Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Belum Terlambat

Tak banyak orang yang mengkritikku. Hanya ada beberapa. Itupun karena aku minta. Dan kalau yang suka rela itu biasanya hanya orang terdekatku, terutama adikku, yang ceplas-ceplos dan nyebelin, tetapi suka bener wkwk. Ya begitulah kalau sama adik sendiri haha. Meski begitu, aku juga masih begini-begini saja. Namun, setidaknya ada kritikan dari 2 orang temanku yang sangat mengena setelah aku merenungi dalam-dalam. Beginilah intinya, "Mbak Eka itu banyak keinginan, tetapi mudah menyerah. Kurang ambisius dalam mencapainya. Mudah mengalah dan pasrah". Awalnya biasa saja. Ah, memang mungkin itu kekuranganku. Tetapi, lambat laun aku berpikir, hal seperti ini akan sangat merugikan diriku sendiri. Tanpa target yang jelas. Tanpa cita-cita yang tinggi. Tanpa azzam yang kuat. Sungguh melenakan dan melemahkan potensi. Aku teringat ucapan dosenku, saat aku ta'lim di rumah beliau. Kita ini semua merugi, kecuali orang-orang beriman, yang beramal shaleh, saling menasehati dalam kebaikan, ...

Waktuku Sia-Sia

Hampir seharian ini waktuku habis untuk merenung. Merenungi tentang "apa tujuan hidupku?" Kadang, waktuku habis sia-sia, hanya untuk overthinking, memikirkan hal yang seharusnya tidak perlu dipikirkan. Kadang, waktuku habis untuk membanding-bandingkan dengan orang lain, merenungi setiap komentar orang lain yang tak sepenuhnya ada manfaat untukku. Hanya buang-buang waktu. Kadang pula, aku hanya sibuk melihat kesuksesan orang lain. Ada teman yang sudah hafal 10 juz, aku iri. Ada teman yang pandai dalam mengajarkan Al-Qur'an, aku pun iri. Tapi sayang, hanya sekadar iri.  Tak jarang berujung pada keinginan dan cita-cita untuk menjadi seperti itu pula. Namun, seringkali hanya berujung pada keinginan, tidak ada ambisi dan usaha untuk mencapainya dengan kesungguhan. Atau bahkan, aku tiba-tiba merasa insecure, tidak percaya diri. Belum mencoba, sudah berkata, "Ah, aku tidak bisa. Ini sulit bagiku". Waktuku habis untuk hal-hal demikian. Hingga aku tak banyak berkembang k...

Adalah Kamu

Beberapa saat yang lalu, saya bersih-bersih kamar. Menemukan banyak kenangan semasa SMA. Mulai dari buku catatan sekolah, puisi-puisi, kalimat-kalimat motivasi, cerpen-cerpen tulisan saya, hingga lembaran kertas berisi mimpi-mimpi saya. Dan tadi, entah mengapa saya tertarik untuk mengambil kertas mimpi saya. Berisi 50 mimpi yang saya tuliskan saat saya masih kelas X SMA. Saya perhatikan lamat-lamat. Satu persatu saya baca ulang. Sesekali ingin tertawa ketika membacanya. Mimpi saya yang konyol ialah saya ingin makan coklat sepuasnya di negara-negara Eropa. Lalu yang kedua, saya ingin punya kebun stroberi. Dari rentetan mimpiku semasa SMA, tak ada yang mimpi besar. Semua biasa-biasa saja. Sangat standar, bahkan abstrak.  Begitulah saya pada saat itu. Tak ada pikiran untuk bermimpi besar. Itupun saya menuliskannya ketika mendapatkan tugas dari murabbi liqo saya, bukan keinginan saya sendiri. *** Mencermati mimpi saya di masa SMA, saya kemudian merenung. Kemudian saya pun membandingkan...