Seketika, gigil rindu semakin merajai Mengalir lembut, mengisi kekosongan hati Seketika, gigil rindu menghadirkan kehangatan kasihnya kembali Menghadirkan paras ayunya, meski hanya dalam bayang ilusi Menyemai rasa, mendamaikan jiwa yang telah lama tak dibersamai Namun sayang, Aku bukanlah perindu yang ahli mengekspresikan mimik Aku bukanlah perindu yang ahli merangkai kata puitis Biarlah aku merindu dengan cara tak biasaku Merindu dalam untaian doa-doaku Merindu dalam iringan harapan kebaikan untukmu Satu rindu untukmu, Ibu
Halo teman-teman. Aku Eka. Seorang introvert yang suka bercerita lewat tulisan, meskipun kadang tidak begitu penting, tapi tetep ditulis juga. Semoga bermanfaat ya.