Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

Laa Tahzan

Terkadang kita merasa didholimi oleh kebenaran sejati karena yang salah dianggap benar . Sejenak teringat kejadian beberapa hari yang lalu. Secuil cerita dari temanku. “Aku menyaksikan ketidakadilan, namun aku belum mampu memberantasnya. Bukannya tak terima diperlakukan tidak adil, namun dengan demikian sama halnya aku belum mampu menegakkan keadilan.” Mungkin itulah kalimat yang bisa kutangkap dari perkataan yang dilontarkan oleh temanku. Dalam hidup keadilan tak selamanya berpihak pada kita. Ada kalanya kita merasa diperlakukan tidak adil, kita yang benar disalahkan, dan yang salah malah dibenarkan. Itulah skenario dalam hidup. Itulah ujian bagi kita. Ibaratkan hidup dengan sebuah perjalanan. Tak mungkin kita hidup dengan jalan yang selamanya mulus dan lurus, pasti kadang ada jalan yang berbatu, jalan yang menanjak naik, ada jalan yang turun melandai, ada jalan yang berliku-liku, dsb. Hidup tanpa ujian dan cobaan mungkin akan terasa hambar karena hidup memang butuh bumbu agar ki...

Catatan Sore Hari: Mengapa banyak perempuan yang masuk neraka?

Wahai saudariku. Seperti sudah menjadi sebuah kebiasaan bagi perempuan, yaitu Ghibah. Sebuah kisah di suatu senja, tatkala udara dingin menyapa ditemani dengan rintikan hujan yang tak begitu deras, kusempatkan untuk keluar rumah sekedar untuk membeli makanan. Di sebuah warung yang tak jauh dari rumahku, aku hanya berniat untuk membeli mie goreng. Sembari menunggu ibu penjual melayaniku, terpaksa telingaku mendengar sebuah percakapan singkat antara seorang wanita setengah baya yang tengah membeli beras dengan sang penjual, yang juga seorang wanita seumurannya. Dari percakapan tersebut aku sudah bisa menerka maksud dari pembicaraannya, tidak lain adalah membicarakan urusan orang lain yang sejatinya bukan urusannya namun seolah-olah menjadi urusannya dan semangat dalam membicarakannya. Padahal tidak memberi solusi, bisa jadi malah menambah masalah. Hatiku tergelitik, ingin segera menghentikan pembicaraan tersebut, namun mulut ini tak kuasa membuka. Masih saja diam membisu dengan sedi...