untuk menjadi bagian dari FIM, tentunya dibutuhkan persiapan yang sangat matang. Di balik kegagalan saya untuk menjadi bagian dari FIM tahun 2017, saya percaya bahwa saya masih diberikan kesempatan untuk terus menggali potensi yang saya miliki dan terus memperbaiki diri, sehingga untuk FIM 21 ini saya memilih jalur Young Expert. Terlahir di sebuah kabupaten kecil di Jawa Timur, yaitu Trenggalek, menjadikan saya terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Sejak kecil, kedua orangtua saya selalu menanamkan arti perjuangan. Ayah selalu membiasakan saya untuk bekerja ke...

KERJAKAN SESUATU YANG BERMANFAAT

Bismillah. Sahabat, marilah sejenak mengingat-ingat segala hal yang telah kita lakukan hari ini. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Kita semua tahu, waktu yang telah berlalu tak akan mungkin bisa kembali. Tak mungkin bisa berulang. Dan apapun yang telah kita lakukan, semua pasti diawasi oleh-Nya. Tiada lekang oleh penilaian-Nya, dan semuanya pasti akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Lalu, hal apakah yang telah kita perbuat hari ini? Apakah hal yang penuh kebermanfaatan ataukah sebaliknya? Apakah di sela waktu tersebut selalu terselip nama-Nya dalam dzikir kita? Apakah telah terbaca merdu kalam-Nya pada setiap waktu yang dianugerahkan-Nya? Apakah kita telah meninggalkan hal yang tak bermanfaat untuk setiap detiknya? Marilah kita bersama bermuhasabah. Atas setiap detik waktu yang diberi. Atas setiap degup jantung yang berdetak. Atas setiap nafas yang berhembus. Karena semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya. Marilah kita manfaatkan segala kesempatan yang ad...