Postingan

Lebaran Bukan Ajang untuk "Pelabelan" Anak

Sejak punya anak, aku merasa lebih sensitif. Apakah memang bawaan ibu-ibu seperti itu? Atau memang kondisinya yang tidak mengenakkan? Saat lebaran, sudah menjadi kebiasaan kita keliling sanak saudara, tetangga, kolega dsb, dengan tujuan untuk saling silaturahmi dan bermaaf-maafan. Di momen itu pula, sering kali muncul pertanyaan "KAPAN?" yang tidak mengenakkan, pun terntaya muncul hal baru, yaitu "PELABELAN". Utamanya setelah punya anak ini, mereka yang jarang ketemu dengan anakku, atau bahkan baru ketemu sekali waktu lebaran langsung dengan mudahnya melabeli anakku dengan hal-hal yang cukup menyakiti hatiku. Inilah beberapa contoh pelabelan ke anakku yang sesungguhnya membuat hatiku yang sensitif ini merasa sakit :( "Waah, anaknya semakin gembul pipinya, bunder, tapi kok gak tinggi?" Mereka yang ngomong gitu kan gatau berapa BB dan TB anakku, cuma lihat dari perawakan. Padahal, aku selalu mengukurnya per bulan. Dan alhamdulillah, masih masuk garis hijau,

Sejak Punya Anak Jam Tidur Berkurang

Gambar
Bunda-bunda pasti setelah punya anak merasakan kurangnya jam tidur ya. Mungkin dulu waktu masih gadis atau masih saat hamil sangat mudah untuk menentukan waktu tidur kita, ya pokok ngantuk, kita bisa tidur. Tapi, sekarang sejak punya anak, kita harus merelakan waktu tidur kita untuk menjaga anak ya. Kadang siang hari juga tidak sempat tidur karena jaga anak, pas anak tidur kita mengerjakan pekerjaan rumah lain. Kadang malam hari juga sering terbangun, mungkin karena anak nangis, anak ganti popok, anak minta susu, dsb. Hal ini yang terkadang membuat saya insomnia. Niat hati udah mau tidur, bangun mendekati subuh, eh si bayi bangun-bangun di malam harinya. Alhasil udah ga ngantuk lagi dan susah tidur padahal baru tidur sekitar 3-4 jam. Kayaknya relate ya sama bunda-bunda sekalian. Kalau saya amati pola tidur saya juga banyak berubah, menyesuaikan bayi. Kadang kita udah ngantuk berat, tapi si bayi masih ngajak main. Yaa, mau ga mau kita belum bisa tidur. Kayaknya kalau saya hitung-hitung,

Hal-Hal yang Harus Bunda Tanyakan Ketika Konsultasi ke Konselor Laktasi

Halo teman-teman, pengalaman aku dulu, di awal belum bisa mengasihi dengan lancar. Nah aku minta bantuan konselor laktasi untuk membantu proses menyusuiku. Kebetulan aku konsul online ya. Sebelum konsul, bunda sebaiknya menyiapkan dulu pertanyaannya supaya bisa lebih lancar pas konsultasi. Karena kan waktu konsulnya terbatas. Sayang sekali kalau pas waktu konsul terbuang sia-sia. Sebelum konsul pasti konselornya tanya dulu alasan mengapa kok konsul? Masalahnya apa aja? Silahkan bunda ceritakan semua masalah dan kondisi bunda dan bayi terkait pemberian asi. Baru setelah itu bisa tanya jawab. Berikut ini beberapa pertanyaan yang bisa bunda tanyakan ya. 1. Apakah bayi akan baik-baik saja jika tidak minum asi di awal kehidupannya? Berapa lama bayi bisa bertahan? 2. Mengapa asi saya belum keluar pasca bayi lahir? Bagaimana cara mempercepat supaya asi bisa keluar? 3. Bayi saya terlanjur kenal dot, lalu sekarang sedang bingung puting. Bagaimana cara mengatasinya? 4. Bayi saya nangis terus ket

Merawat Sastra Puisi dalam Kehidupan

Puisi sebagai bentuk seni dan ekspresi tertulis tertua dalam sejarah manusia. Puisi telah membawa kita melalui perjalanan panjang ke dalam pemikiran, perasaan, dan pengalaman. Meskipun begitu, dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali sibuk dan berfokus pada tuntutan dunia modern. Puisi seringkali terpinggirkan, dianggap sebagai aspek eksklusif dan terpisah dari rutinitas kita. Puisi seringkali dianggap sebagai sesuatu yang tidak begitu berharga, banyak ditemukan dalam antologi di rak perpustakaan, namun tidak begitu banyak yang menyentuhnya. Menurut Fitriani & Huda (2022), anak muda tidak begitu tertarik dalam menulis maupun membaca puisi karena rendahnya motivasi, perasaan, dan minatnya terhadap jenis sastra ini. Selain itu, remaja saat ini lebih tertarik terhadap bahasa asing dibandingkan karya sastra Indonesia. Sebagian mereka juga berpikir, bahwa karya sastra Indonesia seperti puisi dinilai alay dan tidak sesuai dengan zamannya (Radar Karawang, 2018). Padahal, puis

Tanya Jawab Tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI)

Tanya Jawab Tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Sebelum saya menulis Q n A mengenai ASI, disclaimer dulu ya. Ini berdasarkan pengalaman dan kapasitas saya sebagai ibu baru (bukan dokter, bukan konselor laktasi), jadi mungkin gak teoritis banget ya.  1. Apa saja makanan yang dapat membantu meningkatkan produksi ASI? Sebenernya kalau bicara makanan untuk meningkatkan produksi ASI, menurut saya bukan hanya terfokus pada suplemen tertentu saja ya, namun harus juga memperhatikan kelengkapan makanan yang kita konsumsi. Bunda-bunda bisa cek di buku KIA berapa porsi makan untuk busui, yang jelas harus memenuhi unsur karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayuran, dan lemak sehat. Nah jika sudah memenuhi makanan lengkap isi piring busui, barulah kita bisa menambahkan suplemen tertentu untuk pelancar asi. Mungkin tiap orang bisa beda-beda ya. Mungkin ada yang ditambah sayurannya, atau konsumsi kapsul suplemen daun katuk dan kelor. Alhamdulillah kalau saya cocok pakai mom uung (tidak promo

Bukan apa-apa

Perasaan rendah diri kadang muncul tiba-tiba Merasa tidak berharga Merasa bukan siapa-siapa Merasa tidak punya peran apa-apa Terkadang lelah juga jika kita terus menyela Bukankah Allah menciptakan kita dengan sebaik-baiknya?

Suarakan Lingkungan: Peran Sentral Perempuan dalam Keberlanjutan

Penulis: Eka Imbia Agus Diartika, M.Pd "Sejak menikah, saya merasakan perubahan drastis dalam hidup saya. Dulu, saya termasuk aktivis perempuan di bidang lingkungan hidup, sering mengikuti kegiatan di luar kota, bahkan masih ber mimpi untuk menyuarakan isu lingkungan hidup di luar negeri", ucap salah satu perempuan ketika sedang menceritakan keluhannya kepada saya. Saya merasa iba. Mengapa sering kali peran sentral perempuan di berbagai bidang harus rela dilepaskan ketika mereka berstatus sebagai istri atau ibu. Tidak hanya di bidang lingkungan, namun di beberapa bidang lain juga demikian. Hal serupa juga saya rasakan. Saya beberapa kali mengikuti forum tentang lingkungan, sekitar 85% peserta maupun pengisi acara juga didominasi oleh golongan laki-laki. Hal ini juga selaras dengan pidato yang disampaikan oleh UN Nation ketika membahas keterkaitan perempuan dan perubahan iklim. Bahwa d i mana pun, perempuan menghadapi ancaman terbesar dan kerugian terdalam. Perempuan ma