Langsung ke konten utama

Catatan Sore Hari: Mengapa banyak perempuan yang masuk neraka?

Wahai saudariku.

Seperti sudah menjadi sebuah kebiasaan bagi perempuan, yaitu Ghibah. Sebuah kisah di suatu senja, tatkala udara dingin menyapa ditemani dengan rintikan hujan yang tak begitu deras, kusempatkan untuk keluar rumah sekedar untuk membeli makanan. Di sebuah warung yang tak jauh dari rumahku, aku hanya berniat untuk membeli mie goreng. Sembari menunggu ibu penjual melayaniku, terpaksa telingaku mendengar sebuah percakapan singkat antara seorang wanita setengah baya yang tengah membeli beras dengan sang penjual, yang juga seorang wanita seumurannya. Dari percakapan tersebut aku sudah bisa menerka maksud dari pembicaraannya, tidak lain adalah membicarakan urusan orang lain yang sejatinya bukan urusannya namun seolah-olah menjadi urusannya dan semangat dalam membicarakannya. Padahal tidak memberi solusi, bisa jadi malah menambah masalah. Hatiku tergelitik, ingin segera menghentikan pembicaraan tersebut, namun mulut ini tak kuasa membuka. Masih saja diam membisu dengan sedikit senyuman yang sebenarnya agak kubuat-kuat. Memang inilah kebanyakan wanita. Di saat sudah bertemu dengan pasangan ngobrolnya pasti akan asyik membicarakan apapun, dan tak jarang pada ujung-ujungnya pembicaraannya menyangkut urusan orang lain, yang dibicarakan bukannya kebaikan orang lain namun malah kesalahan orang lain menurut pandangan mereka. Jika omongan tentang kesalahan tersebut benar maka itu ghibah. Ghibah itu laksana memakan bangkai daging saudaranya. Lalu jika omongan tersebut salah, maka itu fitnah dan sesungguhnya fitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan. Saudariku, ketika itu setan tertawa terbahak, sambil terus membisikkan kalimat-kalimat yang membuatmu semakin hanyut dalam godaannya. Tak sadarkah di sisi kita ada 2 malaikat yang selalu setia dan tunduk dengan perintah Rabbnya? Tak ingatkah jikalau ada Dzat yang Maha Mengetahui, yang Maha Melihat segala gerak-gerik kita, yang dhahir maupun yang batin? Ingatlah saudariku, setiap tingkah laku kita selalu direkam, baik perkataan yang keluar dari mulut kita, perbuatan yang dilakukan tangan ataupun kaki kita, dan semuanya itu tak lekang dari pandangan-Nya dan akan ditunjukkan kepada kita hasil rekam jejak selama kita hidup di dunia. Karena perbuatan baik ataupun buruk seberat butir sawipun pasti dipertimbangkan. Marilah sedikit flashback tentang kisah istri Abu Lahab yang telah diabadikan dalam Al-Quran, surat yang ke 111. Dalam ayat 4 QS.Al-Lahab, yang artinya “Dan begitu pula istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah)”, kelak akan masuk ke dalam api neraka yang bergejolak. Bukankah itu peringatan dari Alloh agar kita berhenti menyebar gosip yang tidak benar yang kelak dapat dikategorikan fitnah? Marilah sejenak berintopeksi diri. Berapa kali kita membicarakan kesalahan orang lain? Berapa kali kita membicarakan kebaikan yang pernah kita perbuat tanpa mengingat kesalahan yang kita perbuat? Marilah mencari kesalahan diri ini karena sungguh tak ada diri yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Alloh semata. Maka sungguh tak pantas diri yang sama-sama tak sempurna saling mencari ketidaksempurnaan antar sesamanya. Marilah kita saling menasehati dalam kebenaran dan berlomba-lomba dalam kebajikan “Fastabiqul Khoirot”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya Jawab Tentang Kepenulisan

1.     Bagaimana cara untuk mulai menulis ? Apabila ditanya cara untuk memulai menulis, tentunya ini bukanlah hal yang terlalu teoritis. Setiap penulis punya cara tersendiri untuk memulai menulis dan mungkin cara mereka juga berbeda-beda. Ada yang memulai dengan menuliskan idenya di kertas dan membuat kerangkanya, ada yang langsung mengetik di komputer, ada yang mencari target lomba menulis terlebih dahulu, ada pula yang mempunyai banyak ide, namun susah menuliskannya sebelum berdiskusi. Nah, saya juga punya tips sendiri untuk memulai menulis. Inilah cara yang kerap kali saya terapkan ketika memulai menulis. a. Menuliskan target Menurut pengalaman saya, inilah cara yang paling ampuh untuk memulai menulis, terutama untuk penulis pemula. Dengan menuliskan target, maka secara tidak langsung akan memaksa dan membiasakan diri kita untuk menulis. Saya biasanya menulis target menulis terdekat di buku khusus untuk beberapa bulan ke depan. Apa yang saya tulis ialah da...

Profil Singkat Eka Imbia Agus Diartika untuk FIM 21

Kolaborasi tentunya menjadi hal mutlak agar kita dapat berkembang. Menjadi bagian dari Forum Indonesia Muda (FIM) ialah mimpi saya sejak 2 tahun yang lalu, 2017. Pada tahun tersebut, saya sudah mendaftarkan diri pada FIM 19, namun sayangnya, saat itu masih terhalang jarak karena saya masih berada di Malaysia dalam program PPL Internasional. Tahun ini, saya kembali membulatkan tekad untuk bisa menjadi bagian dari keluarga FIM. Untuk menjadi bagian dari FIM, tentunya dibutuhkan persiapan yang sangat matang. Di balik kegagalan saya untuk menjadi bagian dari FIM tahun 2017, saya percaya bahwa saya masih diberikan kesempatan untuk terus menggali potensi yang saya miliki dan terus memperbaiki diri, sehingga untuk FIM 21 ini saya memilih jalur Young Expert. Terlahir di sebuah kabupaten kecil di Jawa Timur, yaitu Trenggalek, menjadikan saya terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Sejak kecil, kedua orangtua saya selalu menanamkan arti perjuangan. Ayah selalu membiasakan saya untuk bekerja ke...

KERJAKAN SESUATU YANG BERMANFAAT

Bismillah. Sahabat, marilah sejenak mengingat-ingat segala hal yang telah kita lakukan hari ini. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Kita semua tahu, waktu yang telah berlalu tak akan mungkin bisa kembali. Tak mungkin bisa berulang. Dan apapun yang telah kita lakukan, semua pasti diawasi oleh-Nya. Tiada lekang oleh penilaian-Nya, dan semuanya pasti akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Lalu, hal apakah yang telah kita perbuat hari ini? Apakah hal yang penuh kebermanfaatan ataukah sebaliknya? Apakah di sela waktu tersebut selalu terselip nama-Nya dalam dzikir kita? Apakah telah terbaca merdu kalam-Nya pada setiap waktu yang dianugerahkan-Nya? Apakah kita telah meninggalkan hal yang tak bermanfaat untuk setiap detiknya? Marilah kita bersama bermuhasabah. Atas setiap detik waktu yang diberi. Atas setiap degup jantung yang berdetak. Atas setiap nafas yang berhembus. Karena semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya. Marilah kita manfaatkan segala kesempatan yang ad...