Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Merindu

Seketika, gigil rindu semakin merajai Mengalir lembut, mengisi kekosongan hati Seketika, gigil rindu menghadirkan kehangatan kasihnya kembali Menghadirkan paras ayunya, meski hanya dalam bayang ilusi Menyemai rasa, mendamaikan jiwa yang telah lama tak dibersamai Namun sayang, Aku bukanlah perindu yang ahli mengekspresikan mimik Aku bukanlah perindu yang ahli merangkai kata puitis Biarlah aku merindu dengan cara tak biasaku Merindu dalam untaian doa-doaku Merindu dalam iringan harapan kebaikan untukmu Satu rindu untukmu, Ibu

Ibuku

Oleh: Eka Imbia Agus Diartika Ibuku, sang guru pertamaku mengajariku segala hal yang masih asing bagiku mengenalkanku pada Tuhan yang Maha Satu mengingatkanku pada dunia yang penuh senda gurau Ibuku, pelita hatiku yang mengajariku makna syukur mengajariku tuk selalu bertafakur membimbingku agar jauh dari takabbur Ibuku, sang bidadari hatiku yang membersamaiku di setiap detik waktu menguatkanku ketika hati mulai ragu menghiburku ketika masalah hadir tak menentu memberi kehangatan peluk ketika aku tengah merindu Ibuku, perempuan hebatku darimu aku belajar tentang keikhlasan belajar kesederhanaan belajar tentang kesabaran belajar memaknai arti kehidupan Biodata Nama               : Eka Imbia Agus Diartika Instansi            : Universitas Negeri Malang Nomor HP       : 085704375455

Menghargai Pencapaian adalah Salah Satu Caramu untuk Bersyukur

Pernahkah kita terus merasa kurang atas apa-apa yang telah kita capai? Entah itu rezeki, sekolah, ataupun prestasi. Terkadang kita sering kali membanding-bandingkan apa yang kita miliki dengan orang lain, yang seringkali bisa menimbulkan rasa iri atau bahkan dendam. Lalu, apakah salah jika kita menginginkan suatu capaian orang lain? Tidak, itu tidak salah. Itulah hal yang wajar. Apalagi jika yang kita inginkan dari orang lain itu adalah kebaikan. Namun, sesekali juga hargailah pencapaian kita. Apakah pencapaian kita sudah sesuai target yang kita tetapkan? Ataukah masih perlu ditingkatkan? Tentu saja setiap orang punya standar masing-masing dalam mencapai targetnya. Cukuplah menjadi diri sendiri yang terus berkembang. Jadilah pribadi yang terus menerus berproses menuju kebaikan. Jika membandingkannya dengan orang lain akan membuatmu iri, maka cukup bandingkan dirimu saat ini dengan dirimu pada masa lalu. Teruslah bermuhasabah dan memperbaiki diri.

Masyarakat dan Pemerintah Perlu Bersinergi untuk Mewujudkan Indonesia Bebas Sampah

Sampah adalah bahan buangan dari kegiatan rumah tangga, komersial, industri atau aktivitas lainnya yang dilakukan oleh manusia. Dengan demikian, sampah merupakan hasil samping dari aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai atau tidak dibutuhkan lagi. Apabila sampah tidak dikelola dengan baik, maka akan mengakibatkan pencemaran tanah dan air, menimbulkan bau yang tidak sedap, mengganggu keindahan lingkungan, serta menjadi sarang binatang, bakteri, atau virus penyebab penyakit. 1 Permasalahan sampah di Indonesia, terutama di daerah perkotaan tak kunjung ada solusinya. Produksi sampah di Indonesia kian hari kian meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Mirisnya, lahan untuk menampung sampah kian hari kian menipis. Hal inilah yang menyebabkan tumpukan sampah di Indonesia semakin meningkat, pemukiman kumuh, dan kesehatan terganggu. Sumber: http://www.beritasatu.com/megapolitan/244334-sampah-menumpuk-djarot-tegur-dinas-kebersihan-dan-pd-pasar-jaya.html Seperti dat...