MA’RIFATULLOH DAN MA’RIFATURROSUL

Ajaran pokok dari aqidah Islam adalah Ma’rifatulloh dan Ma’rifaturrosul. Oleh karena itu  perkara ini wajib diketahui pertama kali. Seseorang belum dikatakan beriman ketika belum mengimani Alloh dan Rasul-Nya dengan benar serta ibadahnya tidak sah. Al-Imam al Ghazali mengatakan: “Tidak sah ibadah seseorang kecuali setelah mengenal Alloh dengan benar”.
A.  Ma’rifatulloh
Ma’rifatulloh adalah mengenali Alloh dengan meyakini bahwa Alloh itu ada sebelum makhluknya (Al-Awwal). Maa’rifatulloh bukanlah mengenali dzat Alloh, karena hal ini tidak mungkin terjangkau oleh kapasitas manusia yang terbatas. Seseorang yang dianggap mengenal Alloh jika ia telah mengenali asma’ (nama) Alloh, sifat Alloh, dan af’al (perbuatan) Alloh yang terlihat dalam ciptaan-Nya. Dengan bekal pengetahuan itu, ia menunjukkan sikap shidq, ikhlas, menjauhi perbuatan tercela, sabar, berdakwah,dan membersihkan dakwah dari subjektivitas. Figur utama dalam ma’rifatulloh adalah Rasululloh SAW. Selanjutnya adalah ulama amilun (ulama yang mengamalkan ilmunya).
Menurut Ibn Al-Qayyim: Ma’rifatulloh yang dimaksudkan oleh ahlul ma’rifah (orang-orang yang mengenali Alloh) adalah ilmu yang membuat seseorang melakukan apa yang menjadi kewajiban bagi dirinya dan konsekuensi pengenalannya”. Ma’rifatulloh juga dimaknai dengan pengenalan terhadap jalan yang mengantarkan manusia dekat dengan Alloh.
Orang yang mengenali Alloh dengan benar adalah orang yang mengisi hari-harinya dengan beribadah. Ada sebagian ulama yang mengatakan: “Duduk si sisi orang yang mengenal Alloh akan mengajak kita kepada enam hal dan berpaling dari enam hal, yaitu: dari ragu menjadi yakin, dari riya menjadi ikhlas, dari ghaflah (lalai) menjadi ingat, dari cinta dunia menjadi cinta akhirat, dari sombong menjadi tawadhu’, dari buruk hati menjadi nasehat”.
Ma’rifatulloh adalah puncak kesadaran yang akan menentukan perjalanan hidup manusia selanjutnya. Ma’rifatulloh adalah asas (landasan) perjalanan ruhiyyah (spiritual) manusia secara keseluruhan. Nabi bersabda: “Amat mengherankan urusan mukmin itu, dan tidak terdapat pada siapapun selain mukmin, jika ditimpa musibah ia bersabar dan jika diberi karunia ia bersyukur” (HR.Muslim). Ma’rifatulloh mendorong manusia ma’rifaturrosul (mengenal Rasul) dan mengenali perjalanan hidupnya.
B.  Ma’rifaturrosul
Ma’rifaturrosul berarti mengenal Rasul yaitu mengetahui dan meyakini bahwasanya Muhammad adalah Rasul Alloh, penyampai ajaran Alloh, beliau benar di dalam menyampaikan ajaran dalam hal Iijab (mewajibkan suatu perkara) dan Tahrim (mrengharamkan suatu perkara), serta benar dalam mengabarkan peristiwa di masa lampau dan yang akan datang (alam barzakh dan akhirat). Ma’rifaturrosul merupakan bahasan yang sangat penting untuk membentuk kepribadian muslim.
Dalam kalimat syahadat kesaksiannya yang pertama adalah keyakinan pada Alloh yang Esa, dan yang kedua adalah kesaksian terhadap Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul (utusan) Alloh. Mengenal Rasul merupakan suatu keharusan bagi umat muslim karena masa kini mereka tidak hidup bersama dengan Rasul, namun mereka harus mengimaninya. Inilah cara menghayati syahadatain.
Ibnu Qoyyim menerangkan bahwa kebutuhan manusia yang utama adalah mengenal para Rasul dan ajaran yang dibawanya, percaya akan berita yang disampaikannya dan taat terhadap apa yang diperintahkannya, sebab tidak ada kebahagiaan dan keberhasilan tanpa tuntunan para Rasul.
Sumber:


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tanya Jawab Tentang Kepenulisan

Berbagi Kebaikan dengan Caraku (Eka Imbia Agus Diartika)

Mengapa Anak Perlu Belajar dari Alam Sekitar?